Belajar Dari Finlandia

Ini sebenarnya perjalanan 4 tahun lalu, sayang kalau dilewatkan begitu saja, paling tidak dapat berbagi dengan para pembaca di Tanah Air ataupun dengan sahabat di mana saja berada, bukankah kemana saja kita melangkah tetap di bumi Allah, ke mana saja negara yang kita kunjungi adalah negara yang berdiri di bumi Allah juga. Kisahnya dimulai setelah selang sehari Hari Raya Idul Fitri 1427 H, tgl 25 Oktober 2006 jam 13.00 wm berangkatlah aku dan rombongan menuju Bandara Sheremetyevo 2 untuk terbang ke negara Finlandia dengan pesawat Aeroflot.

Dengan Bismillah, aku mulai melangkah kaki menuju negara di Utara Russia, negara yang lebih makmur dan lebih segalanya dari Rusia, terutama kebersihan dan kerapihannya, negara " Nokia" Dengan waktu penerbangan kurang dari 2 jam, sampailah aku dan rombongan di Helsinki di Bandara yang serba berbeda dengan Bandara Sheremetyevo 2.

Oya, jangan lupa, negara “ Nokia” ini punya peranan dalam sejarah Indonesia, yaitu dengan di tandatanganinya perjanjian damai antara Indonesia dengan GAM pada tanggal 15 Agustus 2005, nah setelah itu komplik yang berkepanjangan antara Indonesia dengan GAM berakhir sudah. Dan perlu juga diketahui bahwa perusahaan HP Nokia, asalnya adalah pabrik ban mobil !

Hebat ya… cara berpikir mereka, karena pabrik ban mobil, sebagus apapun ban tersebut, tak akan beranjak dari bunder ! Jadi kreatifitas manusia “kepentok” bila hanya membuat ban mobil, yang apapun pabriknya, jenis apapun orangnya, ban tetap bunder. Nah makanya mereka banting stir dan membaca peluang di era komunikasi dan informasi, dengan membuat HP ternyata perdiksi mereka benar, dengan membuat HP mereka berkarya seluas-luasnya, seakan tak habis-habisnya menemukan ide-ide baru untuk membuat HP model terbaru dengan fasilitas sebanyak mungkin.

Kembali ke perjalanan, di bandara Sheremetyevo 2 , masih saja kelihatan tegang, walaupun komunis sudah terkubur 15 tahun di negara beruang merah ini, tapi pemeriksaan di bagian imigrasi Bandara masih tak jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu, kaku, tegang, lama, berbelit-belit dsb. Suasana seperti tak di jumpai di Bandara Helsinki, walau ada yang agak lama, tapi tidak tegang, tidak kaku, tidak berbelit-belit, suasananya santai dan terbuka.

Suasana begitu berbanding terbalik dengan sebelumnya, dari Moskow keluar dengan penuh harap-harap cemas dan masuk ke Helsinki ada rasa tentram dan tenang, padahal ke Helsinki baru pertama kali dalam hidup ini, namun suasanannya sudah terasa begitu akrab.

Beda sekali dengan di Moskow tempat aku tinggal sekarang, suasananya tetap kurang senyaman, tetap saja kaku, tetap aja bikin was-was, tetap aja orang asing di tanya bolak-balik, " mana dokumen ?" itu pertanyaan di Moskow, walaupun kita hanya ke luar ke toko untuk belanja, padahal toko tersebut hanya 50 meter dari rumah/flat/apartement, tetap saja polisi di Moskow akan bertanya, "mana dokumen ? " dan pertanyaan yang sama akan kita jumpai ditempat-tempat yang berbeda, apa lagi kalau kita berjalan sendirian. Tapi pertanyaan yang sama tidak pernah kita jumpai selama Di Finland/Helsinki. Beda banget !

Setelah pemeriksaan pasport dan semuanya tak ada masalah, aku dan rombongan 11 orang Menunggu teman yang akan jemput di Bandara, kurang lebih 1 jam maka datanglah teman dari Helsinki dengan dua kendaraan menjemput di Bandara. Alhamdulillah, lagi-lagi suasana di perjalanan dari Bandara menuju Hotel di tengah-tengah kota Helsinki, suasananya berbeda sekali dengan suasana kota Moskow. Dari Bandara ke pusat kota, nyaman, tenang, tak ada kemacetan.

Di kota Helsinki yang kelihatan serba rapi, di jalan-jalan sudah dibuat begitu tertib, ada jalan untuk mobil, trem, pengandara sepeda, pejalan kaki yang yang berjalan di jalan-jalan yang sudah disediakan bagi masing-masing, sehingga antara pengendara satu dengan yang lainnya tak saling ganggu, semuanya berjalan sesuai dengan jalurnya masing-masing, kelihatan begitu tertib dan disiplin. Suasana Eropa barat terasa sekali, suasana negara yang makmur sangat terlihat disepanjang jalan.

Malam di Helsinki, Malam di Hotel Scandik di jantung kota Helsinki, dengan bayaran semalam 265 Euro (+- $ 400 ) malam yang indah dengan dingin malam yang menggigit, karena angin dingin dari utara berhembus kencang , bayaran hotel yang muahal ……. untuk ukuran orang-orang sepertiku …. tak membuat kecut, tapi tetap gembira.

Setelah check in di hotel kami semua diajak jalan-jalan dan makan malam di restoran, restoran milik orang Singapur dan Malaysia, tak jauh dari hotel. Perut yang lapar karena dingin… menambah semangat makan dan yang di hidangkan, bakso yang terkenal sampai ke Moskow, bakso yang selalu menjadi oleh-oleh orang KBRI Moskow yang ke Finland, bakso yang lezat dan legit, bakso yang sangat aku sukai, Alhamdulillah, jauh-jauh keluar negeri, dari Moskow ke Helsinki, eh masih ketemu makanan yang menjadi hobyku, bakso !

Sehabis makan malam di restoran Singapur-Malaysia ( mungkin pengusahnya joint, karena nama negara mereka di pakai dua-duanya ), kita kembali ke hotel, kemudian jalan-jalan malam di sekitar hotel. Angin dingin berhembus sepanjang jalan-jalan di sekitar hotel Scandik, angin dingin yang menggigit tulang tak dihiraukan, malam ini harus dinikmati, karena tak setiap malam, malam seperti ini akan ku jumpai dihari-hari berikutnya. Ini kesempatan berjalan di bumi Tuhan yang lain, di salah satu negara skandinavia. Bumi Tuhan luas, dan setiap negeri mempunyai ke khas masing-masing. Dan ke khasan itu menjadi ciri masing-masing tiap negara, maka berjalanlah kamu di muka bumi, lihatlah… di sana akan kamu temukan ayat-ayat Tuhan, di sana akan kamu temukan tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Setelah jalan-jalan malam disekitar hotel dan menjelang tengah malam, kami mulai masuk ke hotel untuk beristirahat, manikmati ruang hotel yang bayaranya semalam bisa untuk membayar uang kuliah beberapa semester atau bisa untuk modal dagang kecil-kecilan atau kalau dibelikan cendol, bisa mandi cendol berbak-bak !

Besok harinya kami berjalan-jalan di pusat kota Helsinki, walau kota ini di ujung utara yang dipisahkan dengan Eropa, namun gaya arsitektur gedung-gedungnya mirip dengan negara-negara Eropa lainnya, bangunan yang dipenuhi gaya-gaya kuno, namun terjaga apik, bersih dan kokoh. Biasa, setiap gedung di Eropa memang penuh dengan relief, tidak polos, penuh dengan kreasi kembang atau daun, dengan warna rata-rata coklat muda kehitaman. Di sentral stasiun kereta apinya ( yang berhubungan Moskow ) malahan dominasi hitam. Di tengah taman dekat Mall Stocman, ada 4 patung pekerja laki-laki yang sedang mengayunkan palu besarnya.

Patung ini menggambarkan kerja keras dalam hidup, sayang, patung yang di buat dari bahan baja hitam ini, maaf, telanjang, benar-benar, maaf, telanjang sepenuhnya. (sebenarnya pekerja kan , bisa pakai baju, tapi kenapa di buat telanjang? ) Ya itulah Eropa, dengan alasan seni, patung-patung kebanyakan di buat telanjang. Wah, kalau patung ini di Indonesia atau di buat di Indonesia, pasti sudah di demo, tak ada alasan seni, kalau mengumbar aurot, walau itu hanya patung, pakainkan baju !

Penampilan keseharian penduduk Finlandia, ramah, supel dan enak diajak ngobrol. Rata-rata memang demkina masyarkat Eropa, khususnya Eropa Barat dan Utara, namun di Eropa Timur, karena mungkin eks komunis, wajahnya kebanyakan surem, kurang bersahabat dan ada kesan mencurigai orang asing, Tapi itu tak semuanya, ada juga yang baik, bersahabat dan ramah dengan orang asing. Oya, di Mall Central, ada yang menarik, di tengah gedung ini, di lantai dasarnya, ditulis letak astronominya, lengkap dengan garis lintang dari bujur, dengan derajat, menit dan detiknya. Jadi dengan membaca letak astronominya, kita langsung bisa mencocokan dengan Atlas atau peta yang kita bawa sebagai wisatawan. Uniknya lagi, letak astronomi yang di pahat itu searah dengan puncak gedung yang dibuat kerucut.

Nah di Mall sentral ini, bila lapar, jangan takut, ada nasi kebuli dari Turky atau Libanon, yang kalau ukuran kita orang Indonesia sepiringnya bisa untuk tiga orang ! Kita semua kaget, ya ampun … gimana makannya nih ? Nasi sebanyak itu disediakan untuk satu orang, ya satu orang satu piring besar (persis senampan/baki, kalau di kita Indonesia ), padahal kita tahu, makannya orang Indonesia kebanyakan sedikit, apalagi untuk perempuan. Ya udah…. Sikat aja, kebetulan habis jalan-jalan, kan lapar tuh, apa lagi anginnya dari utara… wah lumayan, bikin perut keroncongan. Yang sudah kita “sikat” juga tuh nasi kebuli , yang sedang mengepul hangat-hangat. Alhamdulillah… nikmat banget !

Selesai makan siang, perjalanan di lanjutkan, karena memang Helsinki kotanya kecil, tak sebesar Moskow, maka jalan-jalan sepertinya lebih kecil, dibandingkan jalan-jalan yang ada di Moskow, bedanya di Helsinki jalan lebih tertib, uniknya hampir disetiap toko besarnya, disediakan parkir untuk sepeda , dengan gambar sepeda bercat putih, yang di gambar di atas aspal di tempat perkir tersebut. Dan jalan untuk bersepedapun di buat khusus, mobil atau pejalan kaki dilarang menggunakannya, pejalan kaki punya jalan sediri, mobil dan trempun demikian, pokoknya punya jalan masing-masing dan jangan saling mengganggu jalanan orang.

Oya, mengenai sampah tak terlihat berceceran di jalan, karena memang sudah sangat tertib, hampir setiap beberapa meter ada tong sampah yang tertata rapih. Dan kalau kita masuk kedalam toko, tak disediakan tong sampah, agar orang tak membuang sampah di dalam toko atau mall. Lalu gimana kalau punya sampah bekas makanan ? ya di kantongi dulu sementara atau di masukan ke tas masing-masing, nanti di luar took, baru di buang di tong sampah. Setelah berkeliling kota, kami kembali ke hotel scandik.

Kalau di lihat kebersihannya di Helsinki, saya jadi malu hati, kan mereka bukan mayoritas muslim, mereka mungkin tidak mengenal hadist “ Annadzopatu minal iman = kebersihan itu sebagian dari Iman “ tapi mengapa mereka bisa hidup bersih ? Loh di kita, Indonesia, yang mayoritasnya muslim… ya ampun…. Kebersihan nyaris tak di perhatikan, buang sampah sembarangan. Loh Imannya pada dikemanakan ? Perlu terus ditumbuhkembangkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Dari cerita di atas apa sih yang bisa kita pelajari dari Finlandia, khususnya Helsinki ? Ada beberapa, antara lain :

  1. Kebersihan kotanya alias jangan membuang sampah sembarangan
  2. Memberikan hak bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda di jalan yang disediakan khusus
  3. Budaya tertib dan antri di manapun
  4. Menyediakan parkir bukan hanya untuk mobil, tapi juga untuk sepeda
  5. Lebih banyak menggunakan kantong belanja dari kertas di banding dari plastic
  6. Jangan takut merubah kebiasaan alias berani berinovasi

Sorenya, kami siap-siap untuk menuju Ke Swedia, inipun perjalanan yang menarik, karena kita akan menaiki kapal laut yang tingginya 13 tingkat, yang kalau orang bilang “ hotel terapung” bayangkan hotel terapung dengan ketinggianya mencapai 13 tingkat ! Untuk perjalanan berikut, Yaitu dari Filnadia menuju Swedia akan di sambung lain waktu. Terima kasih.