Ikhwan Berbulu Musang Berbau Domba

Sebut saja Jaka Sutisna (bukan nama sebenarnya). Jaka seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu PTS Jakarta. Sang Jaka aktif di kegiatan dakwah baik kampus ataupun SMA tempat ia dulu menuntut matematika. Penampilan Jaka sama dengan ikhwan lainnya. Namun berbeda dari ikhwan yang lainnya.

Jaka dikaruniai oleh Allah Ta’ala berupa fisik yang terlihat sempurna. Mungkin hal ini terbentuk lantaran aktivitas Jaka yang suka berolahraga. Kulit Jaka juga terlihat putih bersih mirip model-model majalah-majalah remaja. Tak lupa kacamata khasnya yang makin menambah kesan intelektualitasnya.

Jaka juga tercatat sebagai seorang mahasiswa yang cerdas. Beberapa masalah ditangannya dapat segera tuntas. Selain cerdas Jaka juga terlihat bijaksana setidaknya begitu menurut para Community Jaka Lovers yang kebanyakan para akhwat’s. Atas dua hal diatas. Maka Jaka Sutisna pun ditampuk oleh para Jaka Lovers menjadi semacam penasehat atau guru spiritualitas.

Status-status FB atau tweet Jaka pun berkutat pada masalah percintaan. Bak pujangga abad 3 SM ia menguntai kata-kata nun indah begitu meresap di hati para lawan maupun kawan. Tak pelak status-status-nya tersebut sering mendapat pujian. Dari mulai jempol (like this!) sampai ucapan terima kasih “makasih ya kak, syukron akhi atas tausiyahnya” banyak juga yang bertaburan.

Tak sampai disitu, Jaka pun menjadi tempat curahan para penggemarnya. Seperti layaknya tong sampah yang selalu terbuka. Ia menerima pengaduan berbagai masalah yang tengah dihadapi teman-temannya. Akan tetapi anehnya kebanyakan atau malah semuanya adalah wanita. Jaka yang memang supel terlihat begitu menikmati aktivitasnya.

Untuk mengakrabkan suasana Jaka selalu mempergunakan jurus-jurus mautnya. Pada awalnya niatan Jaka hanya agar para pendengarnya merasa nyaman dengan dirinya. Tapi lagi-lagi anehnya jurus ini hanya berlaku bagi teman-teman wanitanya.

Sering sekali Jaka mengirim SMS seperti berikut kepada para —lagi-lagi perempuan— audiensnya.

Kemarin malam t’lah kukirimkan seorang bidadari untuk menjaga tidurmu. Akan tetapi tak lama kemudian bidadari tersebut kembali, sambil marah-marah ia berkata kepadaku, “ngapain bidadari suruh jaga bidadari”.

SMS tersebut juga disertai dengan simbol-simbol seperti berikut :-), ^_^V dan semacamnya.

Mendadak Jaka telah berubah seperti ustadz muda yang gemar memberikan tausiyah. Tentunya lewat forum SMS serta jaringan dunia maya miliknya. Tapi menjadi aneh ketika dalam dunia nyata. Jaka ternyata tak banyak mengumbar nasihat kepada sesama teman Ikhwan seperjuangannya.

Jaka, lagi-lagi mendadak bagai seorang guru. Bahasa yang ia pakai dalam percakapan dengan “mutarrobi akhwatnya” adalah aku-kamu. Dan anehnya juga bahasa-bahasa aku-kamu hanya ia tunjukkan kepada para akhwat-akhwat yang memang lugu. Padahal bahasa sehari-harinya adalah saya-anda atau pun gue-elu. Aneh, tapi kenyataannya toh memang seperti itu.

Jaka, juga menjadi sorang murobbi dadakan. Sering kali ia memberikan semangat kepada para binaan yang lagi-lagi perempuan. Tak lupa SMS tausiyah pun sering ia hadirkan. Terutama terkait topik-topik peribadahan. Dari mulai puasa sunnah, qiyamul lail, sampai tilawah quran harian. Dan parahnya hal-hal tersebut tak didapatkan di kalangan ikhwan.

Obrolan via SMS dijadikan sebagai ajang pembuangan bonus. Maklumlah namanya juga anak kampus. Obrolan berkisar dari masalah dakwah sampai masalah ingus. Pokoknya masalah-masalah yang benar-benar sangat tidak serius. Tak masalah seberapa pegalnya tangan mengetik, yang penting komunikasi jalan terus.

Tak sedikit para akhwat yang terjerat jaring emasnya Jaka. Entah karena keluguan mereka atau mereka-merekanya saja yang terbutakan oleh asmara. Bukan 1, 2 akhwat saja. Melainkan sudah mencapai angka belasan akhwat yang sudah akut terkena kena “virus merah muda”.

Sudah tak terhitung berapa banyaknya para akhwat yang sudah dijanjikan untuk menikah dengan dirinya. Tapi sama dengan yang katanya wakil rakyat di negeri kita. Nyata-nyatanya itu hanya pepesan kosong dan sekedar retorika belaka.

Belakangan Jaka tak diketahui rimbanya. Ia mengganti semua nomor HP serta akun jejaring sosial miliknya. Para pemujanya bingung hendak mencari Jaka yang entah ada di mana.

Ya begitulah Jaka, mendadak ia seperti Jelangkung yang pergi secara tiba-tiba. Sampai hari ini pun orang-orang tidak mengetahui keberadaan “Kak Jack” begitulah ia biasa disapa.

[email protected]
mukminsehat.multiply.com