Mendengarkan………..

Pagi ini jam delapan tepat, aku harus menghadiri rapat harian operasi pabrik mewakili unit kerja tempatku bertugas. Sebelumnya aku harus mengecek notulen rapat kemarin yang dikirim melalui jaringan intranet perusahaan. Rapat biasa dihadiri oleh sekitar lima belas orang, mewakili beberapa departemen, bagian dan seksi. Berlangsung di ruang rapat lantai dua control building pabrik.

Sebelum dimulai, pimpinan rapat memimpin do’a dengan khusyuk. Dari jendela kaca terlihat kepulan asap buangan pabrik di antara deretan ribuan meter pipa dan menjulangnya peralatan-peralatan pabrik. Operator pabrik bekerja giat dengan ikhlas meraih ridho Allah SWT, menghasilkan butiran-butiran putih bersih pupuk urea. Bermanfaat untuk menunjang sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan. Rasulullah SAW bersabda: " Khoirunnasi anfa’uhum linnas” yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya (HR Daruquthni).

Gas dan cairan mengalir dalam pipa-pipa jaringan proses dalam pabrik, diiringi dengung suara peralatan pabrik bertasbih memuji kebesaran-Nya. Semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Namun, kita tidak mengetahui persis cara tasbih mereka.

Rapat harian operasi pabrik berlangsung lancar selama setengah jam. Peserta rapat mematuhi aturan tata tertib yang telah disepakati. Argumentasi dalam rapat berlangsung dengan santun. Tidak merasa lebih hebat jika argumentasi berhasil diterima forum rapat. Tidak ada perdebatan sengit. Keputusan rapat bisa diterima semua pihak. Kuncinya adalah kesepakatan untuk mendapatkan win-win solution. Kerjasama tim diutamakan untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. Suatu pendapat harus didengarkan dan dihargai.

Orang bijak mengatakan, karunia dua telinga dan satu mulut bermakna bahwa kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Suatu hal yang tidak kita sadari. Kita sering lalai saat diperdengarkan panggilan mulia Allah SWT, yaitu adzan. Ketika adzan dikumandangkan, kita mengabaikannya, asyik dengan kesibukan sendiri. Tetap berbincang-bincang dengan orang lain di tengah alunan adzan yang mempunyai makna sangat dalam adalah hal yang tidak seharusnya untuk dilakukan.

”Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, (tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. ” (QS Al-Mulk: 23). Pendengaran adalah karunia-Nya yang mutlak untuk disyukuri. Salah satunya dengan cara mendengarkan dengan perhatian penuh apabila ayat Al-Qur’an dibacakan. Sekedar contoh, dalam acara pernikahan, sering dilantunkan ayat Al-Qur’an. Sebagian yang hadir dalam acara tersebut tidak mendengarkannya. Asyik melakukan obrolan bahkan kadang sambil tertawa. Padahal, Allah SWT telah memberikan perintah untuk mendengarkan ayat Al-Qur’an. ”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat ” (QS Al-A’raaf [7]:204).

Karakteristik orang beriman tergambar dalam ayat berikut. Suatu komitmen untuk mendengar, kemudian diikuti dengan ketaatan kepada Allah SWT. ”Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya’, dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’. ” (QS Albaqarah [2]: 285).

Tanda syukur kepada Allah SWT kita atas nikmat pendengaran, adalah selalu digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik. Kita hindari mendengarkan pembicaraan yang tidak baik sepertigunjingan atau isyu dan fitnah terhadap seseorang.

Kita tentu ingat, saat seorang bayi lahir ke dunia, kalimat thoyibah segera diperdengarkan ke kedua telinganya, yaitu adzan dan iqomah. Suatu hal yang mengandung makna agar untuk seterusnya telinga harus dijaga dan selalu digunakan di jalan-Nya hingga akhir hayat kita.

Bontang, 12 Syawal 1428 H/ 24 Oktober 2007.