Under Presure

Ass Bunda,

Langsung saja ya.. Saya akhwat 20 th bun, belum lama saya bertemu dengan ikhwan yang umurnya jauh di atas saya 29 th. Setelah 3 bulan hubungan kami, ia berkeinginan untuk meminang saya. Saya setuju walaupun ini adalah Paradigma baru bagi Ke-2 Ortu saya. Di mana mereka ingin saya meraih sukses saya dengan single terlebih dahulu. Setelah Kuliah, kerja dan baru mencari jodoh.

Bun, saya tau Jodoh ditangan Tuhan. Tapi, ketika saya rasa kami saling mencintai dan kami tau bahwa niat kami untuk menikah adalah untuk Allah semata, terlebih waspada akan hal-hal yang tidak inginkan. Awalnya, ke-2 ortu saya Open Minded menyikapinya, walau saya tau mereka berdua sangat kaget menghadapi Paradigma baru ini. Sukses tidak harus dengan Single kan bun? Saya akan tetap mengejar Cita-Cita saya setelah menikah, terlebih sang Ikhwan mendukung penuh akan hal positif itu. Tapi, seketika ortu saya menjadi ragu lagi dan bahkan meminta sang Ikwan untuk menunggu saya kurang lebih 2.5tahun ke depan lagi. Setelah Kuliah saya selesai dan min saya telah bekerja dalam setahun.

Bun, ini cobaan berat bagi kami berdua. Terutama saya, saya mencintai ke-2 ortu saya dan saya pun mencintai sang Ikhwan… Namun bagaimana saya harus menyikapi hal pelik seperti ini? Tlg bantu hilangkan sedikit Presure yang sedang menimpa saya ini ya Bun, ,

Semoga amal kebaikan Bunda diterima diSisi-NYA.. Amien…

-NR

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Sdr. NR yang shalihat,

Seringkali apa yang kita inginkan ternyata tidak sama dengan yang diinginkan oleh lingkungan. Hal ini wajar jika kemudian menimbulkan konflik batin, atau menurut istilah Anda ”under pressure”. Manakah yang akan dituruti, apakah keinginan pribadi atau keinginan orang lain? Tidakkah mungkin dua keinginan itu dipadukan?

Seandainya urusan ini mudah untuk disatukan..subhanallah..tentu hati akan berbunga-bunga ya, apalagi dalam urusan pernikahan..; begitulah ternyata Allah swt. tidak selalu menina bobokkan hamba-Nya dengan kemudahan. Kadang diberi-Nya kesulitan-kesulitan hidup sebagai dinamika yang akan Dia lihat dan nilai: apakah hamba-Nya tetap istiqomah dalam menjalani proses kesulitan dalam kehidupan ini?? Atau sebaliknya, rapor merah yang akan dia torehkan?

Sdr. NR yang dirahmati Allah swt.,

Ibu dan Ayah mempunyai keinginan agar Anda menyelesaikan kuliah dulu, bekerja beberapa saat baru menikah. Padahal itu memakan waktu kira-kira dua setengah tahun lagi. Dan kini telah menunggu seorang ikhwan (laki-laki) yang siap meminang Anda secepatnya. Anda dan ikhwan tersebut berada di satu kepentingan bersama dan orang tua berada di kutub kepentingan yang lain. Terlihat dua kepentingan di sini, dan Anda amat berperan untuk menjadi penengah yang’adil dan bijak’ untuk mendekatkan dua kepentingan tersebut.

Bayangkanlah dalam menyelesaikan konflik ini dua pihak harus melebur. Jangan mengharap dua pihak harus memenangkannya. Dengan perkataan lain diperlukan usaha yang optimal, jika mungkin kedua visi didekatkan, tetapi kalau gagal maka harus ada yang mau berkorban, tentu tetap dalam koridor syari’at.
Saya permisalkan salah satu upaya pendekatan itu adalah memahamkan orang tua tentang keutamaan menghindari fitnah maupun ma’shiyat dalam hubungan antar lain jenis.

Keinginan orang tua untuk laki-laki tersebut menunggu sampai Anda lulus mungkin karena belum ada pertimbangan di atas. Dapatkah selama dua setengah tahun ke depan Anda tetap berhubungan dengan dia tanpa ada ”gangguan hati” dan sebagainya?

Ada tiga pendekatan, pertama kepentingan orang tua yang harus diutamakan dan pendekatan kedua adalah kepentingan Anda yang lebih diutamakan serta yang ketiga adalah mencari jalan tengah.

Kalau keinginan orang tua yang Anda utamakan, secara syar’iy Anda dan laki-laki tersebut sebaiknya tidak menjalin ikatan atau komitmen apapun. Hal ini lebih selamat dan bersih bagi akhlak kalian. Seandainya memang laki-laki tersebut jodoh Anda, tidak akan pergi ke mana-mana, insya Allah. Istilahnya ”jodoh tak kan lari ke mana..”.

Insya Allah suatu saat dia akan menjadi milik Anda, ini hanya masalah waktu saja. Yakinlah akan kekuatan jodoh yang merupakan rahasia Allah. Sedangkan kalau keinginan Anda menikah cepat yang diutamakan, apakah orang tua mau mengikuti keinginan ini? Ikhtiarnya adalah, berilah kepahaman, kalau perlu ajak orang tua melihat kasus-kasus pergaulan bebas remaja yang berujung pada ”kecelakaan” dan hubungan yang di luar batas. Forum majlis ta’lim mungkin salah satu sarana meningkatkan pemahaman mereka akan hukum-hukum agama.

Menikah dini tidak selalu gagal menyelesaikan kuliah. Kadang-kadang malah mempercepat lulus karena ada pihak yang membantu. Namun memang diperlukan manajemen waktu yang baik. Dapatkah Anda meyakinkan orang tua akan hal ini? Jadi Anda perlu meyakinkan bahwa menikah dan kuliah dapat jalan bareng. Jalan tengah adalah Anda meminta waktu yang tidak terlalu lama untuk menikah, misalnya meminta waktu tenggang di bawah satu tahun. Waktu jeda ini Anda minta sembari Anda dan calon Anda mempersiapkan sebagai isteri dan suami.

Banyak hal yang bisa Anda lakukan dalam masa persiapan ini, belajar berbagai hak dan kewajiban suami-isteri, ikut kajian kuliah menjelang nikah, menambah ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi isteri atau ibu, dan sebagainya. Ini akan menjadikan Anda tidak terlalu terfokus pada ikhwan tersebut untuk menghindari fitnah juga.

Nah Sdr. NR, semoga Anda dapat memilih cara terbaik untuk mengatasi masalah ini. Teriring do’a Ibu selalu untuk perjuangan gadis shalihat seperti Anda. semogaAnda mendapat kemudahan Allah swt. amin.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Urba