Manajemen Informasi, Antara Manusia, Malaikat, Hewan, dan Iblis

Antara Manusia, Malaikat, Hewan, dan Iblis

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain, bahkan malaikat sekalipun. Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena oriantasi hidupnya terfokus pada kerusakan dan penyesatan manusia dari jalan yang lurus. Kemuliaan malaikat adalah karena tidak putus-putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan Pencipta. Bahkan setiap saat siap menjalankan perintah dan aturan-Nya. Lain lagi dengan hewan. Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tubuh manusia. Akan tetapi memiliki nafsu atau syahwat makan dan biologis seperti manusia. Karena syahwat hewaninya yang mendominasi dan menggerakkan kehidupan, maka setiap saat hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan syahwat biologis. Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya di atas bumi.

Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya di bumi itu berdasarkan ilmu dan perencanaan yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya. Melainkan berdasarkan standar ilmiah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun yang non fisik seperti akal dan qalb (hati), tanpa kenghilangan syahwat dan nafsu hewaninya. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemualiaan-Nya. Allah menjelaskannya:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (سورة الإسراء)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra’ (17):70)

Namun demikian, kemuliaan manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan sistem yang telah dirancang Tuhan Pencipta mereka. Untuk mengetahui secara jelas apa saja kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lain, khususnya malaikat, hewan dan Iblis dapat kita lihat seperti tabel A berikut :

Tabel A : Perbandingan Antara Manusia, Malaikat, Jin dan Hewan
NO MAKHLUK ALLAH DIMENSI DIRI MISI VISI
1 Manusia Fisik amat sempurna, ditambah dimensi Spiritual, Emotional, Intellectual dan Syahwat ibadah kepada Tuhan Pencipta dengan pilihan Khalifah (Wakil)
Allah

2 Malaikat Fisik tidak nyata (halus) dan ditmbah akal ibadah kepada Tuhan Pencipta secara sukarela Prajurit Allah
3 Jin Fisik tidak tidak nyata (halus), ditambah akal dan syahwat ibadah kepada Tuhan Pencipta
dengan pilihan

O
4 Hewan Fisik, nafsu & naluri
(insting) Beribadah kepada Tuhan Pencipta berdasarkan insting
O
5 Iblis/ Setan Fisik tidak nyata (halus) ditambah akal & nafsu Menyesatkan manusia dengan pilihan
O

Tabel B : Perbandingan Manusia Yang Tidak Menjalankan Misi dan Visi Hidup
NO MAKHLUK ALLAH DIMENSI DIRI MISI VISI
1 Malaikat Fisik tidak nyata (halus) dan Akal Ibadah kepada Tuhan Pencipta secara sukarela Prajurit Allah
2 Hewan Fisik, naluri dan nafsu Beribadah kepada Tuhan Pencipta berdasarkan insting
O
3 Iblis/ Setan Fisik tidak tidak nyata (halus), akal & nafsu Menyesatkan manusia dengan pilihan
O
4 Jin Fisik tidak tidak nyata (halus), akal dan syahwat Beribadah kepada Tuhan Pencipta dengan pilihan
O
4 Manusia Fisik & Nafsu Mengikuti hawa nafsu Biang kerusakan di muka bumi

Dari Tabel A di atas dapat kita lihat, bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka memanfaatkan secara optimal tiga keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional dan Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan mereka. Namun, apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilangan kontrol atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di mata Tuhan Pencipta dan di dunia, pola hidup mereka lebih buruk dari pada binatang dan Iblis, seperti yang tergambar pada Tabel B di atas. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf (7) : 179)