Apa Arti Ramadhan Bagi Kehidupan Anda?

Shaum Ramadhan akan menjelang beberapa saat lagi. Kewajiban menjalankan ibadah shaum ini, dilaksanakan oleh kaum-kaum terdahulu, yang tujuannya untuk menjadikan umat ini menjadi mukmin yang muttaqin. (al-Qur’an : Al-Baqarah : 183).

Menurut Abul A’la al-Maududi, ibadah shaum di bulan Ramadhan ini, sebagai bentuk penghambaan seorang hamba kepada Rabbnya secara total. Sebuah bentuk ketaatan yang menyeluruh kepada Allah Rabbul Alamin. Seorang hamba yang menyerahkan dirinya melalui ibadah shaum dengan penuh ketulusan dan ketundukkan, dan semata-mata ingin mendapatkan ridho-Nya. Inilah perwujudan seorang hamba yang mukhlis. Karena ibadah shaum itu, sebuah ibadah yang merupakan bentuk hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semata. Tidak ada yang tau, seorang hamba itu shaum atau tidak, karena sifatnya sangat pribadi.

Mungkin seorang hamba, di rumah nampak melaksanakan shaum, tetapi bisa saja di jalan berbuka, dan ketika kembali ke rumahnya, bersama dengan keluarganya ikut berbuka dengan keluarganya. Sehingga kehidupan ini berlangsung seperti biasa. Tidak ada atsarnya (bekasnya) dalam kehidupan yang riil.

Di Indonesia begitu banyak yang menjalankan ibadah shaum ini. Dari yang kaya sampai yang miskin. Dari presiden sampai rakyat jelata. Dari ulama sampai orang awam.

Semuanya ikut menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan. Masjid-masjid ramai di malam hari. Beribadah. Shalat taraweh. Tadarus Al-Qur’an. Mendengarkan tausiah dari para ulama dan da’i. Selama satu bulan. Bahkan, belakangan ini bukan hanya masjid, mushola, yang ramai menjadi tempat ibadah. Tetapi, hotel-hotel, dan berbagai tempat yang eksklusif juga menyelenggarakan acara berbuka, dilanjutkan dengan shalat maghrib, serta tarawih. Kantor-kantor pemerintahan, swasta, dan BUMN, menyelenggarakan kegiatan Ramadhan.

Seperti saat menjelang shalat Dzhuhur, yang dilanjutkan dengan ceramah agama, yang semua isinya berorientasi tentang Ramadhan. Kehidupan hampir seluruhnya diisi dengan kegiatan Ramadhan. Selebihnya, kantor-kantor mulai tutup di siang hari, pukul 14.00 siang, para pegawai sudah bergegas meninggalkan kantor, tujuannya agar dapat bergabung dengan keluarganya untuk berbuka.

Masjid-masjid menyediakan makanan dan minuman bagi jamaah masjid, atau masyarakat sekitarnya yang ingin berbuka di Masjid dan mushola. Semua kegiatan ini terasa semakin inten dijalankan dikalangan masyarakat. Di bulan Ramadhan suasanya menjelma menjadi sangat penuh dengan kedamaian. Teduh. Di berbagai Masjid dan Mushola serta Majelis Ta’lim juga menyelenggarakan acara yang menyambut Ramadhan dengan penuh suka-cita. Di kampung-kampung menyelenggarakan pawai menyambut ramadhan. Berbagai ceramah tausiah diselenggarakan yang tujuannya juga dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.

Tentu, seperti yang digambarkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauzi, ibadah shaum adalah sebuah bentuk tadzkiyyatun nafs (pencucian jiwa), sehingga manusia menjadi bersih, dan kembali kepada fitrahnya. Seperti bayi yang baru lahir.

Memang tidak mudah untuk menjadikan shaum di bulan Ramadhan ini, sebagai wasilah tadzkiyyatun nafs, karena betapa bi’ah (lingkungan) yang sudah sangat kotor, seakan-akan shaum itu, yang berlangsugn di bulan Ramadhan menjadi sebuah rutinitas, yang tak berbekas sedikitpun. Sehingga, jiwa-jiwa yang menjalani shaum di bulan Ramadhan itu, kembali terkotori oleh kehidupan duniawi, yang memang itu menjadi kesenangan manusia.

Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, beliau sehari puasa sehari, dan sehari berbuka. Agar ketika lapar dapat bershabar, dan ketika kenyang selalu dapat bersyukur. Lukmanul Hakim, mengatakan, seorang yang selalu perutnya kenyang, tak akan mampu melaksanakan ibadah, dan dijauhkan dari kedekatannya dengan Allah Azza Wa Jalla. Imam Ghazali dalam kitabnya, yang masyhur, Ihya’ Ulumuddin, mengatakan, ‘Janganlah perutmu engkau jadikan kuburan binatang’.

Sejatinya apa arti shaum bagi kaum muslimin dan mukminin, yang sebentar lagi akan menjalaninya di bulan Ramadhan ini?

+++

Dengan ini rubrik dialog sebelum kami tutup, dan kami menyampaikan terima kasih atas perhatian dan partisipasinya para pembaca dalam rubrik ini.