Lebih Banyak yang Menderita

pusingOleh: Syaripudin Zuhri

Banyak orang yang sudah kayapun masih marasa kurang, sudah punya mobil mewah, rumah megah bertingkat, dengan lapangan luas berhektar-hektar, harta berlimpah, sampai tak habis dimakan tujuh turunan, tapi tetap saja merasa kurang, buktinya?

Banyak orang yang memang sudah kaya justru melakukan korupsi, sudah punya jabatan tinggi, justru banyak yang ketangkap KPK, mengapa itu terjadi? Apa lagi kalau bukan di dalam dirinya tak ada rasa syukur kepadaNya! Yang ada hanya kurang, kurang dan kurang. Pandangan selalu ke atas, bukan melihat yang di bawahnya, yang tak punya apa-apa.

Yang repotnya lagi bagi yang sudah tak punya apa-apa, selalu melihat ke atas, sehingga beban deritanya semakin besar, beban perasaan kekurangnnya semakin menggigit. Padahal seberapun besar penderitaannya, masih banyak yang lebih menderita darinya. Selalu ada orang yang lebih menderita darimu, dan kau hanya punya dua pilihan: membusuk dalam kegelapan atau menari mengikuti kehidupan, mana yang kau pilih?

Dan kalaupun penderitaan tersebut terjadi pada anda, yakinlah masih banyak orang yang menderita dari anda. Lihat saja orang-orang yang hidup di kolong-kolong jembatan, yang hidup di tempat pembuangan sampah terakhir, di emper-emper toko dan lain sebagainya. Kalaupun anda sakit misalnya, silahkan datang ke rumah sakit, batapa banyak orang yang lebih parah penyakit dari anda!

Dan kalaupun anda sebagai pelajar atau mahasiswa atau yang sudah lulus sarjana, S1, S2 atau S3, sungguh bahagia, namun jangan lupa, titel apapun tidak laku dihadapan Allah. Yang dinilai Allah adalah amal perbuatanmu, bukan titelmu, bukan wajahmu, bukan kekayaanmu, bukan keturunanmu tapi amalanmu! Sekali lagi amalanmulah yang menyelamatkan dirimu dari azab Allah di akherat kelak!

Jadilah orang “bodoh” yang terus menerus mencari kebenaran. Jangan menjadi orang pintar yang terus menerus mencari kesalahan. Biasanya berbicara dengan orang awam yang dicari adalah kebenaran, sedangkan berbicara dengan orang pintar yang sering muncul adalah kesalahan. Bukan kebenarannya yang dicari, tapi kesalahannya, repot bukan?

Maka untuk mencapai kebenaran yang hakiki, bacalah, Iqro! Baca apa saja yang bisa kamu baca, insya Allah kamu akan mendapat ilmu yang sebelumnya kamu tidak ketahui. Baca apa saja yang bisa kamu baca, insya Allah akan membawa hikmah bagimu dalam hidup dan kehidupan ini.

Dalam bacaan banyak sekali nasehat yang anda dapat. Jika orang lain tidak mau menasehatimu, maka nasehati dirimu sendiri. Jika orang lain tidak mau memberikan ilmu/keterampilan yang dimilikinya, maka berusahalah agar ilmu/keterampilan tersebut dapat kamu miliki. Berjuanglah untuk keberhasilanmu, walau tanpa dukungan orang lain, karena merekapun sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Sebelum ajal menjelang berarti kamu masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk meningkatkan derajat, harkat, martabat dan hartamu. Jangan putus asa, jangan mundur, jangan takut, jangan lengah, jangan sia-siakan waktu, jangan menyerah dan setersunya. Untuk sebuah keberhasilan memang dibutuhkan pengorbanan. Baik pengorbanan waktu, tenaga, biaya, pikiran dan sebagainya.

Bangkitkan semangat hidup dengan nasehat, kata-kata yang bijaksana baik yang datang dari orang lain maupun dari dirimu sendiri. Gunakan kata-kata kunci yang menggugah hati nuranimu sendiri, kamu juga punya akal, punya pikiran, punya kata-kata, pergunakan semuanya itu untuk memperbaiki hidupmu.

Selama di dunia kamu tidak akan menemukan kabahagiaan sempurna, ada saja kekurangannya. Dan kamupun tidak akan menemukan penderitaan yang sempurna, karena ada saja kelebihannya.

Tak ada kata malu dalam belajar, tak ada kata putus asa dalam belajar, taka ada kata menyerah dalam belajar, bila ingin berhasil dalam belajar.

Tidak ada hidup tanpa resiko, di manapun dan kapanpun manusia itu berada. Dan ketika matipun masih akan menemukan resiko, apakah amalnya diterima? Hidup ini di jalani saja, agar tidak kecewa.

Dibalik lumpur ada kesuburan, Dibalik awan masih ada matahari, Dibalik gerhana masih ada bulan, Dibalik kegelapan masih ada seberkas cahaya, dibalik penyakit ada obatnya, dibalik musim dingin ada musim panas, dibalik kesusahan ada kemudahan, dibalik tangis ada tawa dan ditengah-tengah keburukan masih ada setitik kebaikan.

Di dunia ini tak ada keburukan yang total berisi keburukan dan tak ada kebaikan yang total berisi kebaikan. Inilah sikap optimis dalam memandang hidup dan kehidupan. Di dalam dirimupun demikian adanya, ya ada kebaikan dan ada keburukannya, cuma mana yang lebih banyak itulah masalahnya.

Jangan membuat kesalahan, insya Allah kau akan menang. Dan seandainya kamu mengalahpun kamu tetap menang. Orang yang melakukan kebenaran, kalau tidak menang di dunia, ya di . akherat. Tetaplah berjalan di alam kebenaran, walau cuma kamu sendiri yang melakukannya, misalnya.

Bebaskan dirimu dari apapun, kecuali Allah. Dengan demikian kamu tidak akan pernah merasa resah karena ditinggalkan atau meninggalkan sesuatu. Hayati kalimat syahadat itu dengan mendalam, jabarkan dengan renungan yang tinggi bahwa hanya dengan mengikatkan diri kepada Allah kamu bisa tenang dan bahagia, tanpa diusik oleh prasangka apapun. Tidak ada Tuhan kecuali Allah.

Kemanapun dan di manapun kamu berada, jangan terikat oleh apapun, kecuali kepada Allah SWT. Bebaskan dirimu dengan apapun jua, niscaya kamu akan berbahagia. Jangan merasa ditinggalkan dan meninggalkan Dia.

Yang lain boleh ada boleh tiada, tapi Allah adalah segalanya bagimu. Jangan bebaskan dirimu dari Dia, tetaplah berada di dalam Dia, tetaplah berada dalam naungan-Nya, tetaplah berada dalam ikatan-Nya. Lepaskanlah semuanya yang mengikatmu, kecuali ikatan Dia. Larilah menjauh dari apapun dan larilah mendekat kepada-Nya. Keluarlah dari penjara dunia dan masuklah kedalam taman-Nya.

 

Moskow, 25 Safar 1436 H/17 Desember 2014.