Faktor Penyebab Isti'jaal : Lalai Terhadap Kaidah-Kaidah Sunatullah

Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan menciptakan manusia, hewan, tumbuhan secara bertahap, sekalipun Allah Maha Kuasa untuk menciptakan seluruhnya itu dengan hanya mengucap "kun" (jadilah).

Sebagaimana firman-Nya,

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata, ‘Jadilah’, maka terjadilah". (QS : Yaasin : 82)

Sedangkan kaidah sunatullah mengenai sifat kejiwaan manusia antara lain bahwasanya seseorang tiak mungkin berkorban atau mengerahkan kemampuan yang dimilikinya sebelum rohaninya dibersihkan, sehingga dia mengetahui nilai dan manfaat suatu pengorbanan dan pemberiannya itu.

Firman-Nya :

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿٩﴾
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ﴿١٠﴾

"Sunguh telan menang orang yang membersihkan jiwanya, dan sungguh telah merugi orang yang telah mengotori jiwanya". (QS : Asy-Syam : 9-10)

Sunatullah dalam syar’i antara lain bahwasanya khamar (minuman keras) dan riba diharamkan melalui tahapan-tahapan. Jika seorang aktivis dakwah lalai akan sunnatullah ini, di khawatirkan ia akan tertarik kepada tindakan isti’jaal. Akan tetapi, bila prinsip sunatullah ini diletakkan pada pola pikir, kemudian dihidupkan pandangan dan hati, maka hal tersebut pasti dapat memberi ketenangan pada jiwa, meluruskan aktivitas, dan menumbuhkan sikap teliti dalam setiap langkah.

Melupakan Hakikat Tujuan Seorang Muslim

Landasan dan tujuan utama seorang Muslim dalam beramal adalah untuk mencari ridha Allah. Untuk mencapainya bukan hal yang mudah. Hal itu hanya dapat dicapai jika mereka melaksanakan seluruh manhaj (aturan)-Nya, tidak menyepelekan, dan tetap tsabat (teguh) sampai saat dipertemukan oleh Allah sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya.

Firman Allah Ta’ala :

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

" … Maka barangsiapa yang menghendaki pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mesyarikatkan Tuhannya dalam beribadah dengan sesuatu". (QS : Al-Kahfi : 110)

" … Maka bertakwalah kalian sebatas kemampuanmu .." (QS : At-Taghabun : 16)

Masalah inilah yang pertama kali diangkat dan dipertanyakan Allah Swt kelak di hari kiamat. Di sanalah letaknya selama atau tidaknya seseorang. Adapun masalah hasil perjuangan, yakni terwujud atau tidaknya tamkiin (pengukuhan konsepsi Allah) di muka bumi, tidak akan dipertanyakan, karena sesungguhnya hal tersebut mutlak berada dibawah kehendak Allah. Ia dapat saja merealisasi hal itu atau tidak, sesuai kehendak-Nya. Hakikat ini jika dilalaikan para da’i yang tengah berjuang di jalan Islam, niscahya akan menjerumuskannya pada jurang isti’jaal.

Melalaikan Sunatullah Bersama Para Penentang dan Pendusta.

Kendati di dunia ini banyak manusia yang membangkang atau mendustakan-Nya, tetapi Allah tidak serta merta menurunkan hukuman atau azab-Nya kepada mereka. Allah akan memberikan tenggang waktu kepada mereka, sebagaimana firman-Nya :

"Dan aku beri tangguh kepada mereka (orang-orang yang berdusta). Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh". (QS : Al-A’arf : 183)

وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ لَّن يَجِدُوا مِن دُونِهِ مَوْئِلًا

"Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegarkan azab bagi mereka. Akan tetapi, bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapatkan azab yagn mereka sekali – kali tidak dapat berlindung darinya". (QS : Al-Kahfi : 58)

Termasuk sunatullah juga bahwasanya jka Allah akan menimpakan azab kepada mereka, maka Dia melakukannya dengan tiba-tiba. Sebagaiman firman-Nya :

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ

"Dan demikian azab Tuhanmu ika dia mengazab penduduk negeri -negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya sangat pedih lagi keras". (QS : Huud : 102)

وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَبَقُواْ إِنَّهُمْ لاَ يُعْجِزُونَ

"Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah)". (QS : Al-Anfaal : 59)

Selain itu, termasuk diantara sunnah-Nya bahwa satu hari dalam penilaian Allah itu tidak sama dengan satu hari dalam penilaian kita. Firman-Nya :

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

"Dan mereka meminta-minta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnay sehari disisi tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung." (QS : Al-Hajj : 47)

Sekiranya para aktivis melupakan sunatullah niscaya dia akan mudah bersikap isti’jaal.

Bertemu Dengan Orang-Orang yang Isti’jaal.

Fakto lain yang dapat mendorong kita bersikap isti’jaal yakni akibat dari menjalin hubungan persahabatan dengan orang-orang yang suka isti’jaal. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus c ermat dan selektif dalam memilih kawan tau sahabat. Wallahu’alam.

Berikutnya Futuur.