Keberhasilan itu Milik Kita

Teman-teman pasti tahu kalau setiap orang pasti menginginkan hidupnya sukses gemilang, mampu menjawab rintangan yang menghadang, harga dirinya dihormati banyak orang, mendapatkan apa yang telah ia cita-citakan, dan sebuah kata “berhasil” menjadi name tag yang membanggakan. Iya! Semua orang juga tahu kalau semua orang ingin seperti itu (halah! Belibet!).

Namun, apakah kita bisa? Jawabannya adalah SANGAT BISA. Eits, kenapa? Kok ragu? Nih yah, sebenarnya tidak ada batasan bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya. Yang menjadi tantangan adalah “how to learn” karena biar bagaimana pun “learn” adalah satu-satunya proses agar pemahaman seseorang menjadi naik satu level dan seterusnya.

Terkadang banyak orang yang memaknai kata “belajar” (dibahasa Indonesia-kan aje) sebagai sebuah tekanan atau beban yang membuat orang tersebut menjadi enggan atau terpaksa melakukannya. Padahal, perlu diketahui bahwa proses belajar yang paling sulit telah kita lewati lho. Apaan tuh? BELAJAR MEMBACA. Lalu untuk apalagi kita merasa tertekan atau beban padahal proses belajar tersulit sudah kita lewati dan berbuah kesuksesan? Maka, jangan ragu untuk mengatakan,”keberhasilan ini milikku!”

Masih ragu juga? Oke, dijelasin lagi. Teman-teman, inget kagak waktu kita belajar jalan? (rame-rame jawab: kagak!). Tanya deh sama nyak-babe kita, waktu kita belajar jalan (usia 1-2 tahun) berapa kali kita terjatuh (nyak-babe ngitungin kagak yak?) atau coba deh kita lihat anak-anak kecil yang lagi belajar jalan. Gedubrak… nangis (atau nggak, mata berkaca-kaca, bibir manyun dan bergetar)… bangun… gedubrak… nangis lagi (kali ini jidat mulai berkerut tanpa sedang berpikir)… bangun (sayup-sayup terdengar suara ibunda, ayahanda dan kakanda yang berteriak “Ayo, De! Jalan! Ayo Sini!”)… lalu dengan sekuat tenaga kakinya terayuh melangkah, walau hanya satu kaki yang berhasil dan itupun hanya berjarak 5 senti saja, tapi riuh tepuk tangan penonton heboh luar biasa, tak ketinggalan siulan bersahut-sahutan dari arah belakang (emang lagi manggung!). Terus tuh anak kecil seneng deh! Nyoba jalan lagi deh! Nah, itu maksudnya! Keberhasilan bakal jadi milik kita kalau “How to Learn” kita tidak kenal putus asa!

Teman-teman tahu nggak kenapa anak kecil yang belajar jalan tetap mencoba lagi dan lagi walaupun sudah “gagal” dan “gagal” mulu sebelumnya? Karena mereka tidak mengenai konsep kegagalan! Sebagai tambahannya, ada orang-orang di sekitar mereka yang ikut mendukung apa yang mereka kerjakan dan memberikan reward atau respon yang baik ketika keberhasilan-keberhasilan itu telah mereka raih (yah, tepuk tangan dan siul-siulan tadi).

So, bagi teman-teman yang ingin berhasil dalam mencapai suatu yang telah dicita-citakan, salah satu kuncinya adalah “ubahlah” konsep kegagalan (kalau disuruh ngelupain rasanya sulit, begitu memilukan dihati… hiks) menjadi konsep yang dapat membakar semangat kita. Kalau menurut Bobbi Deporter dan Mike Hernacki dalam salah satu bukunya, kegagalan adalah sebuah umpan balik yang membawa pada sebuah keberhasilan.

Kalau menurut saya, kegagalan berarti mendapatkan sebuah kunci baru untuk membuka pintu keberhasilan karena dengan kegagalan kita jadi tahu bahwa cara lama yang kita gunakan sebelumnya kurang masih kurang tepat. Kalau menurut kamu kegagalan itu apa? Ayo, ciptakan konsep kegagalan dengan caramu sendiri, asal dapat membuat semangatmu berkobar lagi. Sebenarnya, yang penting itu ikhtiar terus lalu bertawakal! Pan Allah nggak akan merubah nasib suatu kaum kalau mereka tidak merubahnya sendiri. Maka, jangan ragu lagi untuk mengatakan, “keberhasilan ini milikku!”

Nah, kalau sudah tidak ragu lagi bahwa keberhasilan itu milikmu. Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum beranjak pergi membuat strategi keberhasilan. Nyang pertama, perlu diketahui bahwa emosi positif dapat menjadi motor mesin keberhasilan kita. Kenape bisa begono? Karena emosi positif mendorong kearah kekuatan otak, terutama bagian otak terpenting dalam mempertahankan hidup kita, yaitu Sistem Limbik atau otak mamalia karena bagian otak ini salah satunya berfungsi adalah sebagai pengendali emosi. Ini menjadi salah satu alasan mengapa emosi yang baik cenderung diikuti oleh kondisi kesehatan yang baik pula.

Nah, lanjut lagi nih, emosi positif yang mendorong kearah kekuatan otak mengarah kepada keberhasilan kemudian mengarah lagi kepada kehormatan diri yang tinggi dan pada akhirnya kembali mengarah kepada emosi positif (kalau digambarin, kayak siklus). Makanya kagak heran jika kita sudah di”cap” jago bahasa inggris atau suatu pelajaran lain di kelas, biasanya emosi positif kita muncul, yaitu berupa percaya diri dan menjadikan kita lebih semangat untuk belajar pelajaran itu lebih giat lagi agar keberhasilan yang sudah kita capai tetap dapat kita pertahankan.

Lanjut nih, hal kedua yang perlu kita pahami adalah motivasi (niat) itu sangat perlu. Kekuatannya besar lho karena motivasi ini mengarahakan kita pada tujuan yang hendak kita capai, bahkan lebih jauh lagi, yaitu apa manfaatnya jika tujuan itu sudah tercapai. Prinsipnya begini, “segala sesuatu yang ingin kita kerjakan harus menjanjikan manfaat kita, entah itu barang yang sifatnya dapat dilihat ataupun tidak (pahala kan tidak terlihat yak!). jika tidak, kita tidak akan termotivasi untuk melakukannya. Jadi mau-gak mau, kita musti pinter-pinter mencari (atau bahkan menciptakan) apa manfaat dari apa yang akan kita perjuangkan. Misalnya, para aktivis dakwah nggak kenal kata lelah ngajakin temen-temennya untuk ngaji. Kenapa? Karena mereka termotivasi oleh suatu hal yang menjanjikan. Bedanya (dan ini adalah yang hebatnya), hal yang menjanjikan itu tidak hanya bermanfaat bagi dirinya (bahkan kalau dihitung secara materi, pengorbanan yang mereka keluarkan tidak selalu dibalas sama sesuatu yang terlihat) tapi lebih kepada manfaat bagi umat Islam. Mereka mempunyai visi mulia kedepan: kebangkitan Islam. Dua kata ini yang menjadi motivasi besar mereka dalam mencapai keberhasilan tersebut. Subhanallah, yak, ditengah-tengah masyarakat dunia yang kebanyakkan lebih mementingkan diri mereka sendiri, ada segelintir orang yang melakukan suatu hal baik untuk orang lain dan yang mereka harapkan hanya ridha dari Sang Pencipta saja.

So, tunggu apa lagi! Ayo mulai dari sekarang, kita rumuskan strategi-strategi jagoan kita supaya kita berhasil dalam mencapai cita-cita yang udah kita rencanakan! Asal niatnya lurus hanya untuk Allah, yak, insya Allah Barakah!

…maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa. Ibrahim berkata, "tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat." (QS. Al-Hijr : 55-56)

Jakarta, diawal bulan 8 tahun dua-ribu-8

Seorang pemimpin haruslah seorang pemimpi karena ia harus mampu berimajinasi jauh kedepan tentang apa yang ia perjuangkan

keanggian.wordpress.com/2009/06/25/keberhasilan-ini-milikku/