Bagaimana Memberikan Pengertian ke Anak

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Aku seorang ibu sekaligus wanita perekja mempunya 2 orang putra. Yang bungsu setiap hari menangis jika saya pergi bekerja, kadang-kadang hati ini teriris karena kasihan sebab dia menagis karena tidak mau ditinggalkan. Namun di sisi lain saya harus membantu suami untuk memenuhi kebutuhan di kota yang besar ini.

Nah, saat ini saya lagi bimbang apakah saya harus berhenti bekerja atau terus bekerja hingga nanti si bungsu besar dan dia akan mengerti sendiri. Suami saya sudah izinkan saya jika mau berhenti dia tidak memaksa pilihnya yang terbaik dari yang baik. Namun saya masih bimbang karena pikiran dan hati saya selalu ada kecamukan apakah cukup jka hanya suami yang berkerja, ketakutan itu yang membuat saya tidak bisa dihilangkan.

Mohon saran dan bantuan dari ibu bisa memberikan masukan yang terbaik.

Wasallam

Assalammu’alaikum wr. wb.

Ibu NA yang sholeha,

Sedih ya bu jika setiap pagi anak melepas ibunya bekerja dalam tangisan. Dan hal tersebut nampaknya membuat ibu juga tidak tenang dalam bekerja karena ada perasaan bersalah melihat rintihan si kecil. Naluri sebagai ibu tentu takkan tega membiarkan anak dalam keadaan demikian, namun di sisi lain ada kewajiban untuk bekerja demi masa depan mereka juga.

Anak menangis saat tahun-tahun pertama usia kelekatan dengan ibunya dan harus ditinggalkan memang hal yang wajar. Dan hal itu akan berkurang seiring pemahaman dan pertambahan usianya, namun memang diperlukan ketabahan hati bagi ibu untuk melewati masa-masa itu. Konsekuensi meninggalkan anak dan membiarkannya diasuh oleh orang lain memang perlu pertimbangan matang, karenanya ibu harus siap untuk mengantisipasi resiko dari pilihan ini.

Melakukan peran ganda sebagai seorang wanita memang tidak mudah, berkarir dan menjadi ibu rumah tangga. Pasti ada hal yang harus dikorbankan demi menyeimbangkan peranan tersebut. Oleh karena itu perlu kesiapan mental dan keyakinan dari seorang ibu yang harus menjalankan peran gandanya agar tidak bimbang dalam langkahnya.

Ar rumah dan senantiasa diiringi rasa bersalah maka lebih baik memikirkan untuk mencari jalan lain dalam membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Saat ini banyak wanita yang tetap dapat berpenghasilan dengan menjalankan pekerjaannya dari rumah atau tanpa perlu ke luar rumah. Jika hal ini mungkin ibu lakukan maka akan lebih menenangkan bagi ibu. Bersama suami, mungkin dapat dipikirkan bagi ibu untuk melakuk wirausaha atau semacamnya.Wallahu’alambishshawab.

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr Anita W.