Muslim dan Las Vegas (1/3)

Hidup di sebuah kota yang dikenal sebagai kota pusat dosa, kaum Muslim di kota Las Vegas –  Amerika Serikat, berusaha melawan berbagai macam godaan duniawi; perjuangan tiada akhir untuk mempertahankan keimanan.

“Kami menerima kritikan dari kaum Muslim lainnya,” Ahmadullah Rokai Yusufzai, yang dikenal sebagai Rocky oleh para tetangga non-Muslimnya, mengatakan kepada harian The Observer pada hari Minggu kemarin. Mereka mengatakan,”kamu hidup di Kota Dosa? Kamu pasti memiliki masalah dengan perjudian. Kamu pasti melakukan ini dan itu.”

Kami lantas mengatakan, ”Tidak. Itu terjadi di The Strip, namun dua mil dari daerah tersebut tidak ada kasino. Hanya pedesaan dengan keluarga-keluarga sederhana yang mencoba untuk hidup dengan sopan dan baik.”

“Banyak kaum Muslim tinggal dengan tenang, jauh dari The Strip. Rumah saya kira-kira 15 mil dari sana dan kami memiliki kehidupan yang berbeda.”

Yusufzai (45), datang ke AS dengan orangtuanya dari Afganistan tiga puluh tahun yang lalu.

Berbagai pekerjaan telah ia lakukan untuk membesarkan anaknya, mulai dari penerjemah untuk pengadilan sampai pelatih sepakbola.

Namun setelah peristiwa 9/11 terjadi, keadaan berubah. Ia kehilangan pekerjaannya sebagai insinyur di sebuah perusahaan telekomunikasi.

Untuk menafkahi keluarga, lelaki lulusan universitas ini siap bekerja sebagai pengemudi taksi, namun ia menolak ketika perusahaan menginginkan ia untuk melakukan kecurangan terhadap para turis dengan cara mengantarkan mereka ke tujuan melalui rute berbeda yang lebih jauh.

Ia juga menolak pembayaran dari hasil kelab malam dan rumah bordil.

Namun, kesengsaraan ekonomi memaksanya untuk mengendarai sebuah truk gandeng ke daerah The Strip, di mana kliennya sedang dalam proses pembuatan iklan kelab hiburan untuk dewasa.

“Saya mengendarai truk ini sambil membawa gantungan bertuliskan ‘Allahu Akbar’, dan mendengarkan murottal al-Quran,” katanya.

“Dan saya memohon ampunan kepada Allah, saya hanya berusaha mendapatkan rizki yang halal tanpa harus berbuat tidak jujur atau dengan “uang” seperti di Vegas.”

“Saya tetap merasa tidak tenang. Meski halal, saya harus mengembalikan truk tersebut. Itu adalah suatu kesalahan.”

(islamonline)

 

bersambung …