Menyekolahkan Anak Terlalu Dini

Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarakatuh

Saya mau menanyakan tentang anak perempuan saya yang nomor satu dari dua bersaudara. Tahun ajaran baru nanti anak saya berumur 4 tahun 2 bulan. Inginnya anak saya mau dimasukkan ke Sekolah Dasar. Sebagai catatan, anak saya sudah terampil/lancar dalam membaca latin dan hitung-hitungan dasar, juga sudah lancar baca Al-Qur’an dengan hafalan 1 juz (juz 30). Motorik cukup bagus dalam hal mewarnai, memperhatikan gambar dengan maksudnya dan lain-lain. Semangat belajar anak tinggi, tiada hari tanpa pegang buku, baik sekedar membaca, mewarnai, mengerjakan soal perhitungan dan lain-lain. Kemandirian cukup untuk anak seusianya.

Setelah saya cari-cari informasi SD-IT yang bisa menerima, ada SD-IT yang mau menerima murid seusia anak saya.

Yang menjadi pertanyaan saya, secara psikologis anak saya sudah siap belum untuk berada di komunitas baru dengan teman-teman yang berumur dua atau tiga tahun di atasnya?

Pertimbangan saya memilih memasukkan ke SD bukan ke Play Group atau Taman Kanak-kanak adalah saya khawatir anak saya cepat bosan atau jenuh. Karena tipe anak saya, dia sering "ngeyel" dan tidak terima kalau merasa sudah bisa kemudian diajari.

Demikian pertanyaan saya, atas tanggapan dan jawabannya saya sampaikan ucapan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Hendry

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Pak hendry yang dimuliakan ALLOH, berdasarkan pengalaman saya berkecimpung di dunia pendidikan selama 13 tahun, anak-anak yang dimasukkan sekolah terlalu dini, ketika masih usia pembelajaran dibawah 8 tahun tidak masalah, karena sampai kelas 2 SD pelajaran masih ringan dan cenderung mengulang-ulang pelajaran di TK dan SD kelas 1. Intinya masih sebatas calistung (membaca, menulis dan berhitung), maka saya jamin anak bapak akan bisa mengikuti dan cukup enjoy. Dan pada seumuran anak kelas 1 dan 2, kawan-kawan anak bapak, belum berfikir macam-macam, jadi anak bapak tidak akan menjadi masalah bila bergaul dengan mereka. Perbedaan akan semakin besar bila anak bapak sudah semakin dewasa, karena itu anak bapak saya khawatir jiwanya tidak sama berkembang dengan anak sekelasnya bahkan ketika anak-anak lain sudah mengalami aqil balik, maka anak bapak ‘terpaksa’ akan menjumpai kawan-kawan sekelasnya yang dia merasa ‘aneh.’ Saran saya pak, demi perkembangan jiwa anak bapak ketika saatnya nanti, biarkanlah dia berkembang sesuai dengan umurnya, mengenai kecerdasan yang dimiliki, ada baiknya bapak masukkan ke sekolah yang memiliki akselerasi program-program percepatan dan anak bapak selain mengkuti program percepatan juga memiliki teman-teman yang sama.

Saya punya beberapa pengalaman, mengenai anak yang usianya tidak sesuai dengan kelasnya, biasanya mereka menjadi korban bullying atau menjadi pelaku bullying (menjadi pelaku, untuk menutupi kekurangan yang dia rasakan, intinya daripada dijadikan korban ejekan lebih baik membuat dirinya ditakuti).

wallohu’alam bishowab, semoga bapak dan ibu mendapatkan pencerahan yang lebih baik bagi perkembagan anak anak bapak.

Salam sayang untuk ananda.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.