Liqo Terasa Monoton

Assalamualaikum.Wr.Wb

Ustadz kenapa akhir-akhir ini saya merasa liqo’an kami terasa monoton tak bersemangat.Dan banyak alasan-alasan yang saya dan teman-teman buat untuk tidak hadir di liqo’an kami.Murobi kami pun saya perhatikan demikian adanya.

Beliau sibuk ini, sibuk itu atau banyak pekerjaan yang menyita waktu sehingga kami tidak bisa mengadakan pekanan seperti biasa.Ustadz apakah saya harus pindah liqo’qan agar merasa semangat baru?

Atau kami harus intropeksi diri dan bila perlu mengingatkan murobi kami?Ustadz bagaimana caranya agar isteri ikut liqo atau minimal ikut pengajian tarbiyah.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Saudaraku yang disayang Allah SWT, pertama-tama kita perlu bersyukur kepada Allah karena diberi hidayah untuk ikut liqo (pengajian) di tengah-tengah banyaknya orang Islam yang tidak ikut liqo. Jangan tinggalkan liqo dengan alasan apa pun sampai nyawa berpisah dengan raga kita karena hal itu berarti kita mencampakkan hidayah Allah berupa jalan untuk mempelajari Islam dan bergabung bersama teman-teman seperjuangan di jalan Allah. Hidayah ini amat mahal karena tidak diberikan kepada sembarang orang.

Jika liqo dirasakan monoton dan membosankan, sehingga tidak semangat untuk menghadirinya ada banyak cara untuk mengatasinya, di antaranya:

1. Berikan usulan kepada murobbi untuk memperbanyak variasi acara liqo. Bisa berupa variasi agenda acara, tempat, waktu, metode penyampaian, bahkan makanan yang disajikan. Jika murobbi sering berhalangan, lakukan inisiatif sendiri dengen teman-teman seliqo untuk melakukan berbagai variasi acara liqo. Jangan liburkan liqo jika murobbi tidak hadir. Lakukan pertemuan secara rutin dengan atau tanpa kehadiran murobbi.

2. Luruskan keikhlasan untuk menghadiri liqo. Bahwa kita liqo untuk mencari ridho Allah, bukan untuk mendapatkan materi atau yang lainnya. Ingat, kita hadir saja dalam liqo sudah mendapatkan pahala yang banyak, apalagi kalau kita bisa memberikan kontribusi lebih di liqo tentu pahalanya akan lebih besar lagi.

3. Daripada Anda sibuk memikirkan kondisi liqo yang kurang bergairah, lebih baik alihkan perhatian Anda untuk sibuk memikirkan da’wah dan aktivitas lain yang produktif, sehingga kondisi liqo tidak terlalu menjadi beban pikiran Anda (lagi pula liqo hanya mengisi waktu kita sebanyak 2-3 jam/minggu)

4. Bisa saja pindah liqo (halaqoh) menjadi solusi terakhir untuk mengatasi kegairan kita yang menurun untuk ikut liqo, tapi sebaiknya dikonsultasikan kepada murobbi agar ia juga bisa turut melakukan introspeksi diri dan mencarikan solusinya.

Kemudian tentang isteri agar ia juga ikut liqo, maka perlu dilakukan pendekatan persuasif (bujukan) dengan menjelaskan manfaat liqo secara berulang-ulang dengan berbagai cara. Termasuk salah satunya memperkenalkan ia dengan akhwat yang sudah liqo dan meminta bantuan kepada akhwat tersebut untuk membantu Anda membujuk isteri agar ikut liqo (istilahnya melakukan da’wah fardiyah/personal).

Jika cara-cara bujukan sudah tidak mempan, Anda sebenarnya punya otoritas untuk memaksa isteri agar ikut pengajian. Bukankah suami adalah qowwan (pemimpin) yang perintahnya wajib ditaati oleh isteri? Apalagi jika perintah itu untuk kebaikan isteri sendiri dan keluarga, tentu lebih wajib lagi untuk ditaati. Jangan kalah dengan isteri untuk mengajak dia ke arah kebaikan walau pun dia juga ”sabar” untuk tidak mentaati ajakan Anda. Suami adalah murobbi bagi isterinya, sehingga dia harus membina isterinya dengan sabar. Semoga jawaban saya ini bermanfaat bagi Anda.