Belajar Bagi Anak

Assalamualaikum,

Saya ibu dari 2 anak berusia 9.5 thn dan 3.5 thn. Saat ini anak pertama laki-laki bersekolah di sebuah SDIT kelas 4. Ibu tentu menyadari dan paham betapa beratnya tuntutan bagi anak-anak masa sekarang ini. Pelajaran semakin banyak, semakin berat, saingan banyak sehingga masuk ke tingkatan baru bukan hal yang mudah, biaya sekolah yang tinggi dan susahnya mencari lapangan kerja. Jujur sebenarnya kami sebagai orangtuanya tidak ingin terlalu menekan anak, tetapi tuntutan saat ini membuat saya terutama agak stress juga. Memang di sekolahnya juga tidak banyak pressing seperti di SD negeri, tidak banyak PR, tidak ada istilah ranking, demokratis, komunikasi berjalan bagus, anak dibebaskan berkembang sesuai bakat dan kemampuan. Tapi bu kalo tidak dimulai dari sekarang kapan lagi? Agar anak saya berdisiplin, rajin belajar dan termotivasi untuk menghasilkan yang terbaik (nilai ulangan misalnya) sementara anak laki-laki saya ini masih belum mandiri, banyak mainnya dan masih kurang tanggungjawabnya. Walaupun masuk SMPnya insya Allah masih 2 tahunan lagi tentunya saya ingin kedepannya langkahnya lebih mudah, bukankah kalo nilai UAN nya bagus dan prestasi akademis maupun ekstrakurikulernya bagus akan memudahkan langkahnya ke depan?. Bagaimana menurut ibu? Saya mohon saran dan masukan dari ibu.

Wassalam,

L. Yuliani – Bogor

Jawaban :

Assalammu’alaikum Wr. Wb.,

Ibu Yani yang dicintai ALLOH, subhanalloh ya, ibu begitu memiliki visi dan sangat aware terhadap keadaan di masa yang akan datang, percayalah bu, apa yang ibu lakukan dan khawatirkan mengenai anak ibu, bila semua yang ibu lakukan terhadapnya berdasarkan kekhawatiran ibu karena kecintaan dan karena ALLOH maka akan berbuah hasil yang sangat baik, kalau boleh saya mengungkapkan pendapat saya mengenai anak ibu, yang sulung dengan yang kedua memiliki jarak umur yang cukup jauh, sehingga si sulung merasakan menjadi anak yang diperhatikan ibunya cukup lama, sehingga tumbuh sifat bahwa ibu selalu membantu anaknya. Sehingga kemandirian dan rasa tangggung jawabnya kurang terbentuk, namun belum terlambat bu untuk memberikan beban dan rasa tanggung jawab, tentu saja dengan rasa tega dan memberikan pengertian serta rajin cerewet (hehe..). Mula-mula si sulung mungkin mengeluh dan tidak peduli, ketika itu ibu boleh agak ‘keras‘ sedikit dalam memberikan beban sehingga dia menyadari bahwa hal itu harus dilakukan, dan bila beban yang diberikan berjalan dengan baik, maka ibu wajib memuji dan hal itu (memberikan beban dan tanggung jawab) haruslah kontinyu dan jangan hanya sekali-sekali saja, beban yang sesuai untuk melatih anak berusia 9.5 tahun adalah : membuang sampah setiap pagi, menggelar sajadah bila adzan tiba, menyalakan lampu bila waktu magrib sudah datang, memberi makan binatang peliharaan, dan lain-lain. Saat ini ibu tidak perlu risau, anak lelaki memang begitu, pikirannya kemana-mana dan tidak fokus, jadi ibu bersabar saja dan terus memberikan pengertian, beban dan tanggungjawab, sampai dia akhirnya terlatih sendiri.

Mengenai nilai UN yang baik dan prestasi anak dalam ekskul menurut saya begini bu, memang anak-anak harus dilatih untuk berdisiplin dan bertanggungjawab terhadap pekerjaannya saat ini yaitu : belajar, dan nilai yang baik itu memang memungkinkan anak diterima disekolah favorit, tetapi berdasarkan pengalaman saya di dunia kerja selama 14 tahun ini bu, ternyata nilai akademik yang tinggi tidak menjamin keberhasilan seseorang dalam hidupnya, yang penting skill, keimanan, good personality, tahu bagiamana harus bersikap, akhlak yang mulia, kejujuran serta semangat untuk mempelajari suatu pekerjaan, thinking skill dan yang terpenting kepercayaan pada diri sendiri, selain itu kreativitas seseorang juga sangat membantu keberhasilan seorang anak, saya pikir marilah kita melatih anak-anak kita dengan beberapa aspek diatas, agar selain memiliki nilai yang baik secara akademis juga memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi masa depannya, dan ini semua tidak jauh daripada hadist rasululloh yang berbunyi :

Selamat ya bu, ibu telah menjadi ibu yang dibanggakan anaknya, karena berfikir mengenai keadaan anak ibu pada zamannya, hal yang sangat jarang dilakukan oleh para ibu di zaman modern ini.

Salam sayang,

Wassalamu’alaikum