Adakah Hadis Menjelaskan Sholat Fardu Dan Rakaatnya?

asalam mualaikum wr wbr pak ustdaz saya ingin menanyakan tentang sholat?adakah hadist yang shohih menyebutkan bahwa sholat lima waktu itu misal magrib harus 3 rakaat, shubuh 2 rakat dan sholat fardu lainya, dari mana imam imam mazhab mendapatkan petunjuk tentang rakaat sholat fardu tersebut? mohon kiranya pak ustadz dapat membantu saya karena ini penting buat keyakinan saya.semoga pak ustad dirahmati allah swt amin

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Shalat lima waktu telah ditetapkan Allah SWT lewat wahyunya, baik wahyu yang khusus yaitu Al-Quran, maupun wahyu dalam bentuk lain, yaitu sunnah Rasulullah SAW.

Istilah yang digunakan oleh para ulama untuk nama waktushalat itu pun bukan karangan mereka, melainkan berdasarkan wahyu yang turun dari langit lewat diri nabi Muhammad SAW. Meski bukan termasuk bagian dari Al-Quran Al-Kariem, namun hadits rasulullah SAW sebenarnya juga wahyu dari Allah SWT. Sebab apa yang disampaikan oleh belaiu SAW sesugguhnya hanyalah berasal dari Allah SWT.

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itumenurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 2-4)

Di antara hadits-hadits beliau SAW yang membicarakan nama waktu shalat adalah hadits berikut ini:

Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwa Nabi SAW didatangi oleh Jibril as dan berkata kepadanya,"Bangunlah dan lakukan shalat." Maka beliau melakukan shalat Zhuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian waktu Ashar menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat." Maka beliau SAW melakukan shalat Ashar ketika panjang bayangan segala benda sama dengan panjang benda itu. Kemudian waktu Maghrib menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat." Maka beliau SAW melakukan shalat Maghrib ketika mayahari terbenam. Kemudian waktu Isya` menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat." Maka beliau SAW melakukan shalat Isya` ketika syafaq (mega merah) menghilang. Kemudian waktu Shubuh menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat." Maka beliau SAW melakukan shalat Shubuh ketika waktu fajar merekah/ menjelang. (HR Ahmad, Nasai dan Tirmizy)

Di dalam Kitab Nailul Authar Al-Bukhari mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang paling shahih tentang waktu-waktu shalat. Selain itu ada hadits lainnya yang juga menjelaskan tentang waktu-waktu shalat. Salah satunya adalah hadits berikut ini:

Dari `Uqbah bin Amir ra bahwa Nabi SAW bersabda,"Ummatku selalu berada dalam kebaikan atau dalam fithrah selama tidak terlambat melakukan shalat Maghrib, yaitu sampai muncul bintang."(HR Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasululah SAW bersabda,"Dan waktu shalat shubuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari." (HR Muslim)

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang mendapatkan satu rakaat dari shalat shubuh sebelum tebit matahari, maka dia termasuk orang yang mendapatkan shalat shubuh. Dan orang yang mendapatkan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari terbenam, maka dia termasuk mendapatkan shalat Ashar." (HR Muslim dan enam imam hadits lainnya).

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,…"Itu adalah shalatnya orang munafik yang duduk menghadap matahari hingga saat matahari berada di antara dua tanduk syetan, dia berdiri dan membungkuk 4 kali, tidak menyebut nama Allah kecuali sedikit." (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Ibnu Majah).

Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Dan waktu shalat Ashar sebelum matahari menguning".(HR Muslim)

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW membaca ayat, "Peliharalah shalat-shalatmu dan shalat Wustha." Dan shalat Wustha adalah shalat Ashar. (HR Abu Daud dan Tirmizy dan dishahihkannya)

Dari Ibnu Mas`ud dan Samurah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Shalat Wustha adalah shalat Ashar." (HR Tirmizy)

Dari Abdullah bin Amar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Waktu Maghrib sampai hilangnya shafaq (mega)." (HR Muslim).

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Dan akhir waktu Maghrib adalah hingga langit menjadi hitam." (HR Tirmizy)

Jumlah Rakaat Shalat Lima Waktu 4 Rakaat Kecuali Maghrib dan Shubuh

عن عائشة قالت " فرضت الصلاة ركعتين, ثم هاجر النبي صلى الله عليه وسلم ففرضت أربعا

Dari Aisyah ra berkata,"Shalat itu diwajibkan dua rakaat, kemudian nabi SAW berhijrah, maka diwajibkan menjadi empat rakaat. (HR Bukhari)

ابن عباس " فرضت الصلاة في الحضر أربعا وفي السفر ركعتين " أخرجه مسلم

Dari Ibni Abbas ra,"Diwajibkan shalat 4 rakaat saat hadhar (tidak bepergian) dan dua rakaat saat bepergian." (HR Muslim)

Tuduhan Miring Kepada Para Ulama

Tuduhan bahwa para ulama mengarang nama-nama itu adalah tuduhan yang amat menyakitkan. Seolah kerja para ulama hanya mencoreng agama. Padahal tugas mereka amat berat, sementar atas semua jasa mereka, tidak satu pun yang membayarnya.

Para ulama sangat berbeda dengan para pendeta yahudi dan nasrani, yang kerjanya memutar balik ayat Allah SWT, menjualnya dengan harga yang sedikit, bahkan memalsukan dengan hasil rekayasa mereka sendiri.

Para ulama Islam adalah orang-orang yang sejak awal sudah takut neraka dan siksaan pedihnya. Mereka adalah tipe orang yang paling takut kepada Allah SWT, dibandingkan semua manusia. Sebagaimana informasi langsung dari Allah SWT:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir: 28)

Sebenarnya kecurigaan yang dituduhkan kepada para ulama adalah bagian dari propaganda kalangan orientalis dalam rangka menghacurkan umat Islam. Dengan beragam tuduhan keji, para orientalis ini rajin mengembangkan issue murahan yang intinya memarjinalkan peran para ulama. Sebagian dari ulama ada yang dituduhkan sebagai tukang bohong dan mengarang-ngarang agama.

Tetapi ujung-ujungnya amat jelas, mereka ingin agar para ulama itu dijauhi umatnya. Sehingga dengan mudah umat Islam ini bisa diperdaya, ditipu, dibohongi dan diselewengkan. Kalau umat Islam sudah membenci para ulamanya sendiri, maka sebentar kemudian mereka sudah bisa ditelan bulat-bulan oleh para oreintalis kafir nan durjana.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc