Mengulang Rantai Emas Kejayaan

Kondisi umat Islam hari ini benar-benar sesuai dengan yang pernah di gambarkan Nabi 14 abad yang silam, bagaikan buih di tengah lautan yang terombang-ambing mengikuti arah angin. Bahkan seperti semangkok makanan yang di kerumuni oleh bangsa-bangsa asing. Tidak ada lagi rasa takut dan segan kepada kaum muslimin.

Mereka bahkan secara terang-terangan menjajah negara-negara Islam dengan berbagai alasan. Wibawa umat Islam yang dulu pernah mengukir kejayaan selama 14 abad lamanya kini berada di ujung tanduk.

Salah satu yang menjadi sebab kemunduran umat Islam hari ini adalah karena sebagian besar umat Islam memandang sebelah mata ilmu-ilmu sains dan teknologi. Akibatnya dunia Islam tertinggal jauh dari Barat.

Umat Islam cenderung memaknai ilmu Al-Quran sebatas pada ilmu-ilmu aqidah, fiqih, ibadah, dan akhlak saja. Padahal Al-Quran sendiri banyak berbicara tentang ayat-ayat kauniyah yang berkaitan dengan alam semesta. Bahkan banyak ayat didalam Al-Quran yang menantang umat Islam untuk berfikir, melihat, dan meneliti tentang alam semesta.

Ketika Alloh berfirman dalam Al-Quran “sesungguhnya kami menyelamatkan jasadmu (fir`aun) agar menjadi tanda-tanda (pembelajaran) bagi orang-orang setelahmu” dalam surat Yunus ayat 92, seharusnya para arkeolog muslim tertantang oleh ayat ini untuk mengadakan penelitian dan pencarian terhadap jasad fir`aun sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-Quran tadi. Namun ternyata itu tidak di lakukan, dan justru yang menemukan jasad fir`aun adalah ilmuan barat yang bernama Loret pada tahun 1896.

Ketika Alloh berfirman tentang langit dan bumi yang dulunya bersatu padu, kemudian Alloh memisahkan antara keduanya, seharusnya para ilmuan Muslim tertantang untuk mengadakan observasi tentang hal ini. Namun teori ledakan besar (big bang) justru di temukan oleh orang-orang Barat. Padahal Alloh telah memberikan isyarat-isyarat dalam Al-Quran sebagai sebuah sinyal untuk di teliti dan di observasi. Masih banyak lagi ayat-ayat dalam Al-Quran yang berbicara masalah ilmu pengetahuan. Bahkan jumlahnya mencapai lebih dari 1000 ayat.

Maka, solusi untuk mengembalikan lagi kejayaan umat Islam adalah kembali kepada Al-Quran dan As-sunnah secara kafah / totalitas dan tidak sepotong-sepotong. Artinya, kita tidak boleh berhenti pada ilmu-ilmu aqidah, fiqih, ibadah, dan akhlak saja. Namun juga harus mau membuka mata untuk belajar ilmu-ilmu sains dan teknologi sebagaimana yang banyak di singgung dalam Al-Quran. Paradigma ini harus mulai kita bangun dari sekarang.

Di Indonesia, kata ulama selalu di lekatkan pada orang-orang yang ahli dalam hal agama. Namun jika kita mengkaji dalam Al-Quran, ternyata kata ulama ini bukan hanya label untuk seorang yang ahli agama saja, namun di nisbatkan pada orang yang ahli dalam ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum seperti ilmu alam.

Karena kata ulama dalam firman Alloh “…sesungguhnya orang-orang yang takut pada Alloh adalah para ulama`” ternyata jika kita melihat konteks ayat sebelumnya justru berbicara tentang air, langit, gunung-gunung dan binatang-binatang.

FAHRI HIDAYAT – Guru Sejarah Peradaban Islam SMP-SMA MBS Yogyakarta. Mahasiswa program pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dapat di hubungi di nomor: 081392791678. Atau www.fahrihidayat.blogspot.com