Bekerja, Tapi Merasa Bersalah Pada Anak-Anak.

Ass. Wr. Wb.

Ibu Anita yang bijaksana, saya telah bekerja selama kurang lebih 16 tahun (sejak lulus kuliah di tahun 1991). Pada saat itu motivasi bekerja adalah menghidupi ibu dan adik-adik. Alhamdulillah sekarang mereka sudah selesai kuliah, bekerja, dan mandiri.

Setelah saya menikah, saya juga masih terus bekerja karena harus membantu suami. Beberapa tahun terakhir ini saya merasa bersalah terutama terhadap anak-anak, karena harus berangkat pagi dan pulang sudah malam hari. Saya merasa berdosa, takut kepada Allah akan pertanggungjawaban saya terhadap anak-anak saya, walaupun alhamdulillah anak-anak semuanya baik-baik (9 tahun dan 12 tahun), setiap shubuh saya, suami, dan anak-anak membiasakan sholat berjamaah di masjid, sepulang kantor mewajibkan anak-anak membaca al-qur’an dan hadist dan mereka melakukan itu.

Akhir-akhir ini saya berkeinginan untuk berhenti bekerja, tetapi setelah dihitung-dihitung, kalau saya berhenti bekerja maka kebutuhan belum dapat terpenuhi termasuk untuk biaya sekolah anak-anak. Saya ingin menjual rumah yang saya miliki dan mengganti dengan yang lebih kecil asalkan saya bisa bisa berhenti bekerja. Karena menurut perhitungan, jika rumah terjual, membeli yang lebih kecil, saya cukup dari gaji suami. Saya sudah iklankan ke mana-mana, dan saya berdoa kepada Allah, tetapi rumah belum juga terjual (karena saya masih harus mencicil rumah).

Saya minta saran dari Ibu, apa yang harus saya lakukan, agar saya tidak merasa bersalah terus. Dan tenang dalam mengatasi kesulitan ini. Suami mendukung apakah saya bekerja atau dirumah. Terima kasih.

Wass. Wr. Wb. Iml

Assalamualikum wr. wb.

Alhamdulillah sebagai seorang anak anda telah memberikan bakti anda kepada ibu dan adik adik dengan bekerja membantu menghidupi mereka sehingga kini mereka dapat hidup mandiri.Setelah anda menikah ternyata anda harus terus bekerja membantu suami. Hingga akhinya hati kecil anda sebagai seorang ibu merasa bedosa karena tidak memiliki banyak waktu untuk mendampingi dan melihat perkembangan mereka. Meskipun alhamdulillah anak-anak tetap tumbuh menjadi anak yang baik dan penurut.

Namun keinginan anda untuk berhenti bekerja tetap terbersit di dalam hati, meski nampaknya masih terganjal oleh konsekuensi berkurangnya pendapatan keluarga. Tentu hal ini cukup membuat anda bingung karena akan mengalami kesulitan dalam membiayai sekolah anak-anak dan kebutuhan sehari-hari yang justru cenderung selalu naik setiap harinya. Padahal anda sudah memperhitungkan banyak hal termasuk menjual rumah dan menggantinya dengan rumah yang lebih kecil, namun nampaknya hal itu juga belum memberikan jalan keluar yang membuat hati anda lebih tenang.

Ibu yang shalihat, berhenti bekerja dan mengabdikan hidup sepenuhnya untuk keluarga, bagi seorang isteri adalah suatu hal yang mulia dimata Allah. Perasaan berdosa anda menunjukan bahwa anda sebenarnya sangat bertanggungjawab dan sangat ingin menjalani peran ibu yang selalu menemani dan senantiasa ada didekat buah hati kapanpun mereka membutuhkan anda.

Namun berhenti dari pekerjaan ibu yang sudah mapan tentu harus melalui perencanaan yang matang dan itu nampaknya sudah anda lakukan. Sementara sebagai wanita yang biasanya bekerja dan berpenghasilan seperti anda, berhenti bekerja tentu akan membuat anda sedikit ‘kaget’. Apalagi konsekuensi dari hal itu akan mempengaruhi perekonomian keluarga, bukan tidak mungkin justru akan menimbulkan stress baru bagi anda.

Saran saya, alangkah baiknya sebelum anda berhenti bekerja anda merencanakan pekerjaan lain yang lebih banyak memberikan keleluasaan bagi anda bersama keluarga. Anda bisa memikirkan beberapa jenis usaha rumahan atau pekerjaan paruh waktu yang tetap bisa memberikan penghasilan. Meski mungkin lebih sedikit dari gaji anda saat ini, namun memberikan ketenangan batin karena bisa memiliki banyak waktu menjaga dan mendidik anak-anak. Anda bisa memulainya dari sekarang dengan mencari infomasi dan ilmu dengan mengikuti kursus sambil melihat peluang usaha yang cocok bagi anda. Di samping itu juga anda bisa mulai mencari pekerjaan lain yang tidak banyak menyita waktu anda.

Bagaimanapun, kondisi anda saat ini yang tidak punya banyak waktu buat mendidik anak janganlah membuat anda merasa berdosa. Karena hal ini tentu bukanlah semata keinginan anda, dilain pihak anda bekerja juga untuk kepentingan keluarga yang Insya Allah dicatat sebagai kebaikan yang bernilai sedekah. Apalagi suami ridho dengan pekerjaan anda. Jadi, sementara anda belum menentukan langkah terbaik selepas anda berhenti bekerja, jalanilah pekerjaan anda sebaik-baiknya sambil terus meningkatkan kualitas waktu anda dengan anak-anak. Manfaatkan sisa waktu dengan kebersamaan yang berkesan bagi perkembangan buah hati anda. wallahualam bishawab

Wassalamualaikum wr.wb