yang Berguguran di Bulan Ramadhan

Mata saya memandang ke arah danau yang tidak begitu besar itu. Angin yang bertiup sepoi-sepoi membentuk riak-riak gelombang kecil di atas permukaan air. Di sisi seberang danau, nampak sampah-sampah menumpuk. Sebuah pemandangan yang baru saya lihat setelah beberapa kali mengunjungi tempat ini.

Angin sepoi kembali bertiup. Tiupannya menggugurkan beberapa lembar daun dari pohon di mana saya duduk dibawahnya. Daun itu pun jatuh ke tanah. Tak lama kemudian angin bertiup lebih kencang. Akibatnya, semakin banyak daun-daun yang jatuh berguguran ke tanah. Daun yang lemahlah yang berguguran. Sedang daun-daun yang kuat, akan tetap menghiasi dahan-dahan pohon.

Hal yang hampir sama juga terjadi dalam sebuah ajang perlombaan. Ketika pendaftaran dibuka, ratusan atau ribuan peserta yang mungkin mendaftar. Ketika proses seleksi pertama dilakukan, jumlah peserta yang terasring menjadi lebih sedikit. Mereka yang lolos adalah mereka yang memenuhi kriteria penilaian dari para juri.

Pada seleksi berikutnya, peserta yang lolos pun semakin sedikit, karena kriteria penialaian sudah diubah yang tentunya lebih tinggi dari seleksi sebelumnya. Hingga akhirnya, hanya tersisa dua atau tiga orang peserta saja yang tersisa dalam putaran final. Dan hanya satu orang yang menjadi jawara.

Begitu pula Ramadhan. Malam awal Ramadhan, para jama’ah begitu semangat mengisi malam-malam Ramadhan. Masjid dan musholla penuh sesak. Bahkan tak sedikit mereka yang menggelar sajadah di halaman masjid agar bisa mengikuti shalat tarawih berjama’ah. Subhaanallah!

Ramadhan pun bergulir. Proses seleksi pun dimulai. Jama’ah yang hadir di masjid atau musholla berkurang satu per satu. Shaf-shaf yang rapat mulai merenggang dan kemudian menghilang. Mungkin karena kelelahan, mungkin karena banyak kepentingan, sehingga banyak yang berguguran. Tinggallah mereka yang kuat dan bersemangat yang tetap bertahan. Terus melangkah maju meninggalkan yang berguguran. Terbayang sudah di mata janji yang pasti ditepati dari Ar-Rahman.

Lalu, di manakah kita berada?
Yang gugur di seleksi awal, di pertengahan, atau di masa-masa akhir Ramadhan?
Atau kah kita yang berhasil lolos sempurna hingga ke syawal dan mampu bertahan seterusnya?