Keimanan yang Terbakar

genggam apiBeberapa hari yang lalu Sengata di kejutkan oleh amukan si jago merah di sekitar wilayah Rudina. Bangunan yang terbakar kebanyakan dari kayu, hingga bagai menjadi bahan yang sempurna untuk si api berkobar lebih besar dan leluasa.

Masyarakat di sekitar tampak cepat bereaksi. Bahu membahu membantu memadamkan api, menyirami dengan air dari tandon-tandon panampungan yang mereka miliki, mengangkuti barang-barang yang masih dapat diselamatkan ataupun sekedar mengamankan lokasi. Mobil pemadam juga datang membantu di saat yang tepat, sehingga banyak pula rumah yang berhasil diselamatkan. Alhamdulillah.

Si jago merah memang tak pernah pilih-pilih korban bila sudah mengamuk. Ia bisa melalap sederet rumah hingga rata dengan tanah. Tak menyisakan walau tiang kecil sekalipun! Dengan tenggang waktu tak sampai dua jam, banyak orang yang harus kehilangan harta dan bendanya. Hanya keikhlasan yang harus dihamparkan dalam hati setiap yang menjadi korban. Semoga Allah SWT menggantikan semua derita mereka dengan kelapangan yang lebih banyak lagi. Amiin.

Saya teringat ketika terjadi kebakaran besar di sepanjang sungai Karang Mumus di Samarinda beberapa tahun silam. Kebakaran terjadi hampir satu hari lamanya. Api yang sangat besar kobarannya bahkan menyeberang sungai, hingga banyak sekali menelan kerugian. Beberapa kerabat saya juga menjadi korban. Menyisakan pilu dan sedikit trauma di hati mereka. Namun yang lebih menyedihkan, selain rumahnya habis terbakar, sebagian barang-barang yang berhasil diselamatkan justru di jarah pencuri.

Motif yang dilakukan adalah dengan pura pura membantu. Kerabat saya bercerita tentang seorang lelaki yang berhasil di bekuk karena tertangkap basah mencuri. Tak tanggung-tanggung, ia dan beberapa kawannya sengaja membawa mobil pick up untuk mengangkut harta jarahannya tersebut. Kecurigaan berawal ketika seorang bapak yang memang ikhlas membantu, mendapati seorang nenek yang mereka tolak buntelan bajunya. Kelompok tersebut lebih memilih mengangkat TV, Kulkas, Tape dan alat elektronik lainnya.

Pencuri tersebut, harus ikhlas dengan hadiah bogem mentah dari warga yang terlanjur emosi. Pemuda tersebut mengakui, awalnya ia dan teman-temannya murni hanya ingin menolong. Namun demi melihat banyaknya barang-barang berharga yang tergeletak begitu saja di pinggir-pinggir jalan, di tambah tidak ada pengawasnya karena masing-masing sibuk menyelamatkan diri, mereka jadi berubah pikiran.

Kejadian seperti itu ternyata terjadi pula di Sengata. Beberapa rumah dan toko yang menjadi korban kebakaran juga banyak yang hilang barang-barangnya karena di jarah. Hanya saja tidak ada yang berhasil tertangkap pada kejadian itu. Boleh jadi, para pelaku tersebut juga ‘tidak berniat mencuri’ pada awalnya.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Kiranya memang tepat mewakili kesedihan para korban kebakaran. Bagaimana tidak, di tengah kepanikan, di antara gegap gempita suasana penuh ketakutan yang tercipta di antara mereka, ternyata masih ada segelintir orang yang malah bermain api. Sengaja mencari kesempatan di dalam kesempitan. Astaghfirullah…,

Setiap kita pastilah pernah mengalami keadaan sulit. Tertimpa musibah seperti apapun bentuknya. Pertolongan dari atau untuk kita dari orang-orang sekitar, sahabat dan tetangga atau bahkan orang lain yang tidak kita kenal, bagai oase di tengah gurun gersang. Allah SWT sungguh Maha Mengetahui dan tidak akan melewatkan kebaikan yang kita lakukan barang satu episodepun tanpa balasan. Seperti yang termaktub dalam hadist Rasululloh:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya’. (HR Muslim)

Namun setan memang tak akan pernah ikhlas, melihat niat lurus yang kita bentangkan. Ia akan berusaha dengan segala cara, agar kita tergelincir menuju jalan kemungkaran. Seperti yang ‘bang napi’ sering ucapkan; bahwa kejahatan dapat terjadi bukan hanya karena ada niat, tetapi juga karena ada kesempatan. Kesempatan yang didalamnya penuh dengan tipu daya setan. Semoga Allah SWT berkenan memelihara titik – titik keimanan dalam setiap hati kita. Amiin.

Wallahu’alam bisshowab.

http://yunnytouresia.multiply.com