Belajarlah Mendengar Wahai Penguasa

Indonesia adalah negeri yang serba unik dan antik, dimana penduduk mayoritas muslim tapi dalam praktek kehidupan bernegara selalu tersisihkan dan tidak pernah di dengar aspirasinya oleh para penguasa, sungguh kenyataan ini terjadi di depan mata dan diskriminasi ini terus berlanjut dari dahulu hingga sekarang.

Dari isu penodaan agama dan teroris, umat Islamlah yang paling dirugikan saat ini, kasus penangkapan Ustad Abu Bakar Baasyir dan Penembakan aktivis Islam yang dituduh teroris adalah contoh dimana penguasa bungkam seribu bahasa dan pura-pura tidak tahu bahwa agama Islam dilecehkan dan dinistakan, alih-alih melarang aliran sesat yang menodai agama Islam tapi malah terkesan membiarkan dan secara kasat mata mendukung menjamurnya aliran sesat.

Tapi bila umat Islam melakukan protes dan melakukan pembelaan terhadap agamanya, tuduhan dan stigma teroris tanpa didasari bukti yang valid akan mampir ditubuh umat Islam, ini adalah bukti bahwa standar ganda yang dilakukan oleh penguasa terhadap umat Islam dilakukan secara sistematis dan di fasilitasi oleh negara yang notabene umat Islam adalah penghuni mayoritas negeri ini.

Inilah akar masalah kenapa timbul sikap perlawanan terhadap penguasa, dikarenakan penguasa tidak juga mendengar dan memahami aspirasi umat Islam, seandainya penguasa mau belajar mendengar dan tidak bersikap represif terhadap umat Islam, maka kekerasan selama ini tidak mungkin terjadi.

Sebenarnya tuntutan umat Islam sangat sederhana dan tidak berlebihan, yaitu di tegakkannya hukum Islam dalam bernegara dan masyarakat secara menyeluruh, ini adalah keinginan yang wajar, karena 80% penghuni negeri ini beragama Islam.

Tapi karena ketakutan yang tidak mendasar dan prasangka tanpa bukti bila syari’at Islam ditegakkan akan menindas kaum minoritas, hal ini membuat penguasa alergi dengan semua yang berbau penerapan syari’at Islam tanpa didasari bukti yang valid.

Padahal sejarah telah membuktikan dimasa Islam berkuasa ribuan tahun tidak pernah terdengar ada diskriminasi terhadap pemeluk agama lain, semua hidup rukun dan sama dalam hak untuk hidup dan mendapat jaminan keamanan tanpa membeda-bedakan kepercayaan yang di anut.

Dan syari’at Islam juga jawaban dari semua permasalahan yang menimpa negeri ini, yang telah gagal dalam memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada penduduknya, yang menjadikan manusia sebagai manusia yang utuh bukan sebagai alat produksi atau makhluk bernyawa tanpa jiwa.

Jadi, hendaknya mulai sekarang penguasa mulai belajar memahami keinginan umat Islam dan bukan hanya ingin di pahami dan memaksakan kehendaknya yang terbukti menyengsarakan rakyat banyak dan menelan korban orang-orang tak bersalah.

Sudah cukup umat Islam yang menjadi korban konspirasi untuk melangengkan kekuasaan dan membunuh umat islam untuk kepentingan asing yang ingin negeri ini selalu kacau hingga mereka bisa terus melangengkan penjajahanya terhadap negeri yang kita cintai ini.

Maka kepada para penguasa negeri ini mari kita taddaburi ayat-ayat ini, bahwa solusi permasalahan kita bukan menjadi budak penjajah dan membunuh umat Islam yang tidak berdosa, solusi itu adalah sikap iman dan takwa yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah Rasul, dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena niat kita yang sama agar tercipta kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera.

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al-A’raf: 96).

Ya Allah saksikan hamba-Mu telah menyampaikannya

Wallahu a’lam bish shawab

Hanif Abdullah; aktivitas sekarang adalah penggiat disebuah komunitas yang menyerukan penegakkan syariat islam secara kaffah yaitu Sharia4indonesia Community. tentang aktivitas itu bisa diliat di http://sharia4indonesia.com