Menikah Sekarang atau Setahun Lagi

Assalamu’alaikum wr. wb.

Sebelumnya terima kasih atas kerelaan ibu menjawab pertanyaan yang saya ajukan.

Langsung saja bu, saya bujang berumur hampir 23 tahun. sekarang saya sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta di Tangerang dengan gaji yang menurut saya sudah lumayan, berkisar 2, 3 juta per bulan. Saya juga sambil sedang mengambil kuliah ekstensi di sebuah perguruan tinggi swasta pada malam hari dan sekarang sudah semester 6. Dari pergaulan saya yang saya hadapi, saya khawatir sekali akan lebih tergelincir lagi pada masalah yang semakin serius dan terdapat dosa yang lebih besar lagi yaitu berzina. Karena sekarang saya sudah mulai kenal dengan nonton film-film yang dapat mengarah ke sana. Meskipun alhamdulillah saya belum pernah mengalami yang namanya berpacaran. Saya sudah berfikir menikah adalah jalan satu-satunya, tetapi saya masih ragu berbagai hal.

Dari kondisi saya di atas pertanyaan dari keraguan saya adalah:

  1. Dari keuangan saya yang digaji 2, 3 juta per bulan tetapi harus dipotong cicilan rumah Rp 600.000, – dan buat bayar kuliah rata-rata Rp 300.000 per bulan. Cukup tidak untuk hidup bersama isteri saya, karena saya takut tidak bisa menyenangkan isteri saya.
  2. Saya sudah minta Izin orang tua untuk menikah, tetapi saya disarankan agar lulus kuliah terlebih dahulu.Tapi dalam waktu 1 tahun lagi bisa kuat nggak menahan diri saya.
  3. Sebenarnya saya sudah sering ke tempat majelis taklim, tetapi masih saja dilain waktu ada kesempatan melihat film-film seperti itu lagi.

Terima kasih sebesar-besarnya atas saran-sarannya

Wassalamualaikum wr. wb.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

Sdr. AM yang dimulaakan Allah, sesungguhnya masa muda adalah puncak dalam hidup.Ia adalah luapan produktivitas, ia adalah melejitnya kadar semangat dan potensi, ia juga tempat di mana fisik mendapati kekuatannya. Maka memanfaatkannya adalah keniscayaan. Betapa banyak orang tua yang menyesal setelah sadar masa mudanya hilang dan takbisa kembali lagi.

Sdr AM, Anda beruntung dan harus banyakbersyukur. Betapa banyak pemuda seusia Anda yang lontang lantung menjadi pengangguran sementara Anda sudah bekerja dan masih bisa kuliah. Ia adalah anugrah buat Anda. Anda layak bersyukur karenanya.

Sesungguhnya usia 23 tahun bukan usia yang terlalu muda untuk menikah. Anda sudah memiliki penghasilan, fisik Anda sempurna dan tuntutan masa baligh sudah membuat Anda memikirkan pendamping hidup. Buat ibu apa yang Anda inginkan adalah kewajaran dan menikah bisa jadi menjadi wajib untuk Anda karena Anda bisa terjerumus dalam tontonan yang tidak sehat bila Anda tidak segera mengambil keputusan itu. Berusahalah mendapatkan isteri yang shalihah, yang dasar pilihannya adalah agama agar ia menjadi teman dunia akhirat bagi Anda.

  1. Yakinilah bahwa menikah tidak akan membuat Anda menjadi miskin, justru dengan menikah Anda akan menjadi kaya sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an.

    ”Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak kawin dari hamba-hamba sahayamu yang laki-lakidan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui.” (AQ S An Nur 32)

    Dengan menikah justru akan terbuka pintu rezki yang datangnya tak terduga. Selama pilihan Anda adalah pilihan yang shalihah, semoga ia akan menjadi teman untuk meraih rezki yang lebih banyak dan lebih berkah. Ia tentunya juga akan mengerti dengan keadaan suami dan malah akan membantunya. Sekali lagi kebahagiaan belum tentu (dan tak semata-mata) ditentukan oleh kondisi keuangan.

  2. Perbanyaklah komunikasi dengan orang tua Anda agar mereka mengerti keadaan Anda yang sebenarnya. Jangan sekali-kali memaksakan kehendak karena ini akan menyakitinya. Ambillah keputusan dalam kondisi yang sama-sama ridho. Bila mereka belum mengizinkan juga, perbanyaklah berpuasa.

    ”Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah ia kawin, karena kawin itu lebih dapat menundukkan pAndangan dan lebih dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu kawin, maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari dan Muslim)

  3. Setan dan hawa nafsu adalah sekutu setia yang saling menjerumuskan. Setiapkali dorongan untuk menonton film itu muncul, lawanlah, jangan menyerah. Jangan turuti keinginan itu. Karena begitu sekali saja Anda menyerah, keinginan itu akan datang dan datang lagi. Alihkan perhatian Anda, berwudhulah dan solat dua rekaat sampaikeinginan itu hilang. Cari kegiatan yang positif dan pilih teman bergaul yang sholih yang tidak memungkinkan Anda untuk berfikir negatif. Jika kebiasaan menonton hal-hal yang porno ini tidak serius Anda cegah, maka dikhawatirkan akan menjadi obsesif, yang mengganggu psikologis Anda. Meskipun Anda sudah menikah tetapi yang Anda bayangkan bukan isteri Anda. Na’udzubillahi min dzalik.

Selamat berjuang, semoga dimudahkan Allah SWT..! Amin.

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Urba