Refleksi Momentum Hijriah

Tak terasa hari demi hari terlewati begitu berarti bagi setiap insan yang beruntung. Dan seolah-olah tak terasa meninggalkan kenangan bias bagi insan yang merugi. Dua kalimat inilah yang membedakandua jenis manusia yang ada di muka bumi ini.

Mereka orang-orang yang beruntung adalah orang-orang yang senantiasa melalui hari demi hari, waktu demi waktunya untuk aktivitas-aktivitas amal. Setiap waktunya dilalui dengan kata muroqobah yang menjadikan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulutnya adalah mutiara jiwa bagi setiap orang yang mendengarnya.

Orang-orang yang merugi adalah orang-orang yang menghabiskan waktunya perbuatan dosa dan maksiat yang kedepannya membuat hatinya gelap gulita dan tak merasakan ketenangan jiwa, bahkan terkesan kering dan tak tahu arah dan tujuan.

Momentum pergantian tahun hijriah tahun ini bisa dikatakan cukup berbeda dibanding tahun sebelum-sebelumnya. Tahun hijriah ini kita sebagai muslim yang ada di Indonesia sudah banyak sekali melihat kebesaran dan kekuasaan Alloh SWT lewat berbagai musibah dan ujian yang silih berganti datang di negeri tercinta ini. Mulai dari banjir di jakart, gunung wassior, tsunami di mentawai dan terakhir letusan gunung merapi. Sudah cukup Alloh berikan peringatan bagi kita untuk senantiasa bermuhasabah dan lebih mendekatkan diri kepada Alloh, Sang Pencipta alam semesta ini. Kalau kata penyanyi Ebiet G Ade, mungkin alam ini sudah bosan melihat tingkah kita….dst

Dari sebanyak runtutan peristiwa yang telah kita saksikan dalam menyambut pergantian tahun hijriah 1432H ini seharusnya kita menjadikan momentum Hijriah ini sebagai refleksi dari segala perjalanan spritual kita di muka bumi ini, sudah sebanyak apa amal yang sudah kita lakukan untuk sesama??.Sudah sejauh apakan kita berlari memberikan kebermanfaatan dan kemaslahatan untuk ummat ini??. Sudah layakkah kita dipanggil oleh Alloh dengan seruan khoirunnas??. Atau kita sudah lupa dan pura-pura tidak sadar dengan berbagai nikmat Alloh SWT yang diberikanNYA kepada kita???

Refleksi momentum hijriah seharusnya mengajarkan kita seperti halnya hakekat bulan Muharam yang telah disyariatkan Alloh pada zaman Rasul dan para sahabat. Hakekat Muharam yang penuh ketentraman, kedamaian, dan kasih sayang diantara manusia, yang ditandai oleh Alloh dilarangnya perang saat zaman Rasul dan para sahabat.

Sudah selayaknya kita menjadi orang yang lebih mendahulukan hajat saudara seiman kita yang sedang dalam kesulitan, baik itu di belahan bumi khatulistiwa ini ataupun belahan bumi yang lain seperti di Afghanistan, Palestina dan negeri-negeri muslim teraniaya lainnya.

Apakah kita sebagai saudara seimannya hanya diam begitu saja dan tanpa memberikan kontribusi sedikit pun terhadap saudar-saudara kita disana. Bukankah Rasulullah sudah menyampaiakan bahwa seorang muslim adalah ibarat satu tubuh, jikalau ada salah satu bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain pun akan ikut merasakan deritanya. Dan hal ini Rasulullah pertegas lagi dalam hadist arba’in yang ketigabelas,

"Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR.BUKHORI DAN MUSLIM)”.

Ayo sahabat ku -yang semoga curahan Rahmat Alloh selalu tercurahkan pada diri antum semua- kita jadikan momentum 1 MUHARAM ini sebagai momentum kita untuk berubah dan berbenah diri menjadi insan yang senantiasa berkontribusi pada perubahan dan perbaikan akhlaq ummat saat ini. Jadikan momentum ini sebagai ajang bagi kita semua belajar, memperluas wawasan, dan berjamaah dalam mencapai tujuan bersama sebuah negeri yang baidatun toyyibatun warobun ghofur.

1432 H semoga menjadi tahun penuh barokah bagi bangsa ini, menjaditahun yang lebih baik dari sebelumnya, menjadi tahun bersatunya Ummat Muslim seluruh dunia, tahun kemerdekaan bagi saudara-saudara kita di Palestine dan tahun dimana menjadi akhir dan pemablasan dari Alloh bagi musuh-musuh Agama ini..,TAKBIR,,,ALLOHU AKBAR..!!!!

Dwi Wahyu Purnomo, Ketua Keluarga Muslim Teknik FT UGM
[email protected]
semangattakkenalhenti.blogspot.com