Indonesia Malaysia Jagalah Persaudaraanmu

Ada gejala yang membuat hati ini gundah gulana, ketika membaca berbagai macam berita tentang hubungan Indonesia dan Malaysia ( Indo-Mala) yang seakan seperti musush bebuyutan yang tak habis-habisnya digali untuk dinyatakan”musuh” yang mungkin sja dihebuskan oleh”tangan-tangan kotor” yang berusaha membuat situasi yang membuat runyuam dianatar kedua Negara yang sama-sama mencintai perdamaian, karean keduanya adalah Negara yang penduduknya mayoritas muslim, sedangkan muslim itu bersaudara, sedangkan dalam ajaran Islam dianjurkan untuk mendamaikan sauadar yang sedang bertikai, bukan malah “ngomporin” dengan berbagai cara yang lagi-lagi kotor! Bukan dengan bijak dan dengan penuh hikmah.

Gonjang ganjing perseteruan antaar Indonesia Malaysia membuat saya prihatin, saudara serumpun ini akan terkoyak koyak bila benar-benar terjadi perang beneran atau perang lewat media cetak dan media elektronilk termasuk lewat internet! Astagfirullah, justru menjelang hari yang fitrah gonjang ganjing ini terus menerus merebak dan damapknya samapi ke Moskow, khususnya para Mahasiswa kita yang sedang belajar di Rusia dengan mahasiswa Malaysia yang juga belajar di Rusia.

Apa lagi dengan istilah yang membuat hati sakit dan luka berdarah-darah, Malingsia, ini istilah yang sangat menusuk bagi siapapun yang punya hati nurani, punya jiwa, punya persaan yang tulus. Saya bukan orang Malaysia, saya tulen orang Indonesia, tapi saya banyak sahabat yang dari Malaysia, baik sahabat di dunia maya, maupun di dunia nyata. Dan itu terjalin erat di Rusia. Kami, saya dan orang-orang Malaysia, tunduk dan sujud pada sajadah yang sama, tunduk pada Tuhan yang sama dan agama yang sama !

Bahkan beberapa tahun lalu Indonesia dan Malaysia, melalui kedutaannya masing-masing di Rusia, bahu membahu mengadakan MTQ pertama kali di Rusia, Indonesia dan Malaysia( Indomala ) menjadi panitia bersama. MTQ ini diadakan di kedutaan Malaysia, jalan Ulipalme , Moskow, Rusia. Pada saat itu dilakukan di bulan ramadhan, dengan peserta dari berbagai negara Muslim yang ada di Rusia. Malaysia dan Indonesia rukun, harmonis dan tak ada gesekan apapun.
Bahkan pernah ketika ada hari raya Idul Adha, antara kedutaan Indonesia dan Malaysia yang ada di Moskow. lagi-lagi mengadakan kerjasama, mengadakan sholat Idul Adha bersama di kedutaan Malaysia dengan Khotibnya dari Indonesia dan imannya dari Malaysia. Bagitu juga sebaliknya ketika diadakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diadakan di kedutaan Indonesia, warga Malaysia dan Duta Besarnya menghadiri acara tersebut, datang dengan senyum persahabatan dan ukhuwah Islamiyah, alangkah indahnya persahabatan tersebut.

Secara pribadipun saya punya sahabat dekat dari Mahasiswa-mahasiwa Malaysia yang belajar di Rusia, mereka datang dan berkunjung ke rumah, ke apartement tempat saya tinggal. Persahabatan yang indah itu sampai saat ini tetap berlangsung, walau sang mahasiwa itu sudah kembali ke tanah airnya, Malaysia. Kami masih berkirim berita lewat sms. Ah alangkahnya persahabatan itu. Oya, banyak Mahasiwa Malysia yang kuliah di Moskow, setiap hari Jum’at datang ke kedutaan kita( KBRI Moskow ) di jalan Novokuznetskaya Ulitsa 12, Moskow untuk sholat Jum’at berjamaah dengan warga Indonesia lainnya.

Terkadang bahkan mahasiswa Malaysia tersebut datang lebih dahulu untuk sholat Jum’at dibandingkan dengan mahasiswa Indonesia, yang datangnya bahkan suka terlambat. Dan mereka, mahasiwa Malaysia datang tidak duduk manis, mereka dengan ikhlas ikut menggelar sajadah dan itupun tanpa diminta. Terkadang juga, kita minta mereka untuk jadi muzdzin, khotib dan imam saat sholat Jum’at ! Dan mereka mau, tidak menolak. Ya betapa indahnya kerukunan itu, kerukunan antara Indonesia dan Maalysia di Rusia! Oya, sampai saat inipun kami dengan beberapa warga Malaysia setiap sabtu atau minggu mengadakan latihan badminton di Cistyprudi( hari sabtu ) dan di Universitas Baumanskaya( hari minggu ).

Namun… kini sebulan terakhir ini, ketika kasus pelemparan kotoran di kedutaan Malaysia di Jakarta oleh demonstran yang tak bertanggung jawab, karena membalas perlakuan Malaysia terhadap nelayan kita yang ditangkap oleh petugas dari Malaysia dan berbagai kasus lainnya. Ya, itulah penyebab yang memang tak dapat dipungkiri, namun akibatnya bukan hanya di Indonesia dan Malaysia, tapi jjuga merebak sampai ke Moskow. khususnya pada Mahasiswa Maalysia yang biasanya sholat Jum’at di KBRI Moskow. Mereka jadi enggan datang, entah ini karena kasus itu atau ada sebab lainnya, namun yang jelas bisanya Mahasiswa Malaysia banyak yang datang ke KBRI untuk sholat Jum’at, namun beberapa minggu terakhir makin sepi.

Ah…. skenario apa lagi ini ? Mau diapakan lagi ummat Islam? Setelah kehancuran Irak dan Afganistan, "tangan -tangan" kotor yang tak kelihatan itu, sedang berusaha menghacurkan Iran, alhamdulilllah Iran cukup kokoh dan berani bersuara di kancah Internasional. Iran tak berhasil di koyak-koyak, ah rupanya ada ada dunia Islam yang mayoritas penduduknya, tapi kehidupannya aman-aman saja, nah ini"makanan!" Di sebelah Utara negara yang mayoritas penduduknya Islam( Indonesia ). Juga negara yang mayoritas penduduknya Islam( Malaysia ) wah kalau dua negar ini bersatu, mereka akan menjadi negara kuat dan jaya, wah itu tak boleh terjadi ! Itu yang mungkin dijadikan skenario untuk "diadu domba" Kalau hal tersebut berhasil, yang senang adalah pihak ke tiga, siapa lagi kalau bukan "tangan-tangan kotor itu!"

Si"tangan-tangan " kotor ini tak suka kalau Indonesia dan malaysia tetap menjadi saudara serumpun yang hidup bertetangga berdampingan dengan aman dan damai, jangan lupa dua negara ini ( Malaysia dan Indonesia ) kaya degan sumber daya alam yang melimpah ruah, Karet, timah, barang tambang yang lainnya dimilki dua negara ini, maka tak heran kalau jaman dulu, Indonesai dan Malaysia selalu menjadi sasaran penjajahan Barat. Dengan dijajah, maka sumber kekayaan alam dua negara serumpun ini dijarah habis-habisan oleh Inggris, Belanda, Portugis!

Nah dengan gonjing politik dan keamanan yang di ekspos besar-besaran oleh media cetak dan eletronik, membuat hati ini pilu. Okelah, banyak TKW kita yang kena"musibah" di Malaysia atau mendapat perlakuan yang tak manusiawi dari warga Malaysia yang menjadi majikan TKW atau TKI kita, tapi jangan dilupakan sudah jutaan orang, warga negara Indonesia, yang kaya atau memenuhi pundi-pundi mereka dengan ringgit! Makanya banyak sekali yang tertarik untuk bekerja di Malaysia, walau dengan cara ilegal sekalipun, kenapa bisa ? Ya itu tadi, kehidupan di Malaysia"menjajikan", sementara di Indonesia banyak warga negara kita yang di PHK!

Sekarang saya mau tanya, tidak bolehkan seorang mengubah nasibnya agar lebih baik? Bukankah Islam memerintahkan agar hijrah, pindah atau migrasi ke tempat yang lebih baik! Bukankah ada perintahNya, agar kita merubah nasib kita sendiri! Dalam surat Ar Ra’d 11" Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" Jadi apa salahnya kalau TKW dan TKI kita mencarai kehidupan yang lebih baik, dan kebetulan kehidupan yang menjanjikan itu adanya di negeri jiran kita, apa mereka salah?

Lalu kalau komplik ini berkepanjangan, bukankan nasib jutaan TKI dan TKW kita yang berada di Malaysia akan terancam di PHK atau dipulangkan ke tanah air? kalau itu TKI dan TKWnya jutaan, bayangkan sanak keluarga yang menjadi tangggungan mereka, bukankah lebih besar jumlahnya dan itu berarti akan menciptakan kemiskinan berantai, itukah yang kita inginkan dengan komplik ini? Tidak adakah jalur diplomasi dengan"kepala dingin"? Atau memang ada skenario yang terus menerus dihembuskan, agar negara yang bertetangga ini, yang kebetulan serumpun dan sama-sama mayoritas penduduknya muslim, agar pecah dan perang?

Jangan, jangan sampai terjadi perang antara Malaysia dan Indonesia, karena kalu itu terjadi jelas ada pihak ketiga yang senang dan punya alasan untuk menjaga perdamaian, maka tentara pihak ke tiga akan masuk! Jangankan perang fisik, perang di dunia maya sja sudah membuata hati para pembaca luka berdarah darah, timbul dendam dan sakit hati, padahal ini bulan ramadhan! Nah momentum Hari Raya Idul Fitri ini, mari kita jadikan sarana untuk saling memaaafkan antara warga Malaysia dan Indonesia, baik di dunia maya maupun di dunia nyata!

Mari kita saling hidup rukun dan damai, percayalah, bila kita perang tak ada yang untung! Yang menang jadi arang, yang kalah jadi abu! Kedua-duanya rugi dan dalam skala besar yang kalah adalah ummat Islam dan manusia yang punya hati nurani dan cinta perdamaian dan kedamaian! Apapun alasannya, jangan perang wahai saudara-saudaraku di Indonesia dan Malaysia! Mari tunduk, ruku dan sujud di sajadah yang sama, mari kita hilangkan rasa nasionalisme yang sempit! Mari kita galang arasa nasionalsime yang universal, karena apapun nama negaranya, apapun kebangsaannya, apapun tanah airnya, semua itu tetap bumi Allah juga! Mari kita jaga amanah Allah itu, kita sebagai khalifaNya di muka bumi, bukan untuk saling betikai, tapi untuk saling memakmurkan bumi ini, amanah Allah ini, mari kita jaga bersama-sama!

Mari sekali lagi kita jaga persaudaraan ini, kita jaga ukhuwah ini, ukhuwah Islamiyah dan Ukhuyah wathoniyah, dan ukhuwah universal, yang meliputi seluruh jagat raya, dengan konsep abadi bahwa ummat Ialam adalah bersaudara dan Islam selalu menjaga perdamaian sebagai pelopor rakhmatan lil alamain, rakhmat bagi seluruh jagat raya, termasuk rakhmat bagi dua Negara Indonesia dan Malaysia, yang spertinay sedang “diobok-obok” agar terjadi pertikaian yang meluas dan abadi, terutama di dunia maya, karean yang sudah ditulis dan menyebar ke seantero dunia, dimana kedua belah pihak membacanya dan sama-sama menjadi sakit hati.

Mari kita tinggalkan egoisme yang membuat saudara menjadi jauh dan menjadi musuh, mari tetap menjaga perdamaian dan keamanan dianatar kedua Negara ini, agar “tangan-tangan kotor” tidak dapat merusak persaudaraan ini, cukup sudah nasib Irak, Afganistan menjadi pelajaran yang sanagt berharga bagi ummat Islam! Awas jangan saapai kehilangan “tongkat” ke tiga kali ! Hati-hati terhadap”tangan-tangan kotor” yang tidak kelihatan yang sedang mengincar kejatuhan ummat Islam dimanapun adanya!
Hati-hati jangan sampai Indonesia dan Malaysia menjadi Cordoba, yang dimana kejayaan selama 7- 8 abad hanya tinggal puing-puing kehancuran, Islam hanya tinggal nama di negara Spanyol itu! Awas “tangan tangan kotor” sedang mengintai kedua Negara ini, yang sama-sama penduduknya mayoritas Islam, yang kalau menurut prosentasenya dikedua Negara ini bukan bertambah, tapi berkurang!

Coba lihat datanya, dulu sekitar tahun 70-80an Prosentase ummat Islam sekitar 90% lebih dari penduduk Indonesia, seakrang prosentase itu sudah menurun, sekarang sekitar 85%, jika scenario“tangan-tangan kotor” berhasil, boleh jadi dalam jangka panjang 50 atau 100 tahun mendatang, Islam di Indonesia dan Malaysia akan bernasib seperti di Cordoba, Spanyol! Itu bisa terjadi kalau Indonesia dan Malaysia berhasil diadu domba!

Maka sekali lagi saya nyatakan, Indonesia dan Malaysia adalah bersaudara, sama-sama mayoritas Islam, yang terkadang memang ada gesekan, tapi gesekan tersebut jangan sampai membuat hancur kedua Negara ini, cukup Irak dan Afaganistan! Tidakkah kita mengambil pelajaran dari terkoyak-koyaknya kedua Negara Islam itu ? Ayo nyatakan:” jangan perang! “ Mari berdamai dan tetap menjaga kedamaian, mari kita kembali kepada fitrah yang suci, bukan emosi dan ambisi!