Mampukah Kredit Rumah?

Assalamu`alaikum

Bismillahirrohmaanirrohiim

Saya seorang karyawan swasta dengan gaji per bulan 2.8juta, mempunyai isteri dan 2 orang anak, yang paling besar juli ini akan masuk SD.

Saya sudah DP rumah di perumahan Islami dan Juli ini juga InsyaAlloh mulai angsuran perbulannya 1.5jt selama 10 th.Adapun alasan kami kredit rumah tersebut karena kami ingin hijrah ke lingkungan yang baik juga meningkatkan kualitas ibadah kami, dan sebelum memutuskan hal ini kami sudah melakukan sholat hajjat dan istikharah, dan Alhamdulillah kami diberikan ketenangan dalam keputusan tersebut.

Tapi belakangan ini, isteri saya muncul pertanyaan "Mampu ga ya kita bertahan?"karena melihat angsuran yang lumayan besar ditambah lagi kebutuhan harian dan biaya anak.

Pertanyaan saya bagaimana cara menyikapi hal ini, semoga jawaban ibu memberikan keyakinan dan ilmu baru buat kami.

Terima kasih. Wassalamu`alaikum.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Bapak Q yang disayang Allah, rumah adalah kebutuhan primer di dalam Islam. Bukan sebagaimana yang sering disangka kebanyakan orang, bahwa orang yang punya rumah adalah orang yang sudah mapan secara ekonomi. Memang bisa jadi persangkaan itu tidak salah, tetapi Rasulullah saw sendiri memesankan bahwa rumah adalah salah satu unsur kebahagiaan duniawi.
Rasulullah saw bersabda;

“Empat hal yang membawa kebahagiaan, yaitu perempuan shalihah, rumah yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang enak.”(HR Ibnu Hibban).
Termasuk doa yang sering diucapkan Rasulullah:
”Ya Allah, ampunilah dosaku, luaskanlah rumahku, berilah barakah dalam rezekiku.”

Kemudian beliau ditanya: Mengapa doa itu yang banyak engkau baca, ya Rasulullah?
Maka jawab Nabi: Apa ada sesuatu yang lain yang kamu cintai? (riwayat Nasai dan Ibnu Sunni)

Maka insyaallah, apa yang bapak dan isteri lakukan sekarang ini, sudah tepat. Bapak meletakkan kepemilikan rumah sebagai prioritas utama, sedang yang lain-lain akan menjadi prioritas yang selanjutnya. Apalagi bapak juga sudah memilih lingkungan dan tetangga yang baik. Lalu bagaimana dengan keraguan yang timbul?

Sesungguhnya Pak, salah satu pekerjaan setan adalah membuat keragu-raguan kepada manusia. Ragu akan keluasan Allah sebagai penjamin rezeki, ragu akan kekuasaan Allah yang mampu mengubah segalanya, ragu akan kemampuan diri sendiri.

Bila manusia yang dipengaruhinya dengan keraguan terpedaya, setan akan menang. Karena manusia menjadi takut, tidak bersemangat dan tak mampu membuat keputusan dengan tegas. Sebaiknya bapak tinggalkan segera keraguan itu. Jadikan cicilan rumah itu sebagai motivator agar bapak semakin rajin dan giat bekerja.

Jadi bukan malah membuat Stress negatif, tetapi justru akan membuat bapak menjadi lebih bersemangat dan meningkatkan keyakinan kepada Allah sebagai Ar Rozaq, Sang Penjamin Rizki. Oleh karenanya iringilah usaha Bapak dengan memperbanyak istighfar, meningkatkan usaha dan menyerahkan ketawakalan hanya kepada Allah, serta menambah sedekah sebagai pintu pembuka rezeki.
Salah seorang ulama salaf, Sufyan ats Tsauri, mengatakan: Setan tak punya senjata seampuh rasa takut miskin. Dengan senjata ini ia mulai melakukan kebatilan, mencegah kebenaran, berbicara dengan hawa nafsu dan berprasangka buruk kepada Tuhannya……!

Jangan sampai bapak berprasangka kepada Allah bahwa Allah tak akan membantu bapak. Allah pasti membantu, bila kita sungguh-sungguh ingin dibantuNya. Motivasilah isteri tercinta agar berpikir positif dan selalu optimis ya, Pak. Jangan berpikir tidak mampu bertahan, ini akan mensugesti pikiran, membuat emosi dan perilaku menjadi negatif. Sebaliknya perasaan mampu akan menjadi pendorong bapak maupun isteri untuk kreatif dalam hidup.
Ingatlah firman Allah:

” Faidza ’azzamta fatawakkal ala Allah…”
Bila engkau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah…”

Semoga amal-amal kita dalam berumah tangga dimudahkan Allah. Amin..

Wallahu a’lam bish-shawab Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Bu Urba