Pelajaran dari Air

Emoto-Front-New-426x300Saya sangat terpengaruh dengan buku-buku yang ditulis Dr. Masaru Emoto. Dia adalah penemu kristal air yang menakjubkan itu. Apa yang diuraikannya itu memberikan pencerahan kepada saya tentang adanya pola hubungan antara jiwa dan raga.

Saya membaca bahwa air-air yang diucapkan doa dan kata-kata baik akan membentuk kristal yang sangat indah. Saya kemudian mempraktekkannya pada air yang akan saya minum. Saya berdoa sebelum meminumnya dan saya meyakini bahwa segala penyakit dan racun-racun yang ada dalam diri saya akan sirna ketika saya meminum air itu. Walaupun saya tidak dapat melihat efek dari doa saya tersebut pada air, tapi saya meyakini bahwa air dapat memberikan saya apa yang saya inginkan itu. Jika diteliti sesuai dengan penelitian Masaru Emoto, saya yakin air itu akan memberikan manfaatnya untuk kesehatan tubuh saya.

Saya juga membaca buku Thibbun Nabawi (kedokteran Nabi) karya Imam Ibnul Qayyim. Di buku itu dituliskan bahwa Nabi Muhammad Saw. menggunakan air doa sebagai medium kesembuhan si sakit. Saya melihat, penemuan Dr. Masaru Emoto memiliki korelasi dengan apa yang diajarkan Nabi selama ini.

Ketika banyak orang tertarik dengan kristal-kristal air yang telah ditemukannya, Dr. Masaru Emoto mengatakan bahwa hal itu terjadi karena air merupakan misteri kehidupan. Mereka yang berhasil mengungkap rahasia di balik air, berarti telah menyingkap misteri kehidupan. Allah Swt. berfirman, “Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup…” (QS. Al-Anbiya [21]: 30).

Dalam penelitian Masaru Emoto, semakin jelas terlihat bahwa kualitas air dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk, bergantung pada informasi yang diterimanya. Hal ini membuatnya yakin bahwa kita, manusia, juga dipengaruhi oleh informasi yang kita terima karena 70% tubuh manusia dewasa adalah: Air.

Pada konsep terbentuknya manusia, telur yang dibuahi 96%-nya adalah air. Setelah lahir, 80% tubuh seorang bayi adalah air. Semakin tubuh manusia berkembang, persentase air berkurang dan menetap sampai batas 70% ketika manusia mencapai usia dewasa. Dengan kata lain, selama ini kita hidup sebagai air. Jadi, sebenarnya manusia adalah air.

Kita juga dapat mengatakan bahwa awal kehidupan di mulai dari air dan akan berakhir dengan air. Fetus yang berkembang dalam rahim seorang ibu menggambarkan proses tahapan diri kita – yang berasal dari “laut” hingga terbentuk manusia. Cairan amnion dalam kandungan ibu mempunyai komponen yang mirip dengan komponen yang ada pada air laut. Selanjutnya, fetus menunggu waktu kelahirannya dalam “lautan” di rahim ibu dengan bernafas melalui plasenta.

Karena kualitas air bergantung pada informasi yang diterimanya, konsekuensi logisnya adalah manusia – sebagai makhluk yang sebagian besarnya terbentuk dari air – sudah seharusnya diberikan informasi yang baik. Jika kita melakukan hal ini, pikiran dan tubuh kita akan menjadi sehat. Di pihak lain, jka kita menerima informasi yang buruk, kita akan merasakan sakit.

Mari kita renungkan gambaran singkat tentang air yang telah dijelaskan di atas. Semoga hari ini apa yang kita lakukan jauh lebih baik dari hari kemarin. Mari kita berkata-kata positif kepada orangtua kita, saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita. Karena apa yang kita katakan kepada mereka sangat mempengaruhi jiwa mereka. Dengan hasil penemuan yang menakjubkan ini, semoga tidak ada lagi kata-kata kasar, merendahkan, dan menghinakan orang lain. Seperti halnya air, manusia akan terlihat lebih anggun dan mulia dengan akhlak yang baik dan akan terlihat buruk jika berakhlak tercela.

http://penulis-muda.blogdrive.com

[email protected]