Bahkan Cicak yang Terjepit Pintu pun Dijamin Rizkinya

Ada sebuah kisah dari negeri Jepang dimana rumah-rumah di sana banyak menggunakan pintu geser sebagai pembatas antar ruangan. Suatu hari ada seseorang yang berusaha menggeser salah satu pintu rumahnya yang sudah lama tidak dibuka. Ternyata pintu itu sudah sulit untuk digeser. Begitu bisa tergeser, matanya tertumbuk pada sepucuk surat yang terselip di sela-sela pintu tersebut yang menjadi penyebab sulitnya pintu itu digeser. Ternyata surat itu adalah surat yang ditulisnya sepuluh tahun yang lalu. Yang unik, di dalam lipatan surat itu seekor cicak menggelepar karena sebagian tubuhnya terjepit sehingga tidak bisa bergerak tapi masih bisa bernafas. Aneh, bagaimana cicak itu bisa bertahan hidup begitu lama, padahal ia tak bisa kemana-mana untuk mencari makan?

Setelah diselidiki, ternyata setiap hari ada seekor cicak lain yang mengunjunginya untuk memberinya makan. Subhanallah! Bahkan seekor binatang melata seperti cicak yang terjepit pun dijamin rizkinya oleh Allah Yang Maha Kaya. Bagaimana dengan kita sebagai makhluk ciptaanNya yang paling sempurna? Tentunya tidak perlu kuatir bahwa kita tidak akan mendapat jatah rezki dariNya.

Walaupun semua makhluk telah dijamin rizkinya, namun Allah hanya memberikan kehidupan yang barokah bagi manusia yang mengerjakan amal saleh dalam keadaan beriman (Surat An Nahl ayat 97). Karena itulah manusia harus tetap menjaga shalatnya dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya ketika menjemput rizki di muka bumi sesuai firmanNya dalam QS. Al Jumu’ah ayat 10: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

***

Urusan mencari rizki sering dikaitkan dengan kesuksesan, artinya seseorang baru dikatakan sukses jika ia memiliki banyak rizki. Namun banyak orang juga menganggap bahwa rizki bukan satu-satunya ukuran kesuksesan hidup, masih banyak tolok ukur lainnya.

Orang Cina menganggap bahwa seseorang itu sukses kalau memiliki tiga hal, yaitu Shio (umur yang panjang), Hok (harta yang banyak) dan Lok (kekuasaan yang tinggi). Di Amerika lain lagi kriterianya. Di sana yang terkenal adalah 3P, power (memiliki kekuatan atau kekuasaan), position (posisi, kedudukan, atau jabatan yang bagus) dan property (kemampuan finansial yang memadai). Orang Eropa pada jaman penjelajahan samudera mengelilingi dunia memiliki 3G sebagai ukuran kesuksesan misinya, yaitu Gold  (mencari emas yang identik dengan kekayaan), Glory (mencari kejayaan) dan Gospel (menyebarkan pengaruh agama). Bagaimana dengan di Indonesia? Beberapa orang menganggap bahwa ‘tiga ta’ adalah ukuran kesuksesan, yaitu harta, tahta dan wanita…Astaghfirullaahaladziim!

Menyimak cerita seorang ustadz pada acara pengajian bertajuk Barbeque (bareng-bareng bersama Al Qur’an), sebenarnya Allah SWT telah mengajarkan bahwa konsep kesuksesan seseorang itu telah tertera pada Surat Ash Shaff ayat 12-13, yang artinya: “Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”.

Kedua ayat tersebut dapat menjadi kriteria sukses, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Sukses jangka panjang adalah sukses di akhirat kelak, dimana Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan ridlo memasukkan kita ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Sukses jangka pendek adalah sewaktu kita masih hidup di dunia. Ukurannya adalah jika kita menemui kesulitan, maka kita senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT. Dia akan memberikan kepada kita kemenangan yang dekat waktunya berupa perasaan yang puas dengan apa yang kita usahakan. Dan rizki yang kita peroleh akan menjadi rizki yang barokah.

Berdasarkan definisi kesuksesan dari Allah Yang Maha Kaya itu kita jadi sadar bahwa konsep-konsep dari Cina, Eropa sampai Amerika tadi hanyalah berupa kesuksesan jangka pendek yang belum tentu merupakan rizki yang barokah. Wallahu a’lam bishshowab.

Bandung, Juli 2009

[email protected]