Bermasalah dengan Kakak Ipar

Assalamu’alaikum wr, wb.

Saya seorang ibu dengan satu anak. Sejak usia 3 bulan, anak saya terpaksa harus ditipkan ke rumah kakak ipar. Namun belakangan muncul masalah akibat perbedaan prinsip membesarkan dan memberi makan pada anak.

Terus terang, saya memang sudah berniat untuk menanamkan kedisiplinan pada anak saya sejak dini, dan menanamkan kebiasaan baik kepada anak saya. Begitu pula masalah makanan, saya berkonsultasi dengan dokter anak, membaca buku dan internet untuk memastikan asupan gizi dan jenis makanan sesuai dengan usia nya. Namun kakak ipar saya suka memberikan makanan seperti "junk food" kepada anak saya. Sebelumnya saya sudah menginformasikan kepada dia, apa saja makanan yang bisa dikonsumsi anak.

Belakangan, kakak ipar saya tidak bisa menerima dan membuat hal ini menjadi masalah besar. Akhirnya anak saya pun tidak diperkenankan untuk dititip di rumahnya. Setelah itu dia pun menekan saya dengan sms yang kasar dan ketika saya telepon kembali, dia tidak mengangkat.

Pertanyaan saya:

1. Bagaimana sebaiknya saya bersikap agar bisa menjernihkan situasi. Saya tidak mau hanya masalah memberikan makanan anak, bisa merembet kepada hal-hal lainnya.

2. Suami sama sekali tidak mendukung penerapan disiplin saya kepada anak, sehingga suami dan keluarganya saat ini malah memposisikan diri berseberangan dengan saya. Apa yang harus saya lakukan?

Terima kasih atas saran ibu.

Wassalaamu’alaikum wr, wb.

Assalamualaikum wr.wb

Adalah hal yang sangat wajar bahkan baik sekali jika sebagai orangtua, anda sangat memperhatikan asupan gizi bagi buah hati yang masih kecil. Karena gizi yang baik tentu sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya secara fisik dan mental. Tentu semua orangtua mendambakan memiliki anak yang sehat dan cerdas bukan?

Seperti juga anda yang menginginkan asupan gizi yang terbaik bagi si kecil, sehingga ketika sang kakak ipar yang diberi amanah oleh anda untuk menitipkan sikecil, tenyata suka memberikan makanan junk food. Sehingga anda mencoba memberitahukan kepada beliau makanan apa yang seharusnya dikonsumsi si kecil.

Namun menurut anda nampaknya kakak ipar merasa tidak bisa menerima dan membuat hal ini menjadi masalah besar baginya. Sehingga kini hubungan anda dengan beliau menjadi kurang baik, bahkan ia tidak lagi bersedia dititipi sikecil. Apalagi suami dan keluarganya pun mendukung sang kakar ipar dan berseberangan dengan pendapat anda.

Sebagai ibunya, anda memang berhak menentukan makanan apa yang seharusnya dikonsumsi si kecil, demi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Bila demikian, anda wajib memberikan menu khusus si kecil sekaligus menyediakannya.

Namun ada baiknya memang tidak terlalu ‘mensterilkan’ anak pada makanan-makanan yang anda sebut ‘junk food’ selama terjamin kebersihannya dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Sesekali mencoba, saya rasa tidak masalah kok.

Untuk menjenihkan suasana yang terlanjur keruh, memang dibutuhkan kebesaran hati anda untuk introspeksi diri, mungkin saja dalam menginfomasikan keinginan anda mengenai makanan si kecil, anda telah menyinggung perasaan sang kakak ipar karena merasa anda telah mendiktenya. karenanya, meminta maaf padanya adalah suatu hal yang paling baik dilakukan terlebih dahulu.

Menyikapi suami dan keluarga yang terkesan tidak setuju dengan sikap anda dan justru mendukung kakak ipar, saya rasa anda harus bersikap lebih fleksibel sedikit dalam menegakan kedisiplinan anda. Karena masalah kedisiplinan dalam mengasuh dan membesarkan anak amat sangat membutuhkan kesepakatan bersama keluarga agar bisa dilaksanakan bersama-sama secara konsisten. Orangtua dan orang lain yang ikut mengasuhnya harus satu bahasa agar si anak tidak bingung terhadap disiplin yang diterapkan.

Nah, dalam mencapai kesepakatan mengenai pemberian makan si kecil, ada baiknya infomasi yang anda ketahui mengenai makanan sehat dapat dijelaskan kepada keluarga dengan baik, tanpa terkesan menggurui agar mereka juga bisa memahaminya. Semoga masalah ini tidak berlarut-larut dan menjadi hal yang mengganggu kerukunan ibu dan keluarga suami.

Wallahua’lam bishawab.

Wassalamualaikum wr. wb.