Konsep Persatuan Dalam Islam (2)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (6) وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (8) وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (9) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (11) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12) يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (6)

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus (7),

sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (8)

Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah di antara keduanya, jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (9)

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (10)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (kerena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang mengolok-olokkan) itu lebih baik dari mereka (yang menglok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiridan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (11)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan deging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa Jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerimam tobat lagi Maha Penyayang(12)

Hai menusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah illah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal(13) (Al-Hujuran / 49 : 9 – 13)

Sebagian Muslim tampak condong terhadap berita pertama yang disampaikan Walid bin ‘Uqbah, dan mereka menyampaikan saran kepada Nabi saw untuk segera menjatuhkan sanksi pada mereka. Itu merupakan fanatisme kelompok tersebut terhadap agama Allah dan kemarahan mereka terhadap pembangkangan zakat. Lalu datanglah ayat berikut untuk mengingatkan mereka tentang hakikat besar dan nikmat agung yang ada pada mereka, agar mereka memahami nilainya dan senantiasa menyadari keberadaannya:

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah…”

Ini merupakan hakikat yang dapat dikonsepsi dengan mudah, karena ia riil dan ada. Tetapi, ketika direnungkan, maka ia tampak besar dan nyaris tidak bisa dikonsepsi! Apakah mudah bagi manusia untuk mengkonsepsi bahwa langit senantiasa mengadakan kontak dengan bumi secara kontinu, hidup, dan bisa disaksikan; lalu langit berkata kepada bumi; memberitahu penduduknya tentang kondisi mereka, pembicaraan dan bisikan mereka, terlebih dahulu meluruskan langkah mereka, mengisyaratkan mereka berkaitan dengan masalah pribadi dan masalah umum mereka; lalu salah seorang dari mereka berbuat, berkata, dan bersobsesi seperti ini; lalu tiba-tiba langit muncul, dan tiba Allah Ta’ala memberitahu Rasul-Nya tentang apa yang terjadi, mengarahkannya perbuatan dan ucapannya dalam peristiwa yang terjadi itu. Sungguh, itu merupakan perkara dan berita besar. Sesungguhnya itu adalah hakikat yang besar. Terkadang kebesarannya tidak dirasakan oleh orang yang tidak mendapatinya di hadapannya. Karena itu, peringatan ini disampaikan dengan gaya bahasa demikian, ‘Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah.” Ketahuilah hal ini, dan hormatilah ia dengan sebenar-benarnya penghormatan, karena itu adalah perkara besar!

Di antara implikasi pengetahuan tentang perkara yang agung ini adalah hendaknya mereka tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya. Tetapi, Allah memperjelas dan memperkuat instruksi ini. Allah memberitahu mereka bahwa komando Rasulullah saw terhadap mereka itu didasarkan wahyu Allah atau ilham-Nya yang mengandung kebaikan, rahmat, dan kemudahan bagi mereka. Seandainya Rasulullah mengikuti kemauan mereka yang nampak baik, maka mereka pasti mereka menghadapi kesusahan dan beban berat. Karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi mereka daripada mereka sendiri, dan Rasul-Nya adalah pembawa rahmat bagi mereka dalam hal mengatur dan memilihkan yang terbaik bagi mereka:

“Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan..”

Kalimat ini mengandung inspirasi bagi mereka agar memasrahkan urusan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, memasuki Islam secara kaffah (totalitas), berserah diri terhadap takdir dan pengendalian Allah, serta menerima pesan-Nya tanpa membuat usulan kepada-Nya.

Kemudian Allah mengarahkan mereka kepada nikmat iman yang Allah telah tunjukkan mereka kepadanya, gerakkan hati mereka untuk mencintainya, mengungkapkan kepada mereka keindahan dan keutamaannya, menautkan jiwa mereka padanya; serta menjadikan mereka benci terhadap kekufuran, kefasikan, dan maksiat. Semua ini adalah sebagian dari rahmat dan limpahan nikmat-Nya:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (7-8)

Allah membuat pilihan untuk satu kelompok hamba-Nya, agar Allah melapangkan hari mereka untuk menerima iman, menggerakkan hati mereka kepadanya, dan menampakkannya indah di mata mereka, sehingga jiwa mereka cenderung kepadanya, serta memahami keindahan dan kebaikan yang ada di dalamnya. Pilihan ini merupakan fazhilah dan nikmat dari Allah, di atas segala fazhilah dan nikmat, bahkan nikat wujud dan kehidupan itu sendiri, yang pada hakikatnya tampak lebih rendah dibanding nikmat iman! Berikut nanti akan ada firman Allah Ta’ala, ‘Sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan..” (17)

Yang perlu diperhatikan di sini adalah peringatan kepada mereka bahwa Allah-lah yang menghendaki kebaikan ini untuk mereka, dan Dia-lah yang membebaskan hati mereka dari keburukan itu: kufur, fasik, dan maksiat. Dia-lah yang menjadikan mereka orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai kemurahan dan karunia dari Allah. Dan semua itu atas dilandasi pengetahuan Allah dan hikmah-Nya.

Penetapan hakikat ini juga mengandung inspirasi bagi mereka agar tunduk kepada instruksi dan manajemen Allah, meyakini kebaikan dan berkah bagi mereka di baliknya, tidak membuat usulan, tidak buru-buru, dan tidak gegabah dalam hal yang mereka duga baik bagi mereka, sebelum Allah membuat pilihan bagi mereka. Karena Allah memilih yang terbaik bagi mereka. Lagi pula, Rasulullah saw ada di antara mereka, dan menuntun mereka ke arah kebaikan. Inilah instruksi yang dimaksud dalam komentar ini.