Kepada Saudariku Sesama Muslimah

Peringatan hari AIDS sedunia, 1 Desember kemarin, menyisakan keprihatinan yang sangat mendalam. Penyakit mematikan yang hingga kini belum ada obatnya tersebut semakin merajalela. Bukan hanya pelaku seks bebas yang menanggung akibatnya. Para istri setia, bocah-bocah tak berdosa ataupun saya dan Anda, bisa saja terkena getahnya. Yang membuat miris, belum ada penangan serius untuk menghentikan laju penyebaran penyakit ini. Perzinahan marak dimana-mana.

Peredaran video mesum bahkan menyebar dalam handphone pelajar-pelajar sekolah. Minuman keras juga bisa dijumpai dimana-mana, hatta di warung-warung di pinggir jalan. Narkoba dan gengnya juga mudah ditemui di seantero negeri ini. Kemana lagi kita hendak berlari menjauh dari penyakit azab ini?

Hati saya pilu. Saya punya suami yang bertakwa dan anak-anak yang masih panjang masa depannya. Jika masyarakat hanya mampu memberi sanksi moral, sampai kapan adat dijunjung tinggi? Jika pemerintah tidak bisa melindungi warganegaranya dari kejahatan seksual dan  infiltrasi negatif media, kepada siapa kita berlindung?

Air mata saya menitik perlahan. Negeri ini adalah negeri muslim terbesar di dunia. Selayaknya, saya sebagai muslim merasa nyaman dan aman tinggal di negeri ini. Tapi bagaimana hati menjadi tenang jika masyarakat kita tak ambil peduli dengan perselingkuhan? Perzinahan hanya menjadi  gosip artis dan kampanye kebebasan berekspresi.

Bagaimana hati ini menjadi tentram, jika sebagai ibu setiap hari melihat para pemuda asyik teler di gardu ronda menikmati pil haram? Bagaimana Anda bisa tidur nyenyak jika tayangan TeVe menyeru Anda untuk menikmati kemaksiatan?

Hati saya runtuh ketika membaca di Dolly saja, seribu kondom habis sehari! Mata hati saya kalap! Dimana hati nurani para lelaki hidung belang itu ketika ia asyik masyuk dengan yang bukan istrinya? Dan para pelacur, sampai hatikah menyiksa batin seorang istri setia dengan anak-anak yang menjadi tanggungjawabnya?  Batin saya menjerit keras! Saya tidak bisa terlalu berharap pada empati masyarakat ataupun perlindungan pemerintah. Saya harus melindungi keluarga saya sendiri!

Kepada para gadis muslimah,

Jadikanlah istri solehah dan ibu mujahidah sebagai cita-citamu. Persiapkan diri jauh-jauh hari untuk melaksanakan tugas suci tersebut. Menjadi istri solehah adalah kunci masuk surgamu dan menjadi ibu mujahidah adalah sumbangsihmu bagi peradaban. Karena jika istri solehah menjadi idam-idaman setiap mukmin yang soleh, maka ibu mujahidah adalah harapan umat. Anak-anak generasi rabbani yang lahir dari rahimmu akan menyempitkan gerak para pelaku maksiat dimanapun ia berada.

Semakin banyak anak-anak yang lahir dari rahimmu yang terhormat, semakin terpinggirkan mereka yang bermaksiat kepada Allah. Cintailah anak-anak kalian apa adanya. Didiklah mereka dengan bekal terbaik untuk mengarungi zamannya kelak. Tanamkan cita-cita mulia sebagai pembangkit semangat hidup.

Kepada para istri solehah,

Jagalah suami-suami kalian. Jadilah penyejuk mata dan hati bagi suami kalian. Jika mereka mendapatkan semua keinginan ada pada diri kalian, yakinlah tidak akan ada yang tertarik untuk mendekati perzinahan.

Perlakukan suami-suami kita sebagai raja, niscaya merekapun akan melayani kita sebagai ratu.

Kepada para mujahidah dimana saja berada,

Mari jadikan rumah kita sebagai pelabuhan raga dan jiwa. Rumah-rumah yang terdapat nur Allah di dalamnya, tentulah menjadi surga Allah di bumi. Rumah yang penuh ridla Ilahi, pastilah menjadi tempat yang menenangkan jiwa. Rumah yang di dalamnya  menggema syiar Allah, pasti muaranya adalah sakinah, mawaddah wa rahmah.

Dan kepada para suami, jadilah suami yang penuh tanggung jawab, yang dengannya para istri dengan rela menyerahkan diri untuk bersama-sama menuju ridla Allah. Belajarlah dan buktikan bahwa kalian memang mampu menjadi qowwam. Ingat-ingatlah bahwa tanggung jawab sebagai suami tidak hanya dipertanggungjawabkan di hadapan mertua, tapi sudah pasti di hadapan Allah…

 Rabbana…

Berilah kepada kami pasangan hidup  dan  keturunan yang menyejukkan mata

dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa…

  (Salam takzimku untuk Abu Unaysah)