Bagaimana Cara Berbakti

Assalammualaikum,

Setelah ortu saya bercerai pd saat saya umur 1th nan, ibu saya menitipkan saya pada mbah saya, sampai saya besar, kasih sayang dr seorang ibu spt anak2 lainnya praktis tdk saya dapatkan, kasih sayang ibu masih berupa materi yg selalu dikirimkan utk biaya sekolah & hidup saya krn ibu saya menikah lagi dg orang singapura, skrg saya sudah kerja dan ibu saya sudah tua, akhir2 ini ibu saya curhat ingin pulang ke indonesia klo ijin tingggalnya udah abis krn sudah merasa tua, klo saya sih senang2 aja sbg bakti saya pada ibu, tp yg jd saya bimbang adl status ibu saya yg masih punya tanggung jawab thd suaminya, sedang saat ini suaminya disingapura masih sakit, bagaimana langkah terbaik yg harus saya lakukan agar ibu tdk durhaka pd suamin?

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu,

Sdr. Maul yang dikasihi Allah swt,

Saya dapat memahami bahwa masa-masa kecil Anda yang tidak mendapatkan kasih sayang Ibu (maupun Ayah) memang mempengaruhi kedekatan emosional Anda dengan mereka. Namun waktu sudah berlalu, tak dapat diputar mundur. Kini Anda dihadapkan pada suatu dilema, antara berbuat baik pada Ibu dan dampaknya terhadap kebaikan rumahtangganya dengan Ayah tiri Anda. Sdr. Maul untuk melakukan perbuatan baik, memang terkadang banyak tantangan, pengorbanan yang harus Anda tempuh. Anda harus menahan rasa kecewa yng mungkin masih ada, dalam artian bukan menutupinya..tapi mengikhlaskannya, sehingga perbuatan baik Anda tersebut tidak muncul dari keterpaksaan. Nah, jadi sebenarnya perbuatan baik pada orangtua, seperti amal sholih lain, harus dilandasi niat yang tulus, yakni Lillah (untuk Allah) semata.

Sdr. maul yang dirahmati Allah,

Ada hal lain yang penting juga yakni, bahwa perbuatan baik pada orangtua tidak selalu berupa memberi secara fisik atau materiil. Nah…Anda juga tidak boleh menabrak aturan lain dalam rangka birrul walidain..Seperti Anda katakan, bahwa mungkin suaminya lebih membutuhkan kehadiran Ibu sat ini. Jadi mungkin perlu nasihat juga pada Ibu, jika beliau dalam hal ini kurang ada pemahaman yang baik. dalam membangun keluarga islamy.

Sdr Maul, saran saya, ajaklah Ibu berbincang, mungkin Anda sesekali menemuinya di Singapura (dg mempertimbangkan kemampuan). menelpon, dll, hal ini juga merupakan bentuk perhatian, sebagai landasan birrul walidain..

Mungkin Ibu bisa mempertimbangkan maslahat dan madharatnya jika dia menjauh dari Ayah…, juga bagaimana kewajiban pada suami. Insya Allah dengan diskusi maka, kesalahan komunikasi dapat segera diatasi.

Sekian saran saya, semoga Anda dan keluarga selalu dalam lindungan Allah swt..amin..

Wallahu a’lam bishaab

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

B Urba