Bagaimana Cara Membantu di Saudara-Saudara di Palestina, Afghan, dan Irak?

Assalamualaikum…

Semenjak saya megikuti perkembangan dunia islam di website eramuslim saya jadi tahu bagaimana penderitaan saudara-saudara sesama muslim di luar negeri , terutama di Palestina, Irak, Afganistan, dan di negara-negara yang mana umat muslimnya merupakan minoritas. Bersyukur sekali tinggal di Indonesia..saya  diberikan kebebasan beragama  sepenuhnya dan juga damai.

Yang saya ingin tanyakan adalah adakah lembaga -lembaga sosial di Indonesia yang memberikan bantuan langsung ke Palestina, jika ada bantuan dalam bentuk seperti apa?. atau mungkin lembaga bantuan internasional dan bantuan dalam bentuk apa? atau apa saja hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu Palestina, Irak dan Afganistan?

Terima kasih.

Titi

.

wa’alaykumsalam wr.wb. Alhamdulillah jika selama ini berita-berita di eramuslim, membuat saudara Titi menjadi tahu perkembangan saudara seakidah kita di belahan Negara lainnya. Semoga eramuslim.com senantiasa istioqmah mengabarkan perkembangan saudara-saudara kita yang tengah mengalami kezaliman di negeri lain.

Saudaraku, yang harus kita ketahui adalah, pertama kita sekarang hidup di Akhir zaman pada fase tergelap dari sekian fase yang pernah diemban oleh umat Islam. Dan ini sudah menjadi keniscayaan yang digariskan

Dalam sebuah Hadits Nabi bersabda setidak-tidaknya ada 5 fase yang akan dilalui oleh umat Islam selama hidup didunia, fase pertama yaitu fase kenabian (manhaj Nubuwwah), Fase kedua kekhalifahan (manhaj Nubuwwah), Fase Raja-raja yang menggigit / Mulkan aa’dzon (sistem kesultanan), Fase keempat yaitu Pemimpin yang dzholim / Mulkan jabariyan (sekuler, kapitalis)dan fase Kekhalifahan Islam (Manhaj kenabian).

Dalam berbagai kajian dan analisa, saat ini umat manusia sedang berada pada fase keempat (mulkan jabariyan) hal ini dapat dilihat dari kondisi umat Islam dunia yang secara jujur dapat dikatakan berada dalam posisi terdzolimi, tertindas, dan hidup dalam kondisi mencekam akibat otoritarianisme pemimpin, baik itu pemimpin muslim maupun kafir.

Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…..(Al Imran : 140)

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu saudara muslim kita di palestina. Dari mulai memberikan sumbangan harta (Anda bisa baca Dahsyatnya Jihad Harta karangan Dr. Nawwaf Takruri), mendoakannya, sampai turun berjihad bersama kaum muslimin disana.

Untuk masalah sumbangan terhadap lembaga apa, anda bisa men-search di internet terkait nama-nama lembaga itu yang dikelola oleh umat muslim. Dari situ anda bisa menilai dimana anda mau mempercayakan bantuan anda.

Hal praktis lainnya yang bisa kita laksanakan adalah melakukan boikot terhadap kantong-kantong ekonomi di Indonesia. Jika anda anda melaksanakn rapat, jangan memakai hotel Yahudi atau yang terkait jaringan zionisme.

Begitu juga saat anda melaksakan Munas organisasi. Sebisa mungkin jauhi produk Zionis yang memang bisa anda jauhi. Saya jadi teringat perkataan Yusuf Qaradhawi yang pernah menyatakan "Siapa yang menganggap enteng masalah pemboikotan produk AS, dan membayar walaupun satu pound untuk membeli produk tersebut, maka sama dengan memberi mereka (baca: orang Amerika dan Israel) satu peluru yang akan bersarang di dada saudaranya di Palestina".

Selain itu yang terpenting yang bisa kita laksanakan adalah, mendorong HAMAS untuk meninggalkan demokrasi. Hal iti bisa kita lakukan saat bertemu perwakilan mereka misalnyua. Saya pernah mencoba melakukannya, saat Dr. Muhammad Asy Syaikh Mahmud Siyam, Mantan Imam dan Khatib Masjidil Aqsa dan juga mantan Rektor Pensyarah Universiti Islamiyah Ghaza.

Tahun lalu ketika saya bertemu beliau, saya mencoba sampaikan itu. Bahwa pada dasarnya selain melakukan perlawanan dengan jihad, alangkah lebih baik jika HAMAS juga meninggalkan demokrasi dan menegakkan hukum Allah merata di seluruh Gaza. Karena selama ini jalan parlemen yang dilakukan terbukti tidak dianggap oleh Amerika. Toh Amerika dan Israel juga tidak mengakui hasil pemilu di Palestina, lalu buat apa ikut pemilu?

Saya yakin, di negara-negara lain juga seperti itu, baik Irak maupun Afghan. Irak kini di pimpin oleh Perdana Menteri dari Syiah, yakni Nouri Al Maliki. Saat ini Syiah memakai Aliansi Nasional Irak dan mempunyai 70 kursi di parlemen. Al Maliki juga tidak lain adalah boneka Barat hasil dari boneka bernama demokrasi pula.

Dan anehnya, Nouri al-Maliki justru baru mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Robert Gates, 8 April lalu, tentang penolakan pemerintah Irak terhadap keberadaan pasukan Amerika Serikat atau pasukan asing lain di wilayah Iraq. Al Maliki beralasan karena keberadaan tentara Amerika Serikat telah menyebabkan masalah di dalam negeri dan Timur Tengah bagi Iraq.

Ucapan ini tentu bisa kita tafsirkan menjadi dua: Pertama Al Maliki sadar telah ditipu A,erika, atau ini hanya basa-basi dia untuk menaikkan citranya yang kian waktu merosot di mata publik sebagai kaki tangan asing. Karena memang naiknya Al Maliki pasca kejatuhan Saddam juga karena bantuan Amerika.

Tidak terkecuali Afghan. Bayangkan jika anda mengupdate berita-berita di Afghan, Negara ini bisa dikatakan fail state atau Negara gagal. Imbas dari demokrasi masuk ke Afghan tampaknya menjadi cara ampuh Barat untuk menjauhkan masyarakat dari Islam.

Bayangkan Afghanistan mempunyai banyak siaran televisi, 13 diantara siaran televisi swasta Afganistan menyajikan musik dan film barat. Hal ini pernah mengundang kritik masyarakat yang menganggap acara-acara yang ditayangkan tidak Islami. Sebagian televisi kabel bahkan sudah dilarang oleh pemerintah setelah banyak keluhan dari Dewan Ulama yang menyatakan bahwa program televisi sangat tidak sopan dan tidak bermoral.

Dan itu tidak lain dari buah delapan tahun setelah invasi AS yang menjanjikan kemajuan dan kebebasan bagi rakyat muslim disana. Demokrasi di Afghanistan tidak lain hanya melahirkan kejahiliyahan dalam kehidupan. Afghanistan sendiri mengenal demokrasi pada tahun 1960an dan 1970an dengan menyelenggarakan pemilihan terbatas anggota parlemen, akan tetapi percobaan itu dihentikan oleh invasi Soviet pada tahun 1979 yang menciptakan perang sipil selama beberapa dekade dan intervensi asing.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama untuk kembali ke hukum Allah dan mengajak saudara kita yang masih terombang-ambil oleh sistem buatan dunia untuk kembali ke jalan Allahuta’ala. Karena hanya dengan itu kemenagan sejati akan kita raih. Dan ini sudah janji Allah,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi tetapi mereka mendustakan itu maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri.” (QS 7:96)

(Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhan-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:112)

Pertanyaannya, maukah pemimpin-pemimpin muslim, umat muslim, dan kita mendengarkannya?

Allahua’alam