Antara Pilpres dan Invasi Militer Israel ke Gaza

pilpresOleh : Abu Fikri (Aktivis Gerakan Revivalis Indonesia)

Penghitungan akhir hasil riil count Pilpres 2014 tinggal beberapa hari lagi. KPU menyampaikan bahwa penghitungan resminya pada tanggal 22 Juli 2014. Proses perjalanan rilis hasil riil count itu dilakukan di tengah masifnya opini media memberitakan invasi Israel ke Gaza. Yang menimbulkan reaksi protes dan kecaman keras oleh berbagai negara dari berbagai elemen masyarakat. Khawatir kehilangan momentum para capres cawapres pun juga ikut memberikan kecaman. Bahkan ada diantaranya yang memberi sumbangan. Nampaknya invasi Israel tanpa henti ini senantiasa mengiringi sampai dengan penghitungan akhir suara Pilpres. Di antara alasan secara yuridis formal kenapa sulit memberi sanksi hukum internasional kepada Israel. Di tengah upaya Indonesia melalui Marty Natalegawa yang lagi menghimpun beberapa negara menyeret Israel ke Mahkamah Internasional adalah karena Israel tidak termasuk menjadi anggota International Criminal Court disingkat ICC (Pengadilan Pidana Internasional). Salah satu sub organ PBB berpusat di Denhaag Belanda.  Yakni pengadilan bagi individu atau institusi (negara, badan dll) yang melakukan kejahatan perang, genosida dan ham. Dalam statuta Roma 1998 yang menjadi dasar berdirinya ICC, hanya anggota ICC saja yang bisa diseret. Sementara Israel dan Amerika tidak masuk menjadi anggota. Inilah kerangka legislasi internasional yang dipersiapkan jauh hari sebelumnya sebagai legitimasi kolonialisasi dan imperialisasi AS dan Israel. Termasuk agresi militer ke berbagai negara. Sebuah permainan desain kerangka legislasi yang dipraktekkan juga di level nasional. Dan sejarah tidak bisa diputar. Contoh lain tentang dominasi negara-negara kafir muharibban fi’lan AS, Israel bersama sekutu-sekutunya adalah pemberian hak veto Dewan Keamanan PBB yang jumlahnya terbatas. Hanya pada segelintir negara pasca perang dunia. Pemberian hak veto itu menjadi momentum awal dominasi negara-negara adi daya yang notabene kafir muharibban fi’lan terhadap berbagai negara. Sindikasi abadi AS dan Israel tidak akan pernah bisa dipisahkan kecuali terjadi dengan apa yang disebut di dalam hadits “malhamah kubro”. Sebuah peperangan besar kaum muslimin dari berbagai negara melawan negara-negara kafir muharibban fi’lan.

 

Dominasi oleh AS dan Israel bersama sekutu-sekutunya tidak bisa dipungkiri. Termasuk dalam bentuk intervensi secara politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara politik, adalah Jokowi yang telah merekomendasikan IMB Kedubes AS di Jakarta sebaga pusat operasi intelijen paling strategis. Inilah salah satu prestasi terbesar Jokowi memperkokoh dan memperkuat pintu masuk penjajahan AS di Indonesia. Dari salah satu indikator ini maka logis jika AS sangat berkepentingan mengantarkan Jokowi pada jenjang RI 1. Meski dugaan adanya intervensi asing terhadap pilpres dibantah oleh SBY. “Saya bersumpah dan mengajak warga Indonesia, kalau ada kemelut mari kita selesaikan sendiri, tidak perlu ada pihak lain untuk jadi wasit atau juru damai,” tegas Presiden SBY yang dikutip di Setkab, Selasa (15/7/2014). Statement SBY itu disampaikan di tengah opini media tentang isu kemungkinan kedatangan Bill Clinton ke Indonesia. Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Clinton memiliki kedekatan dan hubungan khusus dengan James T Riady yang banyak mensupport dana baik pilpres di AS maupun Indonesia. Jika benar-benar datang maka jelas ini bukanlah kunjungan biasa tanpa pretensi politis. Melainkan sangat berkaitan erat dengan kepentingan ikut menentukan bagaimana peta konstelasi politik negeri ini ke depan. Yakni tetap dalam koridor bisa mengamankan bahkan melindungi kepentingan AS dan sekutu-sekutunya di Indonesia. Secara faktual, dibanding dengan Jokowi di mata AS maka sosok Prabowo tidak begitu disukai. Baik karena berkaitan dengan catatan masa lampau. Atau Prabowo relatif sulit dikendalikan secara personal karena sedikit punya integritas visi-misi. Dan Prabowo disinyalir memiliki cukup kedekatan dengan parpol-parpol islam. Walaupun secara prinsipiil keduanya sama yakni tidak akan bisa keluar dari jebakan intervensi asing yang sedemikian menggurita. Baik melalui kerangka legislasi maupun mafia departemen-departemen strategis. Indikasi kemenangan Prabowo atas perhitungan riil count. Di tengah saling klaim kemenangan antara kedua kubu. Dan sebagian besar quick qount yang memenangkan Jokowi-JK menjadi catatan khusus AS. Disinilah barangkali relevansi dan urgensi isu kedatangan Clinton. Maka adanya dugaan intervensi asing sebagaimana juga disinggung oleh Prabowo bukanlah isapan jempol belaka. Tulisan ini tidak sedang untuk membela seraya memojokkan salah satu diantara capres cawapres. Melainkan sekedar menunjukkan bahwa gurita intervensi asing di negeri ini terutama AS begitu masif. Dan pintu masuknya adalah melalui kerangka legislasi yang lahir dari sistem politik yang berlaku di negeri ini. Dengan kata lain penjajahan gaya baru yang berlaku saat ini oleh para penjajah sudah sedemikian canggih. Menggunakan kombinasi kekuatan opini media, intervensi politik ekonomi, invasi militer dan kerangka legislasi.

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini mestinya menjadi momentum kesadaran bagi kaum muslimin untuk mendorong penguasa benar-benar menjadi penguasa yang mampu melindungi kepentingan rakyatnya. Bukan menjadi pecundang yang membebek pada kepentingan asing. Di sisi lain umat islam berbagai elemen/komponen mestinya sadar pentingnya membangun komunikasi dan ukuwah islamiyah menghadapi musuh. Memetakan secara jelas mana lawan dan mana kawan. Ingatlah firman Allah Subhanahu Wa Ta’alla : [QS At Taubah Ayat : 71] “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Wallahu a’lam bis shawab.