Menghidupkan Nilai Tradisional Ramadhan

Eramuslim.com – Kekayaan budaya masyarakat kita dalam menjalani Ramadhan merupakan hal yang patut disyukuri. Karena, jika saja kita mampu menghayati nilai yang terkandung di dalamnya, transformasi menuju bangsa yang bermartabat bukan lagi sekadar mimpi.

Ramadhan merupakan momen perubahan yang terisi dengan warna-warni tradisi. Sebagaimana sudah dikenal, ajaran universal apapun akan mengalami akulturasi jika berhadapan dengan tradisi lokal. Dan Ramadhan bisa jadi merupakan ritual dalam Islam yang mengalami akulturasi dengan variansi yang besar. Norma yang diajarkan dalam Ramadhan memunculkan ritual-ritual kreatif dari masyarakat, yang jika ditelisik lebih mendalam, mengandung hikmah yang relevan dalam keseharian.

Andre Moller, dalam disertasinya yang berjudul Ramadan in Java, The Joy and Jihad of ritual Fasting, mendokumentasikan keberagaman tradisi yang ada di masyarakat kita. Nyadran dan Padusan, ritus yang biasa dilakukan sebelum Ramadhan, menjadi salah satu yang menjadi bahasan. Upacara tradisional yang berupa mandi di air mengalir seperti sungai dan air terjun ini bertujuan untuk membersihkan diri sebelum menyambut Ramadhan. Nilai untuk senantiasa membersihkan jiwa dan raga menjadi hikmah yang tersirat di dalam ritual tersebut.