Rindu Ramadhan

Tiba-tiba saja ponsel jadulku menerima pesan dari seorang kawan. Kawan lama saya yang sudah lama tak bersua. Lama tak berjumpa dengannya! Entah, angin apa yang membawa dirinya ketika ia memberi pesan singkat itu di ponselku, aku semakin rindu kepadanya untuk bersua. Walaupun ia kini sudah berumah tangga. Sudah menggenapkan separuh dien-Nya. Menikah dengan gadis pilihannya. Sedangkan aku…?

Ah, aku malu menyebutnya status update-ku sekarang! Hmm…aku masih sendiri. Masih jomblo. Bukan!Bukan! Bukan aku homo. Tiap malam Minggu melongo sendiri fi teras rumah seperti kata Saykoji dengan “Jomblo”-nya—yang tiap kali aku dengar di radio-radio dalam acara request lagu. Permintaan lagu dari pendengarnya. Aku masih normal. Mataku masih tak berjedip jika Luna Maya sedang berlakon di sinetron dan di film. Jangkunku masih bisa meninggi jika Farah Quinn si koki cantik sedang demo memasak di televisi menemani hari Sabtu dan Minggu pagiku. Dan…aku hanya bisa mengeluarkan liur sesaat. Tapi lagi-lagi aku tak begitu larut. Itu hanya sesaat setelah itu…aku sadar. Itu tak baik aku lakukan! Begitulah godaan seorang bujangan tulen seperti aku!

Kenapa aku masih jomblo sampai sekarang? Karena aku belum siap menikah dari segi materi. Itu saja! Mohon maaf jika aku ali berkata demikian! Dan juga aku mengharapkan tak ada pertanyaan tentang hal ini untuk kalian jika membaca tulisanku ini. Panjang aku menceritakannya, okay!

Tapi sudahlah hal itu kita lupakan saja. Mari kita kembali tentang tulisanku mengenai pesan singkat dari kawan lamaku itu.

Ya, hari ini Senin [26/07] pukul 11.45 ketika aku mendapatkan pesan singkat dari kawan lamaku dan aku tertegun. Aku disadarkan kembali oleh pesan singkatnya. Tak sadar tamu Agung sebentar lagi kembali datang menyapaku dan juga semua para Muslim dan Muslimin di dunia.

"Assl. Wr Wb. Hr ini "Malam Nisyfu Sya’abn" [tutupnya buku amal] jd sebelum di tutup maafin ksalahankuya. Af1 jiddan kalo ada skp&ucapanku yg kurang enak dihati. Maafin ya. Sucikan hati utk dtangnya Ramadhan."

Begitu pesannya. Dan aku tertegun oleh pesannya.

Ya, Ramadhan Engkau sudah datang. Tak sadar bibirku berucap. Tak terasa 15 hari lagi kita akan menuju bulan yang penuh rahmat dan barokah. Ramadhan. Ya, Bulan suci itu kini akan kembali menyapa kita semua. Bulan yang dirindukan segala lapisan dunia bagi kaum Muslim dan Muslimin semua. Dan aku? Aku belum menyiapkan apa-apa. Dan itu pun aku baru tahu bahwa Ramadhan akan kembali menyapaku. Lagi-lagi itu aku diberitahukan oleh pesan singkat kawan lamaku saat aku disibukan kan oleh hal keduniawian. Membereskan segala perkuliahanku. Cuti kuliah yang begitu berat aku tinggalkan. Memikirkan bagaimana aku bisa mendapatkan pekerjaan tetap dengan membuat lamaran kesana-sini. Benar-benar membuat aku melupai itu semua…Melupai bahwa Tamu Agung itu akan datang. Menyapaku kembali…

Namun saat aku merima pesan kawan lamaku hari ini. Aku akhirnya tersadarkan. Aku malu…Malu karena aku tak memperhatikan Tamu Agung itu. Bulan suci Ramadhan yang akan bertamu kepada semua para Muslim dan Muslimin semua. Tapi walaupun begitu ada yang terselip di kisi-kisi hatiku. Aku punya doa dan nawaitu…Doa dan permintaanku semoga aku bisa menjalankan ibadah puasaku dengan baik. Tenang. Dan khusyu. Tak lupa aku berucap,” syukur alhamdulillah Engkau masih mempertemukan aku di bulan suci Ramadhan ini.”

Marhaban yaa Ramadhan…Aku datang. Aku rindu kepadamu…[]

Tanah Betawi—Ulujami, 26 Juli 2010

Email/FB:[email protected]

dan [email protected]