Aku dan Melahirkan

Sebagai seorang ibu, bisa dibilang aku adalah sosok ibu yang penuh dengan ketidakPDan… Di saat banyak wanita di sekelilingku melahirkan anak-anaknya melalui persalinan normal, diriku malah melewatinya dengan operasi. Bukan hanya satu kali, tapi sudah ketiga kalinya.

Tentu Allah punya banyak rencana indah untuk diriku, tapi tetap saja sulit bagiku menjadi sosok ibu sejati untuk anak-anakku. Ddan itu dikarenakan aku melahirkan mereka melalui operasi, meski memang keadaan yang mengharuskan seperti itu… Belum lagi tatapan mata-mata itu ketika aku berkata aku melahirkan secara operasi… Anggapan-anggapan mereka yang menyatakan betapa enaknya melahirkan secara operasi… Uufhhh menambah rasa ketidakPDan diri ini.

Namun, Allah selalu punya cara untuk mengingatkan makhlukNya. Aku yang selalu menganggap diri ini bukan seorang ibu yang patut menerima segala keistimewaan dariNya, bukan seorang ibu yang patut menerima segala cinta dan kasih sayang yang semestinya dari anak-anaknya, hingga aku tumbuh menjadi seorang ibu tanpa ada rasa percaya diri bahwa aku adalah seorang ibu..

Allah mengingatkanku lewat sebuah tulisan dalam sebuah buku dengan judul Sebab Cinta Tak Kenal Waktu, DH.Devita dan Rien Hanafiyah..

“ Ukhti, aku begitu bodoh dan sombongnya…..Dengan melihat jalan proses ceasar anak ketigaku, aku jadi menangis dan mengingat bahwa sungguh berat bagimu, dua kali mengalaminya. Segala emosi dan perasaan stress harus kamu singkirkan demi perjuangan ini. Padahal sebelumnya, bagiku melakukan ceasar bukan jihad sebenarnya! Aku fakir! Aku menganggap di mana letak jihad jika kamu tidak merasakan mules dan kontraksi sekalipun. Aku menganggap jika ingin berjihad berusahalah untuk melahirkan secara normal. Hingga suamiku berkata, “Aku iri padamu, di salah satu bagian badanmu telah ada tanda jihad seorang hamba, sedang aku? Belum ada sama sekali. Bersyukurlah.” Ya Ukh, tanda bekas operasiku (yang baru satu kali gores), telas memberi tanda bahwa aku telah berjihad. Maafkan aku, Ukh…”

Deg, aku tersentak. Tidak bersyukurkah aku?! Tidakkah aku merasa menjadi sosok yang terpilih dengan tanda bekas itu?! Toh aku melalui semua ini bukan karena keinginan juga keegoisanku untuk tidak mau melalui segala kesulitan yang harus dihadapi di saat persalinan normal… Aku juga pernah mengalami bagaimana rasa mules dan kontraksi 24 jam sebelum melahirkan secara operasi juga akhirnya… Aku pun harus melalui rasa sakit akibat goresan operasi setelah obat bius dan obat penghilang rsa sakit mulai habis berfungsinya… Apakah semua itu tak cukup membuatku untuk menjadi sosok ibu sejati bagi anak-anakku?

Ahhh entahlah… Yang jelas sedang kubangun rasa percaya diri ini… Jika bukan aku yang memulainya maka semua akan selalu terasa sama dan semakin lama akan semakin merapuhkanku. Yang jelas dengan tulisan tersebut aku merasa, aku pun berhak merasa bahwa aku adalah seorang ibu. Bagaimanapun kita melahirkan buah hati-buah hati kita, melahirkan adalah ladang jihad bagi seorang wanita.

Dan semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua..

ummunadia[at]gmail[dot]com