Dimarahi Calon Mertua

Assalamu’alaikum,

Saya sudah menjalin hubungan dg seseorang, dan kami berencana akan menikah. Keluarga kami sudah saling mengenal. Saya sudah mengenalnya selama kurang lebih 5 bulan. Suatu saat saya membuat kesalahan di rumah calon saya. Karena pada saat itu saya sedang emosi, capek & sedang ada masalah antara keluarganya dan keluarga saya. Calon saya pun ikut terbawa emosi pula.

Selang seminggu saya dipanggil untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada calon mertua (meskipun masalah kesalahan saya tersebut tidak secara langsung menyangkut mereka). Seumur hidup saya tidak pernah disentak kasar oleh Ayah saya sendiri. Pada saat saya datang kepada calon mertua, saya disentak dan dimarahi olehnya (dalam keadaan yg masih lelah krn pulang kerja). Sakit hati saya masih terasa sampai saat ini. Pada saat itu calon suami tidak disitu. Saya sadar saya salah, tetapi mengapa caranya harus seperti itu kasarnya. Saya sudah memberi tahu calon saya, dia menjawab yah memang seperti itulah Ayahnya.

Mohon penjelasan. Terimakasih

Nia

Wa’alaikum salam wr. wb.
Ananda Nia yang dicintai Allah SWT, jika ada orang yang marah kepada kita, sebaiknya kita menginstrospeksi diri mengapa orang tersebut marah kepada kita. Mungkin hal tersebut karena kita yang mengawalinya lebih dahulu (menjadi faktor penyebabnya). Dengan memahami bahwa kita juga punya andil dari kemarahan orang lain, maka kita tidak akan terlalu sakit hati dengan kemarahannya. Lalu mengenai cara marahnya yang berbeda dengan kebiasaan di keluarga Anda (ayah Anda sendiri tidak pernah berkata kasar kepada Anda), maka pahamilah bahwa setiap orang punya gaya marah yangberbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh pendidikan, lingkungan dan budaya yang ia terima selama ini. Misalnya, orang Batak tentu gaya marahnya akan berbeda dengan orang Solo. Mungkin saja orang Solo akan tersinggung jika dimarahi oleh orang Batak yang kasar dan mencaci maki. Namun jika orang Batak memarahi sesama orang Batak belum tentu orang Batak yang dimarahi itu tersinggung. Itulah sebabnya calon suami Anda berkomentar, “yah..memang begitulah gaya Ayah saya.” Maksudnya, bagi calon suami Anda gaya marah ayahnya bukan hal yang menyinggung perasaannya, sehingga tak perlu dirisaukan.
Yang perlu disadari juga oleh kita bersama bahwa gaya marah belum tentu mencerminkan pribadi orang yang marah. Orang yang gaya marahnya meledak-ledak dan berkata kasar belum tentu hatinya juga kasar dan jahat. Sebaliknya orang yang gaya marahnya “santun” belum tentu hatinya lembut dan baik. Jadi disinilah gunanya kita mengenal watak setiap orang dan memaklumi watak-watak yang berbeda dengan watak kita sendiri. Hidup justru menjadi indah karena watak setiap orang berbeda-beda. Coba bayangkan jika semua orang wataknya seperti Anda, maka dunia ini akan terasa hambar dan tidak menantang untuk dijalani. Allah SWT berfirman : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49 : 13).

Demikian jawaban saya. Semoga Ananda Nia senantiasa diberikan Allah SWT kebersihan dan kelapangan hati.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan