Minta Tanggapan Soal Video di YouTube: "Pemuka FPI Surabaya bertobat, menerima Yesus"

Assalamualaikum Wr.Wb

Mohon penjelasannya soal video "Pemuka FPI Surabaya bertobat, menerima Yesus" ada beberapa poin yanga akan saya tanyakan:

  1. Di bagian video ada yg menyebutkan bahwa Nabi Isa itu bergelar "Al Masih Issa asSalam" yg menurut pembicara diartikan sebagai "satu-satunya pembawa/pemberi syafaat/pertolongan"dan Nabi Muhammad diartikan sebagai "pembawa Shalawat".Benarkah demikian
  2. Di antara 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui apakah gelar As(Alaihi Salam) hanya dipakai oleh Nabi Isa atau semua Nabi dari Adam kecuali Nabi Muhammad SAW.?

Mohon penjelasannya. Syukron.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Jazakallah atas pertanyaannya saudaraku Husain. Semoga antum selalu diberikan kekuatan oleh Allah dalam melihat kepalsuan-kepalsuan yang dibuat musuh-musuh Allah untuk memalingkan akidah kita.

Pertama saya ingin mengomentari video tersebut. Video ini diupload pada bulan Oktober tahun 2007. Tampaknya pemakaian judul dengan membawa nama FPI adalah hal yang disengaja. Tujuan dari hal itu tidak lain ingin mendeskriditkan FPI sebagai organisasi yang gencar melawan Kristenisasi.

Jabatan Mohamad Ali Makrus Attamimi sebagai mantan Panglima FPI Surabaya juga palsu. Tidak ditemukan data bahwa dia mantan pemuka FPI. Kepalsuan lain juga bisa kita sandarkan dengan pengakuan bahwa ia sebagai seorang ‘habib’ keturunan Ali bin Abi Thalib RA.

Hal ini tentu saja aneh, sebab nama at-Tamimi adalah nisbat kepada Bani Tamim, bukan kepada keturunan Ali bin Abi Thalib ra yang disebut dengan Alawiyin atau Baalawi.

Bahkan menurut Tim Fakta, pihak Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Malang sendiri sedang ketipu oleh Markus. Sebenarnya fihak gereja ingin belajar tentang harmonisasi dengan Islam namun salah pilih orang, kebetulan ada salah seorang majlis yang akrab dengan Markus maka disarankanlah Markus untuk berbicara.

Masih menurut laporan Tim Fakta dikatakan bahwa pihak Gereja mengaku kecolongan akan kasus ini. Mereka tidak tahu siapa Markus sebenarnya, baik asal usulnya maupun jatidir sebenarnya.

Hanya saja saat itu ada warga gereja yang mengatakan bahwa ada warga baru yang masuk Kristen dan memiliki pemahaman tentang Islam yang cukup banyak, kebetulan tema saat itu mengenai harmonisasi hubungan antar umat beragama.

Nabi Isa ‘alaihissalam satu-satunya Pemberi Syafaat?

Saudaraku, cara-cara kaum kafir seperti Markus adalah pelecehan bagi umat Islam, termasuk kepada Nabi Isa sendiri. Nabi Isa ‘alaihissalam adalah nabi yang amat mulia. Ia berdakwah dengan ikhlas kepada kaum Nashrani untuk menyembah Allah semata (tauhid) dan mengeyampingkan tuhan-tuhan lain.

Namun jika dikatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam satu-satunya yang memberikan pertolongan ataupun syafaat tentu hal ini keliru. Pertama yang mesti kita ketahui adalah Nabi hanyalah perantara dari pemberi syafa’at yang sesungguhnya yakni Allahuta’ala.

“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.” (Al- Baqarah:255)

"…Tidak seorangpun yang memberikan syafa’at, kecuali sesudah ada izinNya…"[Yunus : 3].

"Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya". [Thaha : 109].

Biasanya kaum Nashrani yang membenci Islam, memakai modus-modus serupa untuk mengangkat derajat Nabi Isa ‘alaihissalam sebagai Tuhan dan mengungguli nabi-nabi lainnya. Mereka menjelaskan karomah Nabi Isa ‘alaihissalam seakan-akan Nabi Isa adalah pembawa keselamatan itu sendiri tanpa campur tangan Allahuta’ala. Karena Nabi Isa sendiri, dalam pandangan orang seperti Markus dan Nasharani pada umumnya adalah Tuhan yang sebernarnya. Padahal Allah SWT sudah banyak menjelaskan bahwa Nabi Isa bukanlah Tuhan.

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (At Taubah ayat 31)

“Berkata Isa: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, serta berbakti kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.’

"Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: ‘Jadilah,’ maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.” (Maryam: 30-37)

Yang kedua, selain para Nabi dan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, orang-orang soleh dan mati syahid pun juga diizinkan Allah memberikan syafa’at.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”… Tidaklah seseorang memberikan syafa’at lebih banyak dari pemberian syafa’at Nabimu, kemudian para malaikat lalu orang-orang yang mati syahid.’

Di dalam riwayat Tirmidzi, Hakim yang dishahihkan oleh Baihaqi,”Akan masuk surga dengan syafaat seorang dari umatku lebih banyak dari Bani Tamim.” Mereka bertanya,”Bukan engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”Bukan aku” Diriwayatkan oleh Baihaqi juga hadits,”Dikatakan kepada seseorang,’Wahai fulan bangun dan berikanlah syafa’at, maka orang itu pun memberikan syafa’at kepada kabilahnya, anggota keluarga, satu orang atau dua orang tergantung kadar amalnya.”

Penyebutan Lafaz ‘Alaihissalam

Selanjutnya pertanyaan saudara tentang apakah penyebutan lafaz ‘alaihissalam hanya berlaku pada Nabi Isa saja atau seluruh Nabi? Penyebutan ‘alaihissalam memang berlaku untuk menyebut kepada para nabi sebelum Rasulullah SAW, baik dari Nabi Adam ‘alaihissalam sampai dengan Nabi Isa ‘alaihissalam. Allah berfirman, "Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul."(QS. Ash-Shaffaat : 181)

Sedangkan mengapa Nabi Muhammad berbeda dengan lainnya dengan diikuti lafaz Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Hal itu memang disunnahkan kepada kita saat menyebut nama Nabi Muhammad. Perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW merupakan perintah Allahuta’ala yang tertera pada surat Al Ahzab ayat 56.

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya."

Kata “kepadanya” itulah yang memang spesifik berlaku kepada Nabi Muhammad SAW, tidak pada Nabi-nabi pada umumnya.

Rasulullah SAW juga menyatakan makna shalawat kepadanya dalam hadisnya. Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali, maka Allah SWT akan membalasnya sepuluh kali” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)

Namun sejatinya ungkapan shallallahu ‘alaihi wasallam yang berlaku bagi Nabi Muhammad, maupun ‘alaihis sholatu wassalam atau ‘alaihis salam pada Nabi-nabi sebelumnya pada dasarnya memiliki arti yang sama, yakni sama-sama doa shalawat. Wallahua’lam bishshawab