Tradisi Pasar Ramadhan di Johor Baru, Malaysia

Muslim di berbagai negara punya tradisi berbeda-beda dalam menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan. Masyarakat Muslim Malaysia di Johor  Baru misalnya, sangat senang melakukan buka puasa dengan menikmati makanan yang dijual di pinggir-pinggir jalan di pasar-pasar di kota itu. Menjelang adzan Maghrib tiba, yang menandai saat berbuka, warga Muslim Johor Baru berbondong-bondong ke pasar untuk membeli keperluan berbuka mereka.

Beraneka ragam panganan untuk berbuka bisa mereka dapatkan di pasar mulai dari makanan ringan yang siap dimasak, nasi ayam, mie dan makanan lainnya. Tapi diantara makanan-makanan itu, yang paling banyak diminati pembeli adalah nasi dan ikan.

"Nasi dan ikan harus ada di meja makan kami. Kami makan nasi dan ikan pada saat berbuka maupun sahur," kata Azatullah, seorang pedagan di pasar.Tak heran kalau nasi dan ikan menjadi makanan populer masyarakat Muslim di Malaysia. Karena negara Malaysia dikelilingi oleh perairan.

Pada saat Ramahdan, bisnis juice buah segar menjadi salah satu bisnis yang banyak dijumpai di pasar-pasar Ramadhan di Malaysia. Juice buah mulai dari yang kalengan sampai juice buah segar, termasuk cendol dan air kelapa menjadi penawar dahaga yang paling diminati Muslim Malaysia setelah seharian berpuasa. Yang paling banyak diminati, kata seorang penjual, adalah sari air kelapa segar.

Selain tempat penjualan makanan, yang ramai dikunjungi pembeli saat Ramadhan adalah toko-toko tekstil, toko pakaian dan toko-toko hiasan rumah. Toko-toko CD musik juga ramai diserbu pembeli yang mencari lagu-lagu bernuansa Ramadhan dan Idul Fitri.

Tradisi pasar Ramadhan di Malaysia ternyata menarik sebagian warga yang tinggal di negara-negara tetangga Negeri Jiran itu, misalnya dari Singapura. Seorang ibu warga Singapura mengaku datang ke Johor Baru untuk mencari suasana baru, karena di negaranya juga sebenarnya banyak sekali pasar.

Yang jelas, pasar Ramadhan mendatangkan rezeki bagi banyak warga Malaysia, karena pasar Ramadhan membuka kesempatan kerja bagi mereka. Hairoun mengaku pendapatannya bekerja di Pasar Ramadhan lebih besar. Ia bisa mendapat 5.000 ringgit pada bulan Ramadhan, sementara pekerjannya di perusahaan pengapalan hanya memberinya pendapatan 2.000 ringgit per bulan. (ln/iol)