Adakah Perintah dari Rasulullah Tentang Sholat Malam Berjama'ah?

Salam,

YTH UST. H. Ahmad Sarwat, Lc.

Seperti yang saya ketahui tentang Hadist Tarawih (tarawih) yang disunahkan tuh kan sholat malamnya, tapi ana kok lom ketemu yah, hadist tentang perintah Tarawih dari Rasulullah langsung.

Malah ana hanya menemukan

1. Rasulullah 2-3 hari sholat malam ramadhan di masjid lalu diikuti dari belakang, sesudah itu tidak lagi Rasulullah muncul di hari ke-4 dan seterusnya

2. Rasulullah diintip sedang melakukan sholat malam di dalam rumahnya, dan beberapa sahabat akhirnya sholat di masjid, kemudian adayangberijtihad karena banyaknyayangsholat sendiri-sendiri di masjid, akhirnya di susruh berjamah

Apakah ijtihad ini yang menjadi dasar sholat tarawih?Kenapa Rasulullah tidak mensyiarkan secara langsung tentang perintah tarawih berjamaah?

Syukran katsir,

Wasalam-reno

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa yang antum sampaikan memang benar, bahwa tidak ada perintah langsung dari Rasulullah SAW untuk melakukan shalat tarawih. Bahkan meski pernah melakukannya, namun boleh dibilang shalat tarawih berjamaah di masjid hanya 2 kali saja beliau lakukan seumur hidupnya.

Malam ketiga, beliau sama sekali tidak keluar dari rumah, padahal orang-orang sudah menunggu-nunggu beliau untuk shalat tarawih berjamaah di masjid. Ternyata beliau memang tidak mau keluar. Terakhir, terdengar keterangan bahwa beliau memang sengaja tidak mau melanjutkan tarawih berjamaah di masjid, lantaran takut bila Allah SWT mewajibkan shalat sunnah itu.

Itulah dalil tentang shalat tarawih, sekarang ini hukumnya sunnah karena tidak jadi diwajibkan. Dan memang khusus disunnahkan di dalam bulan Ramadhan saja. Beliau SAW tidak pernah melakukannya di luar bulan Ramadhan.

Bilangan Rakaat

Sayangnya, tidak ada satu pun riwayat yang shahih menyatakan bilangan rakaatnya. Sehingga jumlah rakaat tarawih menjadi bervariasi di kalangan ulama. Bukan hanya 11 rakaat dan 23 rakaat, tapi bahkan ada juga yang melakukannya sampai 36 rakaat.

Di antara yang paling kuat adalah yang dilakukan oleh para shahabat nabi SAW secara ijma’, setidaknya untuk ukuran penduduk Madinah. Mereka melakukannya dengan 20 rakaat di masa khalifah Umar bin Al-Khattab. Para ulama yang mendukung pendapat ini mengatakan bahwa mustahil para shahabat nabi itu bersepakat untuk mengarang-ngarang sendiri angka 20 rakaat. Pastilah mereka meniru dari nabi SAW ketika pernah melakukan 2 kali shalat tarawih.

Namun yang pasti, shalat tarawih yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW itu dilakukan di masjid, berjamaah dan dilakukan ba’da shalat ‘Isya’. Para ulama sepakat mengatakan bahwa shalat tarawih ini berbeda dengan qiyamullail atau tahajjud.

Qiyamullail atau tahajjud adalah shalat malam setelah tidur, dilakukan oleh Rasulullah SAW, biasanya dengan sendirian meski pernah juga dilakukan dengan berjamaah. Shalat ini dilakuakn pada tengah atau akhir malam dan yang pasti bukan hanya di dalam bulan Ramadhan. Tetapi di luar bulan Ramadhan sekalipun, beliau tetap terbiasa melakukan shalat tahajjud.

Hukum tahajjud Berjamaah

Adapun kalau ditanya, bolehkah kita melakukan shalat tahajjud dengan cara berjamaah, maka hukumnya boleh dan bahkan ada masyru’iyahnya. Sebab dahulu Rasulullah SAW pernah melakukannya juga dengan para shahabat. Sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa tahajjud berjamaah hukumnya haram.

Hudzaifah meriwayatkan, “Aku shalat bersama NabiSAW pada suatu malam. Beliau memulai bacaan (sesudah al-fatihah) dengan surat Al-Baqarah. Dalam hati aku berkata, ‘Beliau pasti ruku setelah membaca seratus ayat….” (HR Muslim).

Abu Wail meriwayatkan bahwa Abdullah berkata, “Aku shalat bersama rasulullah saw. beliau memanjangkan bacaan sampai aku punya niat buruk.’ Ia ditanya, “Apa niat burukmu itu?” “Aku berniat duduk dan meninggalkannya.” (HR Muslim)

Dua riwayat di atas tegas sekali menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan shalat tahajjud berjamaah. Maka sama sekali tidak ada larangan bila kita melakukannya dengan berjamaah pula.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc