Puasa Dan Menyusui

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Pak dokter yang saya hormati,

Saya adalah seorang ibu muda, mempunyai anak yang sedang menyusui (6 bulan), pada bulan Ramadhan nanti saya ingin berpuasa, tapi saya pernah mencoba puasa satu hari ASI nya kering selama 2 hari.

dengan begitu saya jadi ragu untuk puasa di bulan ramadhan nanti,

pertanyaan saya.

  1. Apakah ASI kering karena puasa?
  2. Apakah saya boleh berpusa saat menyusui?
  3. Apa yang harus saya konsumsi agar ASI lancar?

sebelumnya jazakallah atas jawabannya.

Wassalam

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu Meila yang berbahagia, Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan dan rahmat dari Alloh SWT. Sehingga pada bulan ini semua umat muslim bersuka cita menyambut kedatangannya dan melaksakan kewajiban puasa dengan penuh keihlasan.

Menjelang Bulan Ramadhan, sering muncul pertanyaan seperti yang Ibu tanyakan. Mudah – mudahan penjelasan ini bisa bermanfaat buat kita.

Proses Pembentukan ASI

Saat bayi menyusu, syaraf-syaraf di permukaan payudara memberi rangsangan sensoris ke Hipotalamus (kelenjar pada Otak) untuk memproduksi hormon Prolaktin dan hormon Oksitosin. Hormon Prolaktin memberi perintah agar sel-sel dalam payudara memproduksi ASI. Sementara hormon Oksitosin menyebabkan otot-otot payudara berkontraksi, dan memompa ASI keluar dari puting.

Banyaknya ASI yang diproduksi dan dikeluarkan dari payudara, sesungguhnya diatur oleh isapan bayi. Makin sering bayi mengisap, makin sering ASI dikeluarkan dan diproduksi di payudara. Inilah yang dinamakan supply and demand.

Selain itu faktor psikologis ibu (fikiran) juga berpengaruh terhadap produksi ASI.
Faktor asupan makanan dan cairan juga berpengaruh terjhadap produksi ASI. Jika makanan dan cairan cukup, insyaalloh produksi ASI juga akan cukup, begitu juga sebaliknya.

Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu atau membayar fidyah.

Pertama, dikembalikan kepada motivasi atau niat. Jika ibu hamil dan menyusui tidak melakukan ibadah puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dia menganggap dirinya seperti orang sakit. Sehingga cara mengganti puasa sama dengan mengganti puasa dikala orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lain. Namun, jika mengkhawatirkan bayinya, dianggap seperti orang tua yang tak punya kemampuan sehingga cara menggantinya selain membayar puasa-seperti cara orang tua-yaitu dengan membayar fidyah.

Kedua, ibu hamil atau menyusui cukup membayar fidyah saja tanpa harus berpuasa. Karena keduanya tidak berpuasa bukan karena sakit, melainkan karena keadaan yang membuatnya tidak mampu puasa. Kasusnya lebih dekat dengan orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Nah, bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa bagaimana? Selama kondisi ibu dan bayi sehat, maka diperbolehkan berpuasa. Namun, jika dikuatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya kekurangan gizi, produksi ASI berkurang, sakit, dan lain sebagainya, maka Islam menyarankan untuk tidak berpuasa.

Puasa dan ASI

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat berpuasa cairan tubuh berkurang 2 – 3 %, dan tubuh akan melakukan penghematan dengan mengurangi produksi urin dan keringat.
”Apakah penghematan tetap berlaku saat menyusui sambil berpuasa? Bagaimana dengan kandungan ASInya ketika berpuasa makan?”.

Pada saat Ramadhan, kita rata – rata berpuasa 14 jam, dan tubuh masih dapat mengkompensasi kekurangan saat berpuasa tersebut pada saat berbuka sampai dengan waktu sahur.

Walaupun ibu tidak makan selama 14 jam, komposisi ASInya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Begitu ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.

Namun, sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini, metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap.

Tips Puasa saat Menyusui

Bila memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan, mungkin tips berikut dapat bermanfaat:

  1. Asupan menu dengan gizi seimbang. Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.
  2. Perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, air madu dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.
  3. Istirahat yang cukup. Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.
  4. Tetap tenang dan percaya diri. Ibu hendaknya tetap tenang beribadah dan percaya diri terus menyusui, jangan merasa khawatir ASInya akan berkurang, sebab rasa cemas tersebut justru akan menghalangi kerja hormon Oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara, sehingga akan nampak seolah-olah ASI ibu berkurang. Ingatlah bahwa menyusui pun juga ibadah.
  5. Meminum madu, kurma dan habbtussauda. Dengan meminum madu, kurma dan habbatussauda, diharapkan kuantitas dan kualitas ASI tetap terjaga, karena madu, kurma dan habbatussauda merupakan vitamin alami dan komposisinya lengkap.
  6. Ibu bekerja. Jika ibu bekerja, sebaiknya tetap memerah ASI di tempat kerja, karena jika ASI tidak dikeluarkan maka produksi ASIakan menurun.
  7. Bila ibu memiliki aktifitas yang cukup tinggi selama Ramadhan, mungkin perlu dipertimbangkan untuk tidak berpuasa bila si kecil masih menyusu, sebab dalam agama Islam pun ada keringanan bagi ibu yang menyusui.

Wassalamu’alaykum wr wb