Thariqud Dakwah

Kita menyadari bahwa amal jama’i yang sistematik, terancang, yang telah diperkuat oleh syura dan beriltizam dengan syariat Islam itulah yang wajib, paling selamat, paling sempurna dari amal perseorangan.

Tujuan memperbaiki diri adalah untuk mewujudkan pejuang dakwah yang sahih. Tujuan menyeru orang lain adalah untuk memperbanyak golongan mukmin yang benar.

Memperbaiki diri adalah perkara yang besar dan penting yang perlu perhatian khusus. Sebab inilah kewajiban pertama dan asasi bagi setiap Muslim dalam hidup ini, terlebih lagi seorang dai.

Sesungguhnya harakah Islam yang senantiasa mantap di dalam peredaran zaman dibuktikan dengan berbagai peristiwa tentang ketsiqahannya kepada Allah swt., jauh dari sifat tamak keduniaan, jauh dari sifat mendewa-dewakan seseorang.

Kita jangan terlalu menumpukan seluruh usaha kita kepada berbagai peristiwa dan isu-isu temporer atau urusan-urusan yang juz’iah, atau cabang-cabang (furu’iah), lalu kita lengah terhadap urusan yang maha besar, urusan Islam yang akan menyelesaikan segala urusan juz’iah.

Fenomena penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap aktivis dakwah seolah merugikan dakwah. Padahal, justru itulah pertanda kalau dakwah akan berkembang dan melahirkan generasi baru yang lebih militan.

Sesungguhnya dakwah yang benar tidak mungkin berdiri di atas rukhsah (kemudahan) dan tidak boleh dijual beli dengan murah.

Jamaah dakwah yang tidak mengalami ujian dan bencana, perlu memeriksa kembali sikap dan keadaan mereka; karena kemungkinan besar mereka telah salah jalan dan melalui jalan yang tidak pernah dilalui oleh para generasi du’at sebelum mereka.

Segala waktunya dan kegiatannya, tenaga pemikirannya ditumpukan untuk mencari dan menumpuk harta. Akhirnya dia menjadi hamba harta yang awalnya dicari sebagai sarana dakwah dan jihadnya, sarana untuk mencari keridhaan Allah.

Jalan dakwah adalah jalan yang dipenuhi dengan segala perkara yang dibenci oleh hawa nafsu dan bukan merupakan jalan yang ditaburi bunga-bunga yang mewangi.