Hisab di Akhirat, Siapa Saja Yang Selamat?

eramuslim.com – Manusia terbagi menjadi tiga kelompok atau tingkatan, selain kelompok yang dimuliakan oleh Allah. Kelompok yang dimuliakan oleh Allah adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW menyebutkan, Allah memberitahukan kepadanya bahwa pada hari kiamat, ada sekitar 70 ribu orang dari kalangan umatnya yang masuk surga tanpa hisab. Setiap satu orang membawa 1000 orang. Dalam riwayat lain disebutkan, setiap satu orang membawa 70 ribu orang dan tiga hatsiyat Allah semesta alam. Ketika ditanya mengenai ciri-ciri mereka, beliau menjawab, “Mereka tidak menghambakan diri dan tidak mau juga diperbudak, mereka tidak percaya pada pertanda-pertanda sial dan hanya kepada Tuhan mereka sajalah meraka bertawakal.” (HR MUSLIM)

Abu Hamid Ghazali berkata, “Mereka yang masuk surga tanpa hisab, tidak perlu diambilkan neraca ataupun catatan amal perbuatan, memiliki surat semacam surat izin yang bertuliskan,  ‘La ilaha illaLLah Muhammad Rasulullah’. Ini adalah surat izin Fulan bin Fulan. Dosanya telah diampuni, dia akan bahagia selamanya.”

Adapun orang-orang selain mereka, terbagi dalam tiga kelompok :

Kelompok Pertama 

Kelompok pertama ini terdiri atas orang-orang yang bertakwa. Mereka tidak pernah melakukan dosa besar. Berbagai kebaikan mereka diletakkan di sisi penimbang amal yang bercahaya. Sedangkan, dosa-dosa kecil mereka-itu pun jika ada- diletakkan pada sisi penimbang yang satu lagi. Allah tidak menjadikan dosa-dosa kecil itu memiliki berat karena Dia telah menghapusnya. Sisi penimbang amal cahaya pun turun ke bawah karena berat kebaikan yang ada padanya. Sisi penimbang amal yang bercahaya ini turun hingga menyentuh tanah., sedangkan sisi penimbang amal yang satunya lagi naik ke atas dan berada pada bagian puncak. Rasulullah berjanji bahwa dosa-dosa kecil akan diampuni jika dosa-dosa besar dijauhi. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits ke dalam kitab shahihnya, “Salat lima waktu, ibadah Jum’at ke Jum’at berikutnya, Puasa Ramadan ke Ramadan tahun berikutnya, mengandung kafarat (penghapusan dosa) bagi rentang waktu antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”

Oleh karena itu pada hari kiamat, dosa-dosa kecil orang-orang dalam kelompok pertama ini tidak memiliki bobot.