Rahasia Meraih Sukses Tanpa Henti (Bagian 4)

Hidup Seimbang adalah Kesuksesan

Mengapa kesuksesan itu berarti hidup seimbang? Paling tidak ada tiga alasan yang mendasarinya :

1. Hidup seimbang membuat Anda terbebas dari berbagai masalah yang tidak perlu terjadi.

Jika hidup Anda seimbang, Anda akan terbebas dari berbagai masalah. Sesungguhnya masalah itu muncul dari ketidakseimbangan. Misalnya, masalah kegemukan muncul karena ketidakseimbangan antara makan dengan olahraga. Masalah keluarga muncul karena ketidakseimbangan antara waktu untuk keluarga dan waktu untuk kegiatan lain. Masalah ekonomi muncul karena ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Masalah permusuhan dengan orang lain muncul karena ketidakseimbangan antara memahami dan dipahami oleh orang lain. Dengan hidup seimbang Anda bersikap preventif. Mencegah masalah sebelum masalah tersebut terjadi.

2. Hidup seimbang membuat perasaan Anda tenteram dan bahagia.

Perasaan tenteram dan bahagia terkait dengan keseimbangan. Coba Anda lihat pemandangan yang indah (karena teksturnya yang seimbang), maka Anda akan merasakan perasaan yang tenteram dan bahagia. Coba Anda dengarkan lagu yang merdu (karena nadanya yang harmonis), maka Anda akan merasa senang. Jika Anda hidup dengan seimbang, alam (hukum alam) akan membantu Anda untuk merasakan ketenteraman dan kebahagiaan. Hal itu karena Anda hidup selaras dengan hukum keseimbangan alam.

3. Hidup seimbang membuat Anda dapat mengembangkan potensi.
Manusia hidup dengan berbagai potensi. Potensi itu dapat berkembang jika disemai dalam ‘tanah’ yang tepat. ‘Tanah’ itu adalah hidup yang seimbang. Persis seperti tanaman yang akan tumbuh subur jika ditanam pada tanah dengan kandungan mineral yang seimbang. Potensi yang berkembang akan membuat Anda merasa lebih puas dan bahagia karena kebutuhan Anda untuk beraktualisasi diri dapat tercapai.

4. Hidup seimbang membuat Anda tidak menyesal meninggalkan dunia.

Jika Anda hidup seimbang, Anda akan mengalami perasaan tenteram dan bahagia sampai Anda dipanggil Tuhan kelak. Anda tidak akan menyesal meninggalkan dunia ini karena Anda tahu telah melaksanakan seluruh hak Anda dengan baik. Tidak ada orang yang Anda sakiti atau Anda abaikan. Anda juga merasa telah menjadi hamba Tuhan yang baik karena tidak menyia-nyiakan umur Anda untuk merusak diri sendiri dan orang lain. Anda akan pulang ke ‘rumah Tuhan’ dengan hati puas dan rida.

Empat hal inilah yang akan dialami oleh mereka yang hidupnya seimbang. Mereka menjadi orang yang sukses karena hidupnya seimbang. Sebaliknya, orang yang hidupnya tidak seimbang adalah orang yang gagal dalam hidup, walau ia kaya, tenar atau memiliki jabatan yang tinggi. Kekayaan, popularitas dan kedudukan yang tinggi tidak membantu seseorang untuk merasakan keempat hal diatas, jika ia gagal menyeimbangkan hidupnya.

Anda mungkin bertanya, adakah contoh orang yang sukses karena hidupnya yang seimbang? Tentu saja banyak contohnya. Mereka adalah para nabi dan rasul, ulama, orang-orang saleh dan para pahlawan. Kalau kita ingin menyebut namanya, beberapa diantaranya bisa disebutkan disini : Nabi Muhammad, keempat khalifah sepeninggal Nabi Muhammad (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abu Tholib), para ulama seperti : Imam Malik, Syaf’i, Hambali, Hanafi, Nawawi, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain.

Para pahlawan pembela kebenaran, seperti Sholahudin Al Ayyubi, Omar Mukhtar, Sanusi, Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, dan lain-lain. Belum lagi dari orang-orang yang tidak terkenal, tapi sebetulnya ada di sekeliling kita karena mereka berhasil hidup dengan seimbang. Ingat! Hidup yang seimbang tidak mengharuskan seorang itu kaya, tenar atau berkedudukan. Bahkan mungkin ia berasal dari orang yang miskin, tidak terkenal atau jabatannya rendah, tapi ia lebih sukses hidupnya daripada orang yang kaya, tenar atau berkedudukan namun hidupnya tidak seimbang.

Orang yang hidupnya seimbang akan mengalami kesuksesan tanpa henti karena sukses bukan lagi dilihat sebagai tujuan, tapi proses. Anda akan jarang sekali mengalami kesuksesan jika sukses itu merupakan tujuan. Apalagi jika sukses itu Anda anggap sebagai tujuan yang besar, seperti memperoleh harta yang banyak, popularitas yang melangit dan jabatan setinggi-tingginya. Namun jika sukses adalah proses, maka Anda akan lebih mudah mencapainya dan akan lebih sering mengalaminya. Bahkan bisa menjadi sukses tanpa henti jika Anda terus menjaga kesuksesan itu, yakni dengan menjaga keseimbangan hidup Anda.

Indikasi Hidup yang Seimbang

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui apakah hidup Anda sudah seimbang? Apa indikasi dari hidup yang seimbang itu, sehingga Anda dapat mengevaluasinya dalam kehidupan sehari-hari? Memang, ada beberapa indikator dari kehidupan yang seimbang. Jika Anda memiliki satu dari beberapa indikator di bawah ini bisa dikatakan hidup Anda telah seimbang, yaitu :

1. Anda telah menyediakan kualitas waktu yang cukup untuk menjalankan peran Anda

Yang dimaksud hidup seimbang bukan berarti Anda menyediakan kuantitas (jumlah) waktu yang sama untuk setiap peran hidup Anda. Misalnya, waktu untuk peran sebagai karyawan 8 jam berarti waktu untuk menjalankan peran sebagai ayah/suami bagi keluarga juga harus 8 jam. Bukan begitu yang dimaksud hidup yang seimbang. Sebab pada prakteknya sulit bagi kita menyediakan waktu sama banyaknya untuk setiap peran hidup kita. Yang penting bukan berapa banyak (kuantitas) waktu yang Anda sediakan untuk setiap peran, tapi seberapa kualitas (mutu) yang Anda sediakan untuk menjalankan suatu peran. Walau Anda hanya menyediakan waktu untuk keluarga sehari 2 jam (karena Anda sibuk bekerja), tapi kualitas hubungan yang Anda lakukan sudah dirasakan cukup oleh keluarga Anda, maka Anda sudah menjalankan peran tersebut dengan baik.

Kualitas hubungan yang cukup ditandai dengan tidak adanya komplain (protes) dari orang yang Anda layani. Jadi yang penting bagi Anda dalam menjaga keseimbangan hidup adalah menjaga kualitas hubungan dari masing-masing peran dalam hidup Anda.

Begitu pula untuk keseimbangan internal. Bukan berarti menyediakan jumlah waktu yang sama untuk masing-masing dimensi dari diri Anda (fisik, mental, spritual dan emosional), tapi memberikan kualitas waktu yang cukup kepada masing-masing dimensi agar dapat berkembang secara optimal. Misalnya untuk olahraga (sebagai hak dari dimensi fisik) setiap harinya cukup 15 menit, tapi untuk membaca (sebagai hak dari dimesi mental) waktunya mungkin tidak cukup 15 menit, tapi 30-60 menit. Jadi masing-masing dimensi pada diri Anda mempunyai jumlah waktu yang berbeda untuk pemenuhan haknya.

Ketidakseimbangan dalam memenuhi hak dari setiap dimensi diri Anda biasanya ditandai dengan munculnya gejala ‘ketidakberesan’ dalam dimensi tersebut. Sebagai contoh, ketika Anda terserang flu berarti hal itu merupakan gejala bahwa Anda perlu lebih memperhatikan hak dari dimensi fisik Anda (Anda perlu lebih memperhatikan kesehatan fisik Anda). Jika Anda sering ketinggalan informasi dan sering tidak nyambung ketika ada orang yang berbicara mungkin itu merupakan gejala dari perlunya Anda lebih memperhatikan hak dari dimensi mental Anda (Anda perlu lebih banyak belajar dan membaca). Jika Anda sering merasa sakit hati dan dengki dengan orang lain mungkin itu merupakan gejala dari ‘kurang beresnya’ dimensi emosional Anda (Anda perlu mengasah perasaan Anda). Lalu jika Anda sering merasa kesepian dan kegersangan hati mungkin itu merupakan gejala dari ‘kurang beresnya’ dimensi spritual Anda (Anda perlu memperbanyak ibadah kepada Tuhan).

2. Tidak ada keluhan terus menerus dari orang-orang di sekitar Anda

Indikator lainnya dari hidup yang seimbang adalah ketika orang-orang di sekitar Anda tidak mengeluh secara berulang-ulang kepada Anda karena haknya untuk diperhatikan dan dilayani oleh Anda terasa kurang. Jika Anda menyediakan waktu yang sedikit untuk menjalankan sebagian peran Anda, tapi orang-orang yang Anda perlu penuhi haknya tidak mengeluh secara terus menerus, berarti Anda telah melayani peran tersebut dengan baik. Begitu pula jika keluhan tersebut hanya sesekali dan tidak begitu menunjukkan kekecewaan yang mendalam, maka hal itu masih dalam batas kewajaran. Belum menunjukkan bahwa peran Anda tidak terlayani dengan baik.

Jika ada orang yang mengeluh terus menerus kepada Anda karena haknya merasa terabaikan, maka Anda perlu menilainya dengan proporsional. Apakah keluhan tersebut masih dalam batas wajar atau tidak. Jika sudah berlebihan, Anda tak perlu melayaninya. Misalnya, sahabat Anda minta agar Anda menemaninya kemana pun ia pergi. Permintaan ini sudah berlebihan dan Anda tak perlu melayaninya. Karena kalau Anda layani, waktu Anda untuk melayani peran hidup yang lain akan terabaikan. Padahal Anda ingin agar semua peran hidup Anda terlayani dengan baik. Namun jika keluhan tersebut tidak berlebihan dan proporsional, maka Anda harus segera memenuhi hak-haknya agar hidup Anda kembali seimbang.

3. Tidak ada perasaan bersalah yang terus menerus yang Anda rasakan

Selain tidak ada keluhan, hidup yang seimbang juga ditandai dengan tidak adanya perasaan bersalah yang terus menerus dialami karena Anda merasa mengabaikan sebagian dari peran hidup Anda.

Namun hal ini juga perlu dinilai secara hati-hati oleh Anda apakah rasa bersalah itu obyektif atau tidak. Rasa bersalah yang obyektif muncul dari melanggar aturan yang bersumber dari nilai-nilai universal atau ajaran Tuhan. Sedang rasa bersalah yang tidak obyektif muncul dari perasaan diri sendiri atau pengaruh dari luar, padahal itu sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilai universal atau ajaran Tuhan. Misalnya, jika Anda merasa bersalah karena sering tidak menepati janji maka hal itu merupakan rasa bersalah yang obyektif. Namun jika Anda merasa bersalah karena tidak mau memenuhi tuntutan pacar Anda untuk berhubungan seksual sebelum nikah, maka itu adalah perasaan bersalah yang subyektif. Rasa bersalah yang subyektif tidak perlu dijadikan indikasi dari ketidakseimbangan hidup Anda, tapi rasa bersalah yang obyektif perlu Anda jadikan sebagai indikasi dari ketidakseimbangan hidup Anda.

4. Berbagai peran/dimensi diri Anda saling mendukung satu sama lain

Indikasi lain dari hidup seimbang adalah ketika berbagai peran hidup Anda dan berbagai dimensi dalam diri Anda saling mendukung pencapaian misi hidup Anda. Misi adalah filosofi hidup Anda. Misi adalah keyakinan, nilai-nilai, ideologi atau agama yang menjadi pedoman hidup Anda. Ketika peran/dimensi dalam hidup Anda saling mendukung satu sama lain untuk pencapaian misi hidup Anda, berarti hidup Anda seimbang. Sebaliknya, ketika peran/dimensi dalam hidup Anda tidak saling mendukung pencapaian misi hidup Anda, berarti hidup Anda tidak seimbang. Misalnya, Anda berprofesi sebagai mahasiswa, tapi di sisi lain Anda juga menjadi bandar narkoba, maka peran-peran tersebut saling bertentangan satu sama lain dan tidak saling mendukung pencapaian misi hidup Anda.

(bersambung)