2 Tahun Menganggur

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Tolong pak ustadz, dari aku mulai nikah sama isteriku, aku sering diberi cobaan. Terus selama aku nikah ini, di dalam rumah tanggaku tidak ada kebahagiaan sama sekali, selama 2 tahun aku menganggur sampai sekarang. Aku butuh penjelasan dari pak uastadz

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mas Sayful yang insya Allah disayang oleh Allah, sebelum menjawab pertanyaan mas Sayful, pertama-tama yang wajib mas Sayful lakukan adalah bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Iya, mas Sayful wajib bersyukur, karena alhamdulillah telah diberikan jodoh oleh Allah, karena pada saat yang bersamaan ini masih banyak sekali orang yang belum menikah, meskipun dengan alasan yang beraneka ragam, mulai dari yang katanya belum siap, belum berani, belum punya uang, dan lain-lain sampai kepada memang belum ada calon atau jodohnya.

Menikah ini sebagaimana tercantum dalam salah satu hadits Rasul dikatakan bahwa menikahlah kalian, karena itu akan menyelamatkan setengah dari din (agama)mu. Jadi hendaknya mas Sayful benar-benar bersyukur, karena insya Allah setengah dari agamanya telah terselamatkan, berarti tinggal menyelamatkan yang setengah lagi, sedangkan tidak demikian dengan orang-orang yang tidak/ belum menikah.

Selanjutnya mas Sayful harus selalu berfikiran positif, demikian juga tentunya kepada Allah. Seluruh cobaan itu datangnya dari Allah, dan cobaan Allah ini bisa berupa cobaan kesenangan, karena Allah ingin melihat bagaimana hambaNya menyikapi kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan (bisa berupa harta yang banyak, isteri yang cantik, pekerjaan yang mapan dengan gaji tinggi, dan kesenangan-kesenangan lainnya) yang telah dilimpahkan oleh Allah. Apakah hambaNya tetap bersyukur dengan banyak bersedekah, tidak lupa berzakat, ingat dengan sesama dan tetap ingat bahwa itu semua hanya datang karena Allah.

Tapi juga tidak menutup kemungkinan, cobaan itu juga bisa berupa cobaan kesusahan, kesengsaraan, derita dan bentuk kesusahan lainnya. Karena Allah juga ingin menguji, apakah dalam susah ini hambaNya masih ingat Allah, dalam artian tetap rajin beribadah dan juga tetap berusaha mendapatkan rizki dengan cara dan hasil yang tidak lain kecuali halal, berapapun besarnya.

Mas Sayful harus yakin, bahwa semua ini Allah lakukan bukan karena Allah jahat (naudzubillahi min dzalik), tapi justru karena Allah sayang terhadap hamba-hambaNya. Dan Allah amat senang melihat hambaNya yang rajin menyebut namaNya dalam keadaan senang maupun susah. Dan kepada mereka yang bersyukur, Allah akan semakin menambah nikmatNya.

Jadi mas Sayful, walaupun saya tidak mengetahui secara detail, ketidakbahagiaan dan masalah apa yang dialami oleh mas Sayful, berapa usia mas Sayful, bagaimana kondisi sebelum menikah, apa background pendidikan mas Sayful, apa saja yang dilakukan mas Sayful selama ini (khususnya 2 tahun ini) dan lain-lainnya, saya sarankan mas Sayful melakukan 4 hal, yaitu:
1. Senantiasa bersyukur kepada Allah (termasuk juga wajib mensyukuri pernikahan ini)
2. Senantiasa berprasangka baik (positif thinking) kepada Allah
3. Buka wawasan seluas-luasnya dalam hal sosialisasi di dunia kerja, baik kerja di perusahaan, di keluarga, di teman dan di mana sajamaupun membuka usaha mandiri
4. Senantiasa dekatkan diri pada Allah, jalankan ibadah-ibadah wajib, lakukan ibadah-ibadah sunnah, aktifkan shalat malam

Demikian saran singkat saya, semoga bermanfaat. Selamat berusaha, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia
[email protected]
Fax: 021-86604657

Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki-laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak, [email protected]