Jerawat di Wajahku

jerawatSeumur hidup, baru kali ini aku memiliki jerawat yang lumayan banyak di wajah, dengan tingkat pertumbuhan yang cukup “menggelisahkan”.

Tamu yang bertandang, biasanya bertanya, “Kenapa Umm, mukanya?”

Jawabku tentu saja,”Iya nih jerawatan.”

Kemudian mereka komentar,”Salah pakai kosmetik Umm?”

“Alergi atau salah makan?”

”Lagi stress Umm, banyak pikiran?”

”Nggak ngerawat muka ya?”

”Jarang dibersihin?”

Semuanya kujawab,”Nggak tahu nih kenapa.”

Duh malu. Ternyata mereka memperhatikan. Aku jadi berpikir untuk melakukan treatment terhadap wajahku ini. Mulailah aku memakai sabun pembersih jerawat pagi petang, membersihkan dengan susu pembersih tiap malam, dan tentu saja mengoleskan krim penyembuh jerawat.

Selang seminggu, aku mematut diri di cermin, ternyata, jerawat tetap bertengger  di wajahku dengan setianya. Wah, ini jerawat kebal sekali ya.

3 minggu berlalu semenjak aku menyadari punya jerawat. Kini aku mematut diri lagi di cermin. Alhamdulillah, jerawat masih ada.

Aku jadi berlama-lama menatap diri ini di cermin. Berbagai pikiranmulai  berkelebat. Aku mulai merasa sedih. Bukan, bukan pada jerawat yang tumbuh di wajahku ini dan belum mau pergi. Tapi….aku teringat pada hatiku…akh, barangkali hatiku pun ditumbuhi banyak jerawat. Karena aku tidak menyadarinya, maka Allah kirimkan jerawat di wajah ini sebagai peringatan.

Jerawat di wajah adalah tampilan luar, dan lihat bagaimana aku bersusah payah melakukan ini itu demi menghilangkan jerawat di wajahku. Bagaimana dengan jerawat di hatiku?

Teringat pada hatiku pada awal mula diciptakan….

Allah menitipkan hati yang putih bersih kepada setiap hambanya. Tapi…tengoklah seperti apa hati kita hari ini…

Waktu berlalu, mulailah debu-debu menempel di hati. Adakah kita menyadarinya? Kotoran-kotoran, sedikit demi sedikit menyambangi  hati dan tak pergi.  Adakah kita membersihkannya?

Andai dapat kita lihat wajah hati kita, mungkin rupannya bisa jadi lebih buruk dari wajah  kita yang ditumbuhi  jerawat ini.

Bayangkan saja wajah yang tidak pernah dibersihkan, akan seperti apa? Kotor, berminyak, berjerawat dan tentu saja tak sedap dipandang. Bagaimana dengan hati kita? Aikh…Allah sang pemilik hati setiap hamba, pasti tak suka memandangnya.

Atas debu-debu dan kotoran-kotoran di hati, kita lupa membersihkannya. Kita lupa merawatnya. Kita memenuhinya dengan prasangka-prasangka buruk. Kita tidak memberinya asupan yang dibutuhkannya. Kita memolesnya dengan polesan syetan.

Jerawat diwajah,  kendati telah dilakukan treatment, ternyata jerawat ini tidak seketika menghilang. Kudu sabar, kudu istiqomah.

Begitupula hati, jika telah ditumbuhi jerawat, maka membersihkannyapun perlu sabar, perlu istiqomah.

 

Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu ialah Hati.” (HR.Al-Bukhari)

 

Allah SWT berfirman: “…dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya.” (QS.Asy-Syams : 7-10).

 

Layaknya komentar teman-teman yang melihat wajahku berjerawat. Ada yang komentar salah pakai kosmetik. Mungkin begitupula hati kita yang berjerawat karena menghiasi, harusnya kita berkosmetik dengan sabar, tawakal, ikhlas. Kita malah memolesnya dengan amarah, rasa iri, prasangka buruk dll.

Atau komentar taman yang lain, wajahku berjerawat karena alergi atau salah makan. Mungkin ini pula yang terjadi dengan hati kita yang berjerawat salah memasukan isi ke dalam hati kita.

Ada yang berkomentar, tidak dirawat. Benar, mustinya kita banyak-banyak muhasabah. Ada yang berkomentar, jarang dibersihkan. Benar, kita jarang sungguh-sungguh beristighfar.

Saudaraku,….begitu besar cinta Allah kepada para hambaNya, karenanya Allah akan senantiasa mengirimkan kita sinyal-sinyal, tanda-tanda ketika kita mulai menjauh dariNya, ketika kita mulai “setia” mengotori hati-hati kita. Alhamdulillah, dalam segala hal yang terjadi, kita dapat melihat hikmah dibalik itu semua.

Ummuali.wordpress.com