Pacaran dan Zina

Assalamu alaikum,

Saya sedang berpacaran dengan seseorang. Yang ingin saya tanyakan, apakah yang pernah saya lakukan termasuk zina atau tidak? Karena saya benar-benar takut.

Saya memang belum pernah melakukan sexual intercourse, karena saya beranggapan bahwa tidak boleh berhubungan seperti itu sebelum menikah (sama seperti apa yang dikatakan dalam Islam). Dulu, saya dan pacar pernah khilaf. Kami pernah bercumbu dan pacar saya pernah melakukan fingering pada saya. Sekarang kami tidak pernah melakukannya lagi, karena sama-sama takut kalau terjadi kekhilafan yang lebih parah lagi.

Pertanyaan saya:

1. Apakah saya sebenarnya telah melakukan zina (terutama karena fingering)?

2. Apakah sebaiknya saya tetap berpacaran dengan pacar saya atau tidak? Sekarang kalau bertemu, kami lebih sering melakukan aktivitas bersama teman-teman atau bersama keluarga, supaya tidak lagi muncul kekhilafan seperti sebelumnya. Saya sendiri merasa agak dilematis. Kalau saya putus darinya, jujur, saya merasa tidak benar-benar suci lagi; saya takut orang lain yang nanti bersama saya menganggap diri saya sebagai orang yang buruk. Sementara kalau saya tetap berpacaran, saya takut suatu saat kami dapat melakukan kekhilafan yang lebih parah, sementara kami sendiri masih kuliah (jadi belum siap untuk menikah), walaupun baik saya dan pacar saya sudah saling mengenal dengan keluarga masing-masing.

Mohon sarannya atas permasalahan ini. Saya benar-benar merasa takut dan merasa menjadi "orang yang tidak baik". Terima kasih.

Wassalam

Saudara N yang dicintai Allah SWT, kalau dalam pandangan agama Islam, zina itu bertingkat-tingkat dosanya. Mulai dari yang paling ‘ringan’, yaitu zina hati. Sampai dengan yang paling ‘berat’ dosanya yakni zina kemaluan (melakukan intercourse/hubungan suami isteri). Ditengah-tengahnya ada zina pandangan, zina tangan, zina kaki, zina pendengaran, dan lain-lain. Apa yang telah Anda lakukan termasuk juga salah satu perbuatan zina, walau tidak sampai melakukan hubungan suami isteri. Oleh sebab itu harus dihindari dengan cara tidak berpacaran. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. 17 : 32).

Solusi untuk menghindari perbuatan zina dengan cara tidak berdua-duaan bukan solusi yang jitu untuk menghindari zina. Paling tidak Anda masih melakukan zina hati (zina perasaan) karena hati jadi sulit khusyuk untuk beribadah dan beramal karena Allah semata. Bahkan kalau Anda sampai mencintai pacar Anda secara berlebihan (sampai tidak mampu berpisah, selalu memikirkannya dan menuruti kehendak pacar tanpa kecuali) bisa termasuk perbuatan musyrik yang dosanya amat besar. “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (QS. 2 : 165).

Jadi jalan terbaiknya adalah hindari berpacaran, apalagi jika usia Anda masih belia dan masih lama menikah. Perasaan “menjadi orang tidak baik” yang dirasakan Anda merupakan cara Allah untuk mengingatkan Anda bahwa yang dilakukan selama ini salah. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Dosa itu adalah apa-apa yang tidak mententeramkan jiwamu dan apa-apa yang meragukan hatimu”. Sebaiknya memikirkan dan mencari lawan jenis hanya dilakukan pada saat sudah siap menikah. Demikian jawaban saya. Semoga berkenan.

Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)