Bagaimana Cara Menghindar dari Sifat Pembohong

Ass, Wr, Wb.

Ana mau tanya bagaimana cara ampuh untuk tidak melakukan perbuatan berbohong, sebab berbagai cara sudah ana lakukan tapi masih saja tetap dalam keseharian ada saja perbuatan tersebut, apa ini suatu penyakit psikis? Dan ana tidak mau di laknat sama Alloh SWT sebagai hambanya yang munafik dan masih adakah cara memperbaiki diri ana dari sifat tersebut?

Ananda Meza yang saya hormati, Perbuatan berbohong adalah perbuatan tercela berimplkasi ganda karena bukan hanya orang lain yang menjadi korbannya tetapi juga diri kita sendiri yang akan ikut pula terkena imbasnya, karena hal itu berakibat turunnya kredibilitas kita di mata orang lain, orang akan semakin sulit percaya sama kita bahkan bila yang kita ucapkan itu benarpun belum tentu mereka akan mempercayainya,

Alhamdulillah anda menyadari hal tersebut dan bermaksud memperbaikinya. Tentulah sebuah hal yang mulia bila kita mau untuk merubah setiap kesalahan yang pernah kita perbuat.

Sebenarnya berbohong hanyalah sebuah ‘kemenangan’ sesaat. Pada awalnya kita mungkin senang dan menikmati kebohongan tersebut, namun suatu saat kebohongan itu pastilah diketahui pula. ibarat menutup bangkai, bagaimanapun akan tercium baunya.

Cara yang salah mengatasi kebohongan adalah dengan menutupi kebohongan tersebut dengan kebohongan yang baru. Dan ini ysng banyak dilakukan orang. Jauhkan cara ini karena hanya mengatasi masalah dengam masalah sehingga tidak ada titik yang mengakhirinya.

Tapi mulailah bertekad untuk membuang kebohongan ini dengan mengedepankan sikap jujur. Jujur walalupun harus menanggung resiko dengan menerim segala konsekuensi kita. Buanglah jauh-jauh ketakutan akan resko tersebut sebelum Anda menerimanya. yakinlah bahwa ketakutan akan akibat yang diterima lebih besar dari akibatnya itu sendiri. oleh karenanya terimalah segala konsekuensinya dengan jiwa yang tegar.

Berlaku jujur memang sulit manakala ia berbenturan dengan kepentingan-kepentingan tertentu yang bersifat duniawi. Orang rela mengorbankan kejujurannya demi kepentingan materi, pangkat, jabatan dan semacamnya. Yang tergambar dalam pikirannya bahwa dengan banyaknya materi yang dia miliki segera akan dihormati orang banyak, dengan ketinggian jabatan dan kedudukan yang dia sandang serta merta mendapatkan penghargaan dan prestise di masyarakat.

Dari sini maka muncullah spekulasi kebohongan untuk maksud asal bapak senang, menghalalkan segala cara, menumpuk kekayaan di atas keprihatinan orang lain, tidak peduli akan terjadinya kesenjangan sosial, dan meningkatnya angka kemiskinan. Alhasil, kebohongan demi kebohongan dengan mudah ia lakukan demi kesenangan dan kenikmatan sesaat.

Islam menganjurkan berlaku jujur bagi setiap orang –apa pun profesinya– dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nabi Muhammad saw menegaskan, "Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, dan sesungguhnya kejujuran itu menuntun ke surga. Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu menuntun ke neraka." (HR Bukhari).

Niatkan hati dan kuatkaqn langkah, mulai hari ini akan jalani hidup ini dengan busana kejujuran, apapun yang terjadi kejujuran harus tetap melekat pada diri kita.

Semoga bermanfaat