Khutbah Iedul Fitri 1431 H: Badai Fitnah Menerpa Ummat Akhir Zaman

بسم الله الرحمن الرحيم

oleh

Muhammad Ihsan Tandjung

Masjid Baitussalam PP Laguna Radar AURI

01 Syawwal 1431 H / September 2010

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا

لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرونلآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده
لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمدالحمد لله الذي ألف بين قلوبنا فأصبحنا بنعمته إخواناالحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كلهولو كره المشركونأشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول اللهاللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنودهو من تبعهم بإحسان إلى يوم الدينفقال الله تعالى في كتابه الكريم:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍوَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah

Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa terima-kasih kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak ni’mat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Terutama marilah kita ber-terimakasih kepada-Nya atas ni’mat yang paling istimewa yang bisa diterima manusia. Tidak semua manusia mendapatkannya. Alhamdulillah kita termasuk yang mendapatkannya. Itulah ni’mat iman dan Islam, yang dengannya hidup kita menjadi jelas, terarah, terang, benar dan berma’na serta selamat di dunia maupun akhirat.

Sesudah itu, marilah kita ber-terimakasih pula kepada Allahu ta’ala atas limpahan ni’mat sehat-wal’aafiat. Ni’mat yang memudahkan dan melancarkan segenap urusan hidup kita di dunia. Semoga kesehatan kita kian hari kian mendekatkan diri dengan Allahu ta’ala. Dan semoga saudara-saudara kita yang sedang diuji Allah melalui aneka jenis penyakit sanggup bersabar menghadapi penderitaannya…bersama keluarga yang mengurusnya, sehingga kesabaran itu mengubah penyakit mereka menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Amien, amien ya rabbal ‘aalamien.

Selanjutnya khotib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah swt agar Dia melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan melalui ucapan sholawat dan salam-sejahtera kita kepada manusia pilihan yang mengajarkan kita hakikat iman dan islam… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah swt, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah swt layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.

Tak lupa khotib juga mengajak jamaah sekalian untuk mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin, mukminin, muwahhidiin dan mujahidin di berbagai belahan bumi yang sedang didera berbagai kesulitan. Baik karena bencana alam berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dan lain sebagainya. Maupun karena kezaliman fihak musuh-musuh Allah yang memerangi, memboikot, memfitnah hingga memenjarakan mereka. Ya Allah, berilah kesabaran kepada mereka dalam menghadapi berbagai ujian hidup ini. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Semenjak dahulu Al-Qur’an telah memperingatkan kita akan fitnah (profokasi) yang ditimbulkan oleh musuhNya dan musuh orang-orang beriman, yaitu syetan. Bahkan Allah mengkaitkannya dengan peristiwa fitnah paling pertama yang menimpa kakek moyang ummat manusia, yakni Nabiyullah Adam ‘alahis-salam.

يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat di-fitnah (ditipu) oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga.” (QS Al-A’raf 27)

Syethan merupakan musuh yang nyata yang sepatutnya senantiasa diperlakukan sebagai musuh. Dihadapi dengan kewaspadaan penuh, sikap non-kompromi dan “senjata” yang memadai. Bukan sebaliknya, dihadapi dengan jiwa santai, sikap kooperatif dan tanpa persenjataan cukup.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا

يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Fathir 6)

Dan perlu diingat bahwa musuh kita ini terdiri dari dua golongan makhluk, yaitu manusia dan jin. Inilah yang membuat pertarungan orang beriman menghadapi mereka menjadi sangat berat. Sebab kita hanya mampu mendeteksi salah satu diantara keduanya sedangkan yang satu lagi sungguh sulit, kecuali jika Allah izinkan. Wallahu a’lam.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin.” (QS Al-An’aam 112)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Lima belas abad yang lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan kita bahwa akan datang suatu masa dimana badai fitnah akan menyelimuti dunia sehingga mengancam iman kaum muslimin. Dan badai fitnah itu menjadikan dunia sedemikian gelapnya sehingga seorang muslim rela menjual agamanya yang mahal demi meraih kesenangan dunia yang murah. Sungguh suatu tindakan hina dan berbahaya.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki diwaktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telah menjadi kafir, dan diwaktu sore masih beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (AHMAD – 8493)

Sadarkah kita bahwa salah satu perkara penting yang sering diabaikan oleh ummat Islam dewasa ini ialah betapa terancamnya eksistensi iman kita? Sadarkah kita bahwa aneka serangan al-ghazwu al-fikri (perang pemikiran atau the battle of hearts and minds) secara sistematis berlangsung setiap hari merongrong keutuhan iman diri, anak dan isteri kita? Kian hari kian terasa betapa zaman yang sedang kita jalani dewasa ini merupakan potongan zaman yang sarat dengan fitnah. Inilah zaman yang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang berbunyi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan hidangannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah

Penyakit Al-Wahan alias ”Cinta dunia dan takut akan kematian” cukup hebat mendominasi ummat Islam dewasa ini. Penyakit ini muncul dikarenakan hebatnya pengaruh pemimpin dunia global dewasa ini yang terdiri dari kaum kuffar yang tidak faham apapun soal perkara kehidupan akhirat. Mereka memang sangat canggih dalam menguasai berbagai lini kehidupan menyangkut urusan lahiriah-materialistik kehidupan dunia. Namun soal kehidupan sejati di akhirat kelak, mereka sangatlah lalai dan tidak peduli bahkan tidak mempercayainya. Dunia secara global dewasa ini sedang dikendalikan oleh bangsa Ruum (Romawi) alias Barat Eropa-Amerika. Dan Allah menggambarkan peradaban Romawi kafir di dalam surah Ar-Ruum sebagai berikut:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7)

Para pemimpin global bangsa Romawi Modern ini dengan gencar, sistematis dan penuh kesungguhan berusaha keras mensosialisasikan faham materialisme dan sekularisme yang menjadi falsafah hidup mereka kepada segenap penduduk planet bumi. Tanpa kecuali ummat Islam di dalamnya. Dengan segenap sarana dan prasarana yang dimiliki mereka berusaha menjadikan setiap orang yakin bahwa hanya dengan menimbun materi-lah kebahagiaan bakal diperoleh. Hanya dengan memisahkan urusan dunia dari nilai-nilai agama atau keimanan-lah manusia akan mencapai kebebasan sejati.

Artinya, mereka berusaha menularkan nilai-nilai kekufuran yang ada dalam diri mereka kepada siapa saja, termasuk kita yang asalnya beriman. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin di berbagai belahan dunia mulai mengekor kepada pandangan hidup kaum kuffar pemimpin global dunia dewasa ini. Persis sebagaimana diprediksikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ

لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti tradisi/kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak-pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka." (MUSLIM – 4822)

Kepemimpinan barat atas dunia modern dewasa ini jelas mencerminkan dominasi the Judeo-Christian Civilization (peradaban Yahudi-Nasrani) atas ummat manusia, termasuk ummat Islam di dalamnya. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang terjangkiti virus ”taqlid” mengekor kepada tradisi dan jalan hidup mereka. Kita bukan sekedar mempermasalahkan maslah-masalah ringan seperti Birthday Party (pesta ulang tahun) atau Valentine’s Day. Namun yang kita prihatinkan betapa negeri-negeri muslim telah mengekor kepada mereka dalam berbagai tata kehidupan seperti sistem hukum, politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Allah SWT bahkan me-warning kita bahwa inilah karakter dasar kaum Yahudi dan Nasrani.

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani sekali-kali tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (tradisi/jalan hidup/agama) mereka. (QS Al-Baqarah 120)

Sungguh ironis menyaksikan bagaimana satu setengah miliar lebih kaum muslimin sedunia bisa menjadi korban sebuah peradaban yang terputus dari petunjuk Allah. Bagaimana mungkin suatu ummat yang memiliki Kitabullah Al-Qur’an yang Allah jamin kebenaran dan keasliannya dapat diarahkan oleh ummat-ummat yang Kitab Sucinya –yakni Taurat dan Injil- telah mengalami kontaminasi dan manipulasi di sana-sini?

Allah secara jelas-tegas memperingatkan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan kita ummat Islam siapa sesungguhnya kaum Yahudi ini:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

”Sesungguhnya kamu (Muhammad) dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS Al-Maidah ayat 82)

Bisa anda bayangkan bagaimana suatu kaum yang paling keras permusuhannya kepada orang-orang beriman akan bertingkah laku bilamana mereka memiliki kontrol atas segenap lini kehidupan. Baik itu ideologi, politik, ekonomi, perdagangan, keuangan, sosial, budaya, pendidikan, mass-media, hukum, militer dan pertahanan keamanan semuanya berada di bawah pengaruh dan kendali kaum Yahudi dewasa ini.

Hasilnya berupa berdirinya suatu peradaban modern yang disebut oleh Ahmad Thomson -seorang penulis muslim asal Inggris- sebagai sebuah Sistem Dajjal. Yaitu sebuah mega-proyek Tatanan Dunia Baru (baca: New World Order) yang memang sengaja dirancang demi menyambut kedatangan pemimpin yang mereka nanti-nantikan, yaitu si ”mata tunggal” Ad-Dajjal. Para pemimpin kafir skala global dewasa ini memang sengaja mempersiapkan sebuah tatanan kehidupan modern sebagai bentuk persembahan mereka kepada Ad-Dajjal yang mereka yakini bakal senang dan ridho terhadap usaha mega-proyek ini. Persis sebagaimana mereka tulis dalam bahasa Latin di atas The Great Seal dalam lembaran uang kertas satu dollar Amerika Serikat, yaitu Annuit Coeptis yang berarti He (God/The Eye/Providence) has favored our undertakings = Semoga Dia (Tuhan/Si Mata Tunggal/Yang Mencukupi) merestui usaha kami.

Jangan-jangan inilah zaman dimana badai fitnah yang muncul akan bermuara kepada hadirnya fitnah paling dahsyat, yaitu fitnah Ad-Dajjal.

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ

أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا

وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Ad-Dajjal, dan tidak ada orang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula dari fitnah (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menjemput fitnah Ad-Dajjal.”(HR Ahmad)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah

Banyak hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang berbicara mengenai era badai fitnah di Akhir Zaman ternyata sangat cocok menggambarkan keadaan dunia modern dewasa ini. Di antaranya dalam aspek penyimpangan hukum dan melemahnya semangat beribadah ummat:

َليُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ

تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang paling awal terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul shalat,” (HR Ahmad 21139).

Segenap negeri muslim hari ini lebih bangga dan percaya diri menerapkan hukum produk manusia daripada kembali kepada hukum Allah, hukum Islam, hukum berdasarkan Al-Qur’an. Bahkan kebanyakan muslim merasa alergi dengan gagasan penerapan syariat Islam. Kadang dengan ringannya dia berkomentar: ”Apa, memberlakukan hukum Islam?! Iih serem…!” Padahal Allah dengan tegas menyebut mereka yang menolak hukum Allah dan RasulNya sebagai kaum munafik…!

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ

رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS An-Nisa 60)

Dalam aspek keilmuan dan pendidikan:

إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ

Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda; "Menjelang kiamat terjadi, terdapat hari-hari yang ketika itu banyak kebodohan dan ilmu (agama) diangkat." (BUKHARI – 6538)

Di masa ini kita seringkali disajikan melalui TV gagasan-gagasan tidak bermutu dari kalangan yang memang tidak berilmu sedangkan orang yang benar-benar berilmu justeru hampir tidak pernah ditampilkan.

Dalam aspek ekonomi dan keuangan:

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ

إِلَّا آكِلُ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Benar-benar akan datang kepada manusia suatu zaman, tidak seorang pun dari mereka kecuali akan memakan riba. Dan barangsiapa tidak memakannya, maka ia akan terkena debunya." (IBNU MAJAH – 2269)

Bukan rahasia lagi bahwa sistem ekonomi ribawi mendominasi dunia dewasa ini. Padahal Allah dengan tegas mengancam akibat yang bakal terjadi jika kaum yang mengaku beriman turut menikmati riba yang masih disimpannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. (QS Al-Baqarah 278-279)

Dalam aspek perdagangan dan mata pencaharian:

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ مِنْ الْمَالِ بِحَلَالٍ أَوْ بِحَرَامٍ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh akan datang pada manusia suatu masa, seseorang tidak perduli lagi dari mana harta yang diperolehnya, (apakah dengan cara) halal atau haram." (AHMAD – 9247)

Dalam aspek budaya dan moralitas:

مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا … وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ

مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ

وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: … (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium aroma surga. Padahal aroma surga itu dapat tercium dari begini dan begini." (MUSLIM – 3971)

Dalam aspek politik dan kepemimpinan:

سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ

وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ

Rasulullah shollallahu’alaih wa sallam bersabda: “Akan muncul pemimpin-pemimpin yang kalian kenal, tetapi kalian tidak menyetujuinya. Orang yang membencinya akan terbebaskan (dari tanggungan dosa). Orang yang tidak menyetujuinya akan selamat. Orang yang rela dan mematuhinya tidak terbebaskan(dari tanggungan dosa).” (MUSLIM 3445)

Badai fitnah telah menyebabkan banyak muslim begitu saja mematuhi para pemimpin yang tidak berpedoman kepada petunjuk Allah dan RasulNya. Bahkan mereka malah ikut serta dalam perlombaan memperebutkan jabatan dan kekuasaan dalam sistem politik Sistem Dajjal ini, seolah mereka lupa atau tidak peduli dengan pesan Nabi shollallahu’alaih wa sallam :

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً

يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat, ia adalah seenak-enaknya penyusuan dan segetir-getirnya penyapihan." (BUKHARI – 6615)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Demikianlah gambaran badai fitnah yang menerpa ummat Islam di Akhir Zaman yang telah diperingatkan oleh pemimpin kita Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita yang hidup di masa ini justeru menjadi saksi kebenaran berbagai prediksi beliau. Semua rangkaian fitnah ini tidak terlepas dari berbagai makar dan rencana busuk musuh Allah sekaligus musuh orang-orang beriman yaitu para syethan, baik dari golongan jin maupun manusia. Dan apa yang khotib uraikan hanyalah sebagian kecil dari makar tersebut mengingat bahwa kita hanya diberi kesanggupan untuk mendeteksi gerak-gerik syethan golongan manusia.

Semoga berbagai amaliah Ramadhan tahun ini mampu menjadikan kita ummat yang benar-benar sabar menghadapi badai fitnah di Akhir Zaman sebagaimana disebutkan oleh Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya:

فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ

فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ وَزَادَنِي غَيْرُهُ

قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ

Sesungguhnya di belakang kalian akan ada hari-hari (yang kalian wajib) bersabar, sabar pada saat itu seperti seseorang yang memegang bara api, dan orang yang beramal pada saat itu pahalanya sebanding dengan lima puluh kali amalan orang yang beramal seperti amalnya." Abu Tsa’labah bertanya, "Wahai Rasulullah, seperti pahala lima puluh orang dari mereka?" beliau menjawab: "(Bahkan) seperti pahala lima puluh orang dari kalian (para sahabat)." (ABUDAUD – 3778)


Wallahu ‘alam bish-shawwaab.-

DOA

رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS 18:10)

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ

فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم ٌ

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS 59:10)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS 3:8)

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 3:147)

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا

حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا

وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 2:286)

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا

بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS 3:192-194)

اللهم إني أعوذبك بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab jahannam, azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim)