Memaknai Cinta

Apa itu cinta, dan bagaimana definisnya dan apa keinginan cinta itu sendiri, ternyata manusia selalu menerjemahkan sesuai dengan selera dan sudut pandang diri mereka sendiri, tidak pernah melihat cinta dari sudut pandang orang lain, ini lah yang menjadikannya bias dan kehilangan makna bahkan ruh cinta itu sendiri.

Kaum komunis memandang cinta adalah hilangnya kelas sosial dalam masyarakat, dimana tidak ada orang kaya dan miskin. semua bekerja untuk kepentingan bersama, begitu kira-kira manifesto cinta yang mereka impikan. Kaum kapitalis memandang cinta adalah terpenuhinya hak-hak individu tanpa melihat hak individu yang lain tertindas dan sengsara. Kaum sekuleris memandang cinta adalah penguasa tidak boleh mencampuri urusan Tuhan di muka bumi dan Tuhan harus pergi dari lingkungan kekuasaan. Dan para liberalis menerjemahkan cinta dengan menyerahkan benar dan salah dalam timbangan mata manusia tanpa intervensi kebenaran dan kegelapan di dalamnya.

Itulah sudut pandang cinta dari berbagai ideologi, bila di pelajari mereka sebenarnya kehilangan citarasa dalam memandang cinta, cinta tidak didudukkan ditempat yang semestinya tanpa intervensi akal dan perasaaan manusia yang penuh nafsu dan kepentingan dalam memaknai cinta.

Tapi cinta yang paling unik adalah seperti cinta yang di gambarkan seorang penya’ir yang namanya harum di timur dan di barat,cinta yang harus bersanding antara air kehidupan dan pedang, dimana dua hal yang berlainan adalah satu, semua karena cinta, mari kita selami kata perkata agar kita lebih merasakan cinta yang mengabadi.

Titik yang berkilau yang disebut diri

Selalu memendarkan percikan kehidupan didalam tubuh kita.

Melalui cinta ia semakin bertahan,

Semakin hidup semakin kukuh, dan semakin berkilau.

Melalui cinta esensinya berkobar

Dan perbendaharaan tresembunyinya berkembang

Diri membutuhkan api dari cinta

Dan belajar bagaimana mencahayai cahaya dengan api.

Adalah cinta yang membawa kedamaian dan

begitupun dengan konflik di dunia ini

Cinta adalah air kehidupan dan

juga adalah pedang tajam

Belajar seni menjadi pencinta dan berhasrat mencinta.

Berjuang mencapai mata Nuh dan

Mengidamkan hati Ya’qub.

Menyingkap alkimia di tangan berlumpur

Dan mencium gerbang kemuliaan.

(iqbal).

Hanif Abdullah

Redaktur Majalah Online
ansharullah.com