Jilbabmu Bukan Penutup Aibmu

Miris rasanya ketika suatu kali tanpa sengaja melihat tayangan infotainment akhir-akhir ini. Tak berniat pula saya melihat berita itu, tapi berita itu akan muncul saat kita hendak membuka email. Biasanya saya tak pernah menggubris berita para seleb tersebut, karena akan membuat waktu saya terbuang sia-sia.

Namun kali ini mata saya sangat terusik dengan pemberitaan seorang selebritis yang katanya menutupi aib kehamilannya dengan memakai jilbab, bahkan bercadar. Sehingga ia bebas masuk keluar rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya tanpa dikenali oleh para kuli tinta.

Tak ayal saya pun membuka dan membaca berita tersebut. Sekali lagi, sebenarnya saya tidak perduli dengan kebenaran berita tersebut. Saya hanya sedikit geram. Mengapa jilbab dijadikan alat untuk menutupi aib kita?

Seharusnya, kita bangga menjadi muslim dan muslimah. Begitu banyak di luar sana orang yang berbondong-bondong mengikrarkan diri membaca dua kalimat syahadat karena tertarik dengan Islam dan bangga menutup dirinya dengan balutan jilbab. Tapi justru kita yang sudah terlahir sebagai seorang muslim selalu menyalahgunakan identitas kita untuk hal-hal yang jelek. Rupanya inilah salah satu faktor yang bisa menambah citra buruk tentang Islam itu sendiri. Astaghfirullohal ‘adzim.

Saya benar-benar merasa tertampar. Bukankah memakai jilbab itu menandakan bahwa si pemakainya mencinta Alloh dan Rasul Nya melebihi apa pun? Tanpa perlu ditutup-tutupi aib kita akan dibuka di hadapan Alloh kelak. Lalu kenapa, jilbab harus dijadikan tameng penutup semua aib kita? Mohon maaf, terkadanag ada sebagian orang yang memiliki rambut tak hitam lagi terpaksa memakai jilbab atau kerudung hanya untuk menutupi rambut ubannya. Bahkan berita teranyar saat ini yang saya lihat di media cetak, ada dua orang wanita yang mendadak menutup aurat lengkap dengan cadarnya ketika dipanggil pihak berwajib untuk diperiksa terkait dengan kasus Nazaruddin. Astaghfirulloh.

Sekali lagi saya merrasa miris dan kasihan pada agama Islam ini. Menutup diri dengan jilbab bukan karena patuh dan taat kepada syariat tapi justru karena malu dan takutaib nya terlihat.

Ya Alloh, hidayahMu sungguh mahal. Hanya Engkau yang mampu menembus ruang hati mereka, berilah mereka hidayahMu Ya Rabb. Bukakan hati mereka agar mereka sadar, bahwa pakaian ketakwaan itu bukan untuk menutupi aib sementara mereka, lalu setelah itu mereka bebas melepasnya kembali. Amin.

Wallohu ‘alam bishowab.

(Anggota FLP Sangatta)
http://hikmahfathia.blogspot.com
http://asyamil.multiply.com